Puisi Rindu Untuk Angin
*Rindu*
Tahukah kau kekasih..
Kemana lagi aku harus pergi
bersembunyi dari gulungan rindu yang memburuku?
Meski ke penghujung malam telah ku sebrangi, meski isak ku meledak dalam tengkurap yang penuh darah, namun rindumu tetap jua mengurungku dalam ruang hayal malam yang mencekam.
Kepada angin telah ku titipkan pesan, agar dikau bangun menjemput ku di tempat ini, namun, rupanya dikau malah terbuai hanyut dalam pelukan selimut malammu yang hangat, damai bersama mimpi-mimpimu yang indah melangsa. Sedang aku, hanyalah tawananmu yang meraung kesakitan.
Tak perlu kau tahu, karena ceritaku ini hanyalah sepenggal rapuh yang akan membusuk. Tak kau pedulikan.
Aku tahu, waktu demi waktu kini telah mengubahmu. Perlahan-lahan menarikmu keluar jauh di seberang lautan, hingga jarak kini semakin membentang luas diantara kaki-kaki kita.
Hingga matamu menutup, dan wajah-mupun berpaling, dari tatapku yang semakin kabur, yang semakin redup, sebelum akhirnya menghilang di pelupuk alismu yang hitam selamanya.
Itulah yang paling aku takutkan. Takut ketika kau pamit dan menghilang, takut ketika kau pergi dan akan menjadi salah satu lembaran masalaluku yang terbang menghilang di tiup angin. Seperti mereka yang dulu pernah hadir sebelummu.
Aku ingin kau menjadi masa depan, dan tetap menjadi angan-anganku yang menggantung tinggi seperti Sirius yang benderang dilangit malam. Meski tak tergapai, namun tetap bersinar menemani pekapnya malam-malamku.
Kekasih..
Temuilah aku..
Di sebuah ruang tergelap, di sisi lain hatimu yang hampir tak pernah lagi kau jenguk.
Comments
Post a Comment