Merindukan Rasa Rindu - Part 3 - Kue Coks

 *KUE COKS*


Setelah pertemuan pertama itu, rasa cemasku itu pun akhirnya sirna. Ternyata Resti juga memendam perasaan yang sama sepertik. Dia memberitahuku bahwa dia juga cemas karena takut aku tidak akan menyukainya setelah bertemu langsung dengannya di hari itu. Ternyata dugaan kami berdua tersebut benar-benar salah. Setelah pertemuan yang singkat itu, rasa rindu dan cinta justru semakin tumbuh subur dan mekar di dalam hati kami.


Earphone yang kuberikan padanya di hari itu ternyata hampir tidak ada yang laku. Tidak mengapa, aku tidak mempermasalahkan hal tersebut asalkan dia tetap bersamaku. Kami mulai merintis masa depan bersama-sama. Rencana dan niat untuk beranjak menuju ke jenjang yang lebih serius semakin bulat. Dia mengajakku untuk membuka usaha kecil, usaha itu adalah usaha jualan kue. Kue tersebut adalah kue coklat sereal. Kami menamainya dengan kue Coks, yaitu perpaduan kata antara coklat dan sereal. 

Setelah mencatat semua bahan-bahan yang dibutuhkan dan sekaligus juga menghitung semua modalnya, kami pun sepakat untuk bertemu. Aku membelikan semua bahan-bahannya, dan kemudian memberikan bahan-bahan tersebut kepadanya. Singkat cerita, usaha kecil-kecilan kami yang pertama itu pun akhirnya resmi dimulai.

Hari itu, aku dan kawanku bg Fai pergi keluar daerah untuk mencari penghasilan tambahan. Kami pergi ke daerah Pesisir selatan, dan kemudian beranjak menuju Provinsi Bengkulu untuk mencari kelapa muda menggunakan mobil. Sial sekali, setelah menempuh perjalanan yang sejauh itu, ternyata kami tidak menemukan apapun, akhirnya kami pun segera bertolak pulang saat hari telah mulai beranjak sore.

Kami berhenti di sebuah warung kopi untuk beristirahat sejenak. Di seberang jalan, aku melihat ada sebuah toko baju. Aku pun segera menghampiri toko tersebut untuk membeli sebuah baju kaos putih dengan lengan panjangnya yang berwarna navy. Setelah itu, kami pun segera bertolak pulang menuju Kerinci.

Dalam perjalanan pulang itu, tiba-tiba saja wajah Resti terbayang di benakku. Wanita itu benar-benar membuatku menjadi semakin gila, aku semakin jatuh cinta kepadanya. Saat aku membuka ponselku, aku melihat ada banyak sekali pesan yang dikirim olehnya. Aku sungguh begitu senang. Dia bilang padaku bahwa dia merindukan aku. Dia juga mengingatkanku agar aku jangan lupa makan dan sholat. Aku bahagia, bahagia atas kasih sayang dan perhatian yang dia berikan. Dia bahkan juga mengirimkan foto dirinya yang tersenyum manis sambil mengenakkan baju tidur yang bermotif bunga. Rambutnya yang hitam dan tebal membuat wajahnya semakin anggun dan cantik. Entah mengapa pula aku merasa seakan-akan dia sudah menjadi istriku.  Sepertinya hal itu terjadi karena efek dari kurang tidur, jadi banyak ngayal. Dia juga mengirimkan foto dan video kue-kue Coks yang telah berhasil ia buat. Aku pun menjadi sungguh begitu senang melihatnya, karena dia tampak sungguh bersemangat sekali dalam menjalani usaha kecil kami tersebut. Aku tidak sabar untuk segera bertemu dengannya lagi.

Hari yang selanjutnya. Seperti yang telah kami janjikan, aku menunggunya di ujung desa tetangga di bawah pohon cery untuk mengambil kue-kue coklat tersebut. Tidak lama kemudian, akhirnya Resti pun tiba bersama dengan temannya, Mia. Setelah mengambil kue-kue tersebut, aku pun segera pulang. Sedangkan Resti pergi ke kampusnya untuk mengikuti perkuliahan.

Kue-kue Coks tersebut kemudian aku bawa ke rumah kakakku. Aku kemudian memberikan Haris ponakan kecilku untuk mencicipinya. Lucu sekali, ternyata dia sangat menyukai kue-kue tersebut dan tidak mau berhenti untuk memakannya. Melihat hal tersebut, lantas kakakku langsung mengintrogasiku tentang dari manakah aku mengambil kue-kue tersebut. Aku pun memberitahunya, bahwa kue-kue itu diberikan oleh pacarku, Resti. 

Kakakku yang penasaran mendengar jawabanku itu pun segera melemparkan pertanyaan selanjutnya kepadaku. Siapakah nama wanita tersebut, dan dimanakah alamatnya. Aku pun segera menceritakan semuanya kepada kakakku. Kakakku pun tertawa mendengar ceritaku, dia tampak begitu senang setelah mengetahui adik bungsunya ini pun akhirnya punya pacar lagi. Dia bahkan juga tampak bersemangat untuk menyuruhku agar segera menikahi Resti si wanita cantik yang aku ceritakan tersebut. Aku benar-benar tidak bisa lagi menahan tawa dan juga rasa senang ku.

Hari-hari berlalu dengan begitu cepat. Ternyata usaha kecil kami itu kurang begitu mujur, sepertinya kami harus segera mencari usaha yang lain. Dari lima belas kotak kue yang dibuat oleh Resti, yang laku hanya dua kotak. Tidak masalah, karena itu adalah usaha pertama kami. Semoga saja usaha kami yang selanjutnya akan menjadi lebih baik dan berkembang dari yang sebelumnya. 

Setelah berpikir-pikir dan berdiskusi panjang dengan Resti, akhirnya kami berdua pun sepakat untuk membuka Olshop ataupun jualan online. Aku pun setuju. Kami segera membuat akun Facebook jualan kami dengan menggunakan namaku, yaitu Zain store.

Comments

Popular posts from this blog

ISIM MUFRAD, MUTSANNA, DAN JAMAK

TERNYATA KEBERADAAN TEMBOK YA'JUJ WA MA'JUJ ADA DI....

Kisah pertarungan burung srigunting vs elang siraja udara