15 CERAMAH-CERAMAH PENDEK
TUGAS KKN-DR
JUDUL : KUMPULAN TEKS CERAMAH DENGAN TEMA
“PENDIDIKAN SERTA DAKWAH KEAGAMAAN ISLAM”
Disusun oleh :
PASRUL HADI
1610201076
Dosen Pembimbing lapangan (DPL): 1. ODHA MEDIATAMAR, M.Pd 2. SEPRIANTO, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI 2020M/1441H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang senang tiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada seluruh makhluknya terutama manusia, Atas rahmat dan hidayahnya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas membuat teks ceramah/penyuluhan dangan tema “pendidikan serta dakwah keagamaan islam”.
Ucapan terimakasih pun penulis hantarkan untuk dosen pembimbing lapangan (DPL) mata kuliah “KKN” beserta semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam TUGAS ini terdapat banyak kesalahan, untuk itu dengan senang hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan TUGAS ini dikemudian hari.
Akhir kata penulis berharap agar TUGAS ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Koto petai, november 2020
Penulis
DAFTAR ISI
1. “MAKNA SEBUAH KEBAHAGIAAN ........ 3
2. “ MEMBELANJAKAN HARTA DIJALAN ALLAH......... 6
3. “ 3 OBAT UNTUK PENYAKIT HATI..... 12
4. “TAQWA.... 17
5. “TAUBAT.... 20
6. “MERENUNGGI KEBESARAN ALLAH ..... 23
7. “PENGARAHAN BAGI KAWULA MUDA ISLAM..... 28
8. PENDIDIKAN AGAMA MERUPAKAN MODAL UTAMA DEMI TERCAPAINYA KEBAHAGIAAN DINIA AKHIRAT...... 32
9. “IMAN DAN TAQWA LANDASAN MENCAPAI KESUKSESAN.... 34
10. “IMAN HARUS SENANTIASA DIJAGA..... 37
11.“MENUNTUT ILMU..... 40
12.“IKHLAS ADALAH RUH SETIAP AMAL.... 44
13.“DOSA KECIL DAN DOSA BESAR..... 46
14.“ADAB KEPADA ORANG TUA, KERABAT TERDEKAT, DAN TETANGGA......... 50
15.“4 MACAM GOLONGAN MANUSIA.... 55
1. “MAKNA SEBUAH KEBAHAGIAAN”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, اَ ّنِإ اَ مْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْال نِل ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Alhamdulillah sampai saat ini saya masih bisa bertatap muka dengan bapak, ibu dan saudara sekalian, mudah-mudahan pertemuan ini dapat membawa manfaat dan menambah wawasan bagi kta semua. AMIN Sebenarnya kebahagiaan itu ada pada setiap diri semua orang, tidak memandang sikaya dan simiskin, pejabat dan segala kemewahan duniawi. Namun terletak pada jiwa dan hati yang tenang.
Tidak perlu kaya atau pejabat dan orang berharta, tetapi semua orang bisa memiliki kebahagiaan itu, justru orang yang kaya yang disibukkan dengan kekurangan dan pekerjaan sehingga hati mereka menjadi tidak tenang, sebab berapapun harta mereka miliki masih saja kurang tidak pernah merasa pas dan cukup. Begitulah kalau orang selalu melihat keatas tidak melihat yang bawah, memiliki sebuah motor ingin membeli mobil, sudah memiliki satu mobul menginginkan dua, sudah punya dua ingin punya tiga dan selalu merasa kurang cukup apa yang dimilikinya, padahal tetangganya banyak yang tidak punya, jangankan sebuah motor sepeda mini saja tidak punya begitulah orang yang kaya dengan harta, tetapi dengan kekayaan itu tidak membuat hatinya menjadi tenang, justru dengan kekayaan yang mereka kumpulkan itu membuat ia sibuk mengejar kekurangan.
Oleh sebab itu marilah kita sekalian berusaha dan berdo’a agar hati kita selalu diberikan ketenangan. Karena letak kebahagiaan yang hakiki itu ada pada hati yang tenang. Banyak orang yang lupa kepada penciptanya, lupa kepada dzat yang memberi kebahagiaan dan lupa kepada siapa saja yang menciptakan ketenangan didalam jiwa itu, sebab harta yang mereka miliki, oleh karena itu ketenangan jiwa adalah suatu anugrah dari Allah SWT, yang sangat berharga sekali, banyak orang yang menginginkan anugrah itu tetapi sangat sedikit yang memperolehnya.
Allah SWT telah berfirman :
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
ARTINYA :Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al fath : 4 )
Kaum muslim yang berbahagia, Dengan penjelasan ayat diatas sudah jelas bahwa seseorang yang menginginkan kebahagiaan dan hati yang tenang tetapimereka lupa pada yang memberinya kebahagiaan itu, maka semua keinginannya hanyalah siasia tidak ada gunanya sama sekali. Oleh sebab itu, marilah kita selalu ingat pada yang memberi dzat yang menentukan kebahagiaan, karena Allah lah dzat yang memberi ketenangan kepada siapapun yang dikehendakinya, maka dari itu marilah kita kejar terus kebahagiaan itu dengan senantiasa ingat kepada Allah SWT.
Allah SWT telah berfirman :
ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻣَﻊَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﻧْﻌَﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﺼِّﺪِّﻳﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﺸُّﻬَﺪَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴﻦَ ﻭَﺣَﺴُﻦَ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺭَﻓِﻴﻘًﺎ ( 69 ) ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻛَﻔَﻰ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠِﻴﻤًﺎ ( 70 )
ARTIANAY:. dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.(QS. AN NISAA’ : 69-70)
Itulah janji allah kepada orang-orang yang patuh kepadanya,merka akan diberi kebahagiaan seperti kebahagiaan seperti kebahagiaan dimiliki para Nabi, shidiqqin dan orang yang mati sahit.
Mari kita renungkan sejenanak, mana mungkin kebahagiaan itu diberikan kepada orang-orang yang durhaka kepada tuhan, banyak mereka beranggapan bahwa kebahagiaan itu terletak pada harta yang banyak dan bertumpuk saja, anggapan yang seperti itu tidak benar, mereka lupa bahwa kemegahan, kedudukan dan semua kemewahan dunia itu pasti binasa tidak ada yang abadi.
Sesungguhnya dunia ini hanya lah perjalanan menuju akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya : “untuk apa dunia bagiku. Tidaklah aku didunia ini melainkan seperti orang yang pergi berkendaraan yang bernaung sebentar dibawah pohon, kemudian pergi lagi dan meninggalkan nya. (HR.TIRMIDZI). Kalau orang mengerti bahwa hidup didunia ini hanya lah sebentar dan sementara, seharusnya mereka sadar dan mencari bekal untuk persiapan nanti didalam perjalanannya menuju akhirat yang abadi.
Sehingga dengan perbekalan itu diharapkan agar mencapai tujuan keakhirat dengan selamat dengan mengerjakan amalan-amalan yang baik dan segera bertaubat atas dosa yang pernah dilakukannya. Oleh sebab itu jangan lupa bahwa dihari kelak ada kehidupan yang lebih abadi yaitu diakhirat.
Allah SWT telah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
ARTINYA :Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.(QS. luqman : 33)
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. “MEMBELANJAKAN HARTA DIJALAN ALLAH SWT”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Membelanjakan harta dijalan allah SWT (kita kenal istilah, fisabilillah) adalah satu dari cir-ciri utama orang-orang mukmin sejati. Dalam hal ini, Allah SWT tidak sekedar memrintahkan melainkan juga memberi motivasi begitu indah, agar kita tergerak untuk melaksanakannya.
Sebagi contoh motivasi yang diberikan, salah satunya terdapat dalam surah al-baqarah ayat 265 :
وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
ARTINYA :. dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.(QS. Al-baqarah :265)
Berbicara soal membelanjakan harta fisabilillah tanpaknya mudah. Namun demukian, diperlukan kemauan yang cukup kuat untuk melakukannya.
Maka dari itu, membelanjakan atau menafkahkan (berinfaq) harta dijalannya dapat memperkuat jiwa dan akhlak orang yang melakukannya. Lebih jauh lagi, mencukupi untuk meraih ganjaranatau balasan yang besar dari Allah SWT.
Dorongan atau motivasi yang diberikan dengan cara lain oleh Allah SWT kepada kita, terdapat dalam surah al-hadid ayat 7 :
ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَأَنفِقُوا۟ مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَأَنفَقُوا۟ لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
ARTINYA : . berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.(QS. Alhadid : 7)
Pada ayat diatas Allah SWT menjelaskan kepada kita bahwa apapun yang kita miliki, sebelumnya pernah dimiliki oleh orang lain. Begitu nantinya apa yang kita miliki akan berpindah kedalam kepemilikan orang lain. Begitulah, kita adalah pengelola atas harta itu, dengan kata lain peran kita hanya lah sebagai pemegang amanat. Maka dari itu, kita tidak perlu raguragu dalam membelanjakan sebagian harta yang mana sifat kepemilikan kita atasnaya hanyalah sementara.
Selanjutnya, dengan ayat diatas menjadi jelaslah bagi kita dan hanya mereka yang beriman dan menafkahkan hartanya dijalan Allah SWT sajalah yang kelak akan memperoleh ganjaran yang besar dari Allah SWT. Adapun bagi orang yang tidak beriman , yang membelanjakan hartanya untuk keperluan sosial, kelak dihari pembalasan tidak ada balasan baginya atas ke bajikan yang telah ia lakukan itu. Walaupun di dunia ini beberapa bentuk penghargaan dapat diperolehnya. Allah SWT berfirman dalam surah al-hadid ayat 10 :
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَا يَسْتَوِى مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ ٱلْفَتْحِ وَقَٰتَلَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ ٱلَّذِينَ أَنفَقُوا۟ مِنۢ بَعْدُ وَقَٰتَلُوا۟ ۚ وَكُلًّا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
ARTINYA :. dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah).
Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-hadid : 10) Hadirn yang berbahagia, Pada ayat ini juga terkandung petunjuk dan dorongan untuk membelanjakan sebagian harta dijalan Allah SWT.
Dorongan itu berupa ajakan untuk merenungi, adakah diantara kita memiliki sebagian dari langit ? tentu tidak! Sesungguhnya hanya kepunyaan allah SWT sajalah seluruh langit itu. Demikian pula dengan apa saja yang dibumi ini semuanya milik Allah SWT. Walaupun seringkali kita salah ucap mengatakan “mobil saya, rumah saya, ataupun, ini balai pengobatan saya” maka dengan firmannya yang merangkai kata langit dan bumi, Allah SWT menerangkan kepada kita bahwa, sebagai mana halnya apapun yang dilangit adalah miliknya demikian pula dengan apa-apa yang ada dibumi juga milik Allah SWT.
Maka tak perli kita ada keengganan untuk menafkahkan dijalan Allah SWT, harta yang sejatinya adalah milik Allah SWT. Maka dari itu allah SWT pun mengundang kita didalam surah al-hadid ayat 11 :
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ
ARTINYA :. siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak(QS. Al-hadid : 11).
Apakah yang dimaksud dengan pahala atau ganjaran yang besar atau pahala yang banyak? Ini dapat secara baik kita pahami dengan menilik ayat ke 36 surah an-naba’ berikit ini:
جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا
ARTINYA :. sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,( QS. An-naba’ : 36)
Ganjaran surga jauh melampauinbalasan yang patut kita terima atas perbuatan baik yang telah kita lakukan. Jadi, sebagai tambahan dari balasan itu, Allah SWT juga memberikan hadiah yang cukup banyak. Besarnya hadiah ini tergantung kepada keikhlasan dan niatan perbuatan kebajikan.
Itulah yang disebut oleh Allah SWT sebagai pahala yang banyak atau pahala yang besar di berbagai ayat didalam Al-qur’an. Demikian lah kita akan memperoleh balasan dari Allah SWT, atas harta yang kita pergunakan fisabilillah sesuai dengan niat dan kadar keikhlasan kita saat melakikannya. Anas RA meriwayatkan bahwa nabi muhammad SAW bersabda : “jika seseorang memiliki satu lembah emas, ia takkan pernah merasa puas. Ia akan menginginkan satu lagi lembah penuh emas untuk dimilikinya. Padahal sesungguhnya harta debu kuburlah yang bisa memenuhi atau memuaskan mulut seseorang (HR. Bukhari)
Hadirin yang dimuliakan oleh allah SWT, Ubai bin ka’ab mengatakan bahwa hadis ini seri dibaca ulang, sampaisampai kami menyangka itu adalah ayat al-qur’an sehingga Allah SWT mewahyukan surat at-takasur ayat 1-8 :
ARTINYA :Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur, janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).(QS. At-takatsur).
Ibnu umar meriwayatkan bahwa suatu ketika rasulullah muhammad SAW menyampaikan sabda beliau kepada para sahabat, “dapatkah kamu membaca seribu (1000) ayat al-qur’an setiap hari? Para sahabat pun berkata “siapakah diantara kita yang sanggup melakukannya ?. rasulullah pun bersabda “adakah kamu tak dapat membaca surat at-takatsur.” (HR.al hakim dan al baihaqi) Dengan demikian berarti bahwa kandungan pesan didalam surat attakatsur itu setara dengan seribu ayat.
Adalah kenyataan bahwa kelemahan manusia itu adalah menumppuk-numpuk dan terus menambah harta dalam genggamannya hingga maut menjemput. Sungguhpun demikian, ada kewajiban orang beriman untuk membayar zakat (maal) sebesar 2.5% dari hatanya. Perlu diingat juga bahwa Allah SWT seringkali mejebutkan perintah zakat langsung mengikuti perintah shalat dalam Al-qur’an. Dengan kata lain, tidak diterima Allah SWT shalat seseorang sehingga ia bayarkan kewajiban zakatnya. Khalifah abubakar RA adalah sahabat pemahamannya dalam hal zakat.
Beliau menugaskan pasukan untuk memerangi mereka-mereka yang menolak membayar zakat walaupun mereka itu masih mengerjakan shalat dan menunaikan puasa. Allah SWT berfirman dala surat al-muzammil ayat 20 :
نَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَىِ ٱلَّيْلِ وَنِصْفَهُۥ وَثُلُثَهُۥ وَطَآئِفَةٌ مِّنَ ٱلَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَٱللَّهُ يُقَدِّرُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ ۚ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَىٰ ۙ وَءَاخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِى ٱلْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ ۙ وَءَاخَرُونَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَقْرِضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَٱسْتَغْفِرُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌۢ
ARTINYA : dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.(QS.al-muzammil :20)
Pada ayat ini, selain memerintahkan kita untuk membayar zakat Allah SWT juaga menganjurkan kita untuk dengan ikhlas menambahkan lagi balanja dijalan Allah SWT. Ciri-ciri orang yang sungguh-sungguh mukmin banya disebutkan diberbagai ayat didalam Al-qur’an.
Misalnya, didalam surat adz-dzariyat ayat 17-19 Allah SWT berfirman :
(17) وبالأسحار هم يستغفرون (18) وفي أموالهم حق للسائل والمحروم (19) وفي الأرض آيات للموقنين
ARTINYA : di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. dan pada hartaharta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.(QS. Adz-dzariyat :17-19) Begitupun dalam surat al-ma’arij ayat 24-25, Allah SWT berfirman :
وَالَّذِيۡنَ فِىۡۤ اَمۡوَالِهِمۡ حَقٌّ مَّعۡلُوۡمٌ لِّلسَّآٮِٕلِ وَالۡمَحۡرُوۡمِ
ARTINYA : dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),(QS. Al-ma’arij : 24-25)
“bagian tertentu” yang dimaksud dalam ayat ini adalah bagian yang telah ditetapkan untuk sepanjang masa oleh Allah SWT dalam bentuk zakat yakni sebesar 2.5 % dari harta kekayaannya. Tersebut pula dalam firman allah SWT surat al-insaan : 8-9 :
وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا
ARTINYA : dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.(QS. Al-insaan : 8-9)
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
Sesungguhnya kami memberikan makanan kepadamu hanya lah untuk mengharapkan keridhaan allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terimakasih. Terkadang kita heran, mengapa allah SWT menakdirkan Nabi Muhammad SAW terlahir dalam keadaan yatim. Tentu hanyalah Allah SWT sajalah yang mengetahui secara sempurna tentang hal ini. Mungkin saja , salah satu alasan adalah Allah SWT berkehendak menanamkan di masa kecil rasulullah SAW bagaimana rasanya hidup sebagai anka yatim, karena ini merupakan latihan penting bagi beliau yang dikemudian harinya diangkat oleh Allah SWT sebagai rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi alam semesta) Bimbingan dan petunjuk Allah SWT berpengaruh amat seketika terhadap para sahabat rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai contoh perhatikan lah firman allah SWT didalam ayat ke 92 surah ali-imran berikut ini :
ن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
ARTINYA : kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. (QS. Aliimran :92)
Begitu mendengar turunnya ayat ini, abu thalhah RA bergegas mendatangi rasulullah SAW untuk menyerahkan kebunnya yang terbaik, disumbangkan untuk kepentingan sabilillah. Begitu pula dengan zaid bin haritsah RA, ia segera menyerahkan kuda terbaik yang dimilikinya.
Hadirin yang dimuliakan oleh allah SWT, Saya berdo’a semoga Allah SWT memberikan kemampuan kepada kita untuk membayar zakat dan mengeluarkan sedakah secara tulus dan ikhlas dan teratur dari waktu kewaktu. AMIN.. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. “3 Obat untuk Penyakit Hati”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
اَنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَو ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا ِ دْ بَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَ ع
Kaum muslimin yang berbahagia
Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati,
Seperti yang kita sadari bersama, umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan ibadah kepada Allah. Umumnya manusia sangat malas untuk diajak melakukan ketaatan kepada Sang Pencipta. Mengapa? Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali dengan hawa nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda.
Ada yang hawa nafsunya lebih menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat, namun dia tidak merasa bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia menjadi hamba yang taat.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Jika kita perhatikan, sejatinya iman, islam, dan ketaatan kepada Allah adalah sebuah kenikmatan. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa ibadah bisa dirasakan kenikmatannya, diantaranya firman Allah ketika menceritakan salah satu kenikmatan yang Allah berikan kepada para sahabat,
ARTINYA : ”dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orangorang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. AL-HUJARAT : 7)
Atas petunjuk Allah SWT, Allah jadikan para sahabat manusia yang bisa menikmati lezatnya iman, bahkan Allah jadikan iman itu sesuatu yang indah pada hati para sahabat. Sehingga kecintaan mereka kepada kebaikan, mengalahkan segalanya.
Kemudian dalam hadis dari Abbas bin Abdul Mutahalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
, ً ول ُسَ ر ٍدَّمَحُمِبَ و ،اً ين ِ د ِم َ لَْسِْ الْ ِبَ و ،اًّبَ ر ِ الله ِ ب َي ِضَ ر ْنَ م ِ ان َ يم ِْ الْ َمْعَ ط َ اقَ ذ ARTINYA : “Akan merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai rasulnya.” (HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).
Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kriteria:
• Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha Allah sebagai Rabnya
• kemudian dia menjadikan syariat islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti dia ridha bahwa islam sebagai agamanya
• dan dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hidupnya
orang yang memiliki 3 kriteria ini akan merasakan lezatnya.
Dalam hadis lain, yang mungkin hadis ini sering kita dengar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, yang artinya :
“Tiga hal, siapa yang memilikinya maka dia akan merasakan lezatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada selainnya, dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan dia sangat benci untuk kembali kepada kekufuran, sebagaimana dia benci untuk dilempar ke neraka.” (HR. Bukhari, Muslim dan yang lainnya).
Semua dalil di atas menunjukkan betapa iman, islam, dan segala turunannya, merupakan kenikmatan dan bisa dirasakan lezatnya. Hadhirin, jamaah yang kami hormati,
Yang menjadi tanda tanya kita, mengapa banyak orang justru merasa berat atau bahkan merasa tersiksa ketika melakukan ketaatan? Bisa jadi, bahkan termasuk kita, seringkali masih menganggap ketaatan itu sesuatu yang sulit bagi kita. Lalu dimanakah nikmatnya iman itu? Jamaah yang berbahagia,
Sejatinya kasus semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Seperti yang kita pahami, hampir semua orang yang mengalami sakit, dia akan susah makan, dan semua terasa pahit.
Selezat apapun jenis makanan yang diberikan, orang sakit akan merasakannya sebagai sesuatu yang pahit. Soto pahit, sate pahit, bahkan sitipun pahit rasanya. Kenapa? Karena dia sedang sakit.
Seperti itu pula, orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun nutrisi yang diberikan, dia akan merasakan pahit dan berusaha menolaknya. Dengan ini kita bisa menemukan jawaban, mengapa banyak orang tidak merasakan nikmatnya iman? Karena kebanyakan manusia, hati dan jiwanya sedang sakit.
Jamaah yang berbahagia,
Untuk bisa mengembalikan pada kondisi normal, tentu kita harus berusaha mengobati penyakit itu. Karena jika sakit ini dibiarkan, selamanya kita tidak bisa merasakan nikmatnya nutrisi dan makanan. Hati sakit yang dibiarkan, selamanya akan sulit untuk menikmati lezatnya iman. Lalu bagaimana cara mengobati hati?
Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 – 17) menjelaskan bahwa ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit.
Teori ini juga digunakan dalam ilmu medis.
Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien, dia akan memberlakukan 3 hal: Pertama, [ةَّوُ الق ُظْفِح] menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang dokter juga memberikan multivitamin.
Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan fisik pasien.
Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan.
Karena ilmu dan amal, merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu. Kedua, [ ُ ىِ الـم ِنَ ة ع َ اي َمِ الح ذْؤ ] melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau sesuatu yang bisa memparah sakitnya.
Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan pasien untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita pasien.
Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah panyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia.
“Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth). Ketiga, [ َ ةَ رْفِتْسِا دِ اس َ اد الف َوَ الـم ُ اغ ] menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinyaTahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter akan memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan memberinkan antibiotik dengan dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai dengan penyakit pasien.
Di bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,
ِ ُ م ُبِ ائَّ الت هَ ل َبْنَ ذ َ لَ ْنَمَ ك ،ِبْنَّ الذ َ ن Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam dirinya. Jamaah yang kami hormati,
Obat yang diberika seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan tingkat penyakit yang diderita pasien.
Dokter akan memberikan penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien cukup parah, bahkan sampai harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan rentang waktu berbeda-beda, atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu. Termasuk treatment operasi dan ampuntasi. Sama halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita sangat parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat memberikan treatment sampai pada taraf hukuman had, seperti cambuk, potong tangan, pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.
Sebagaimana anda tidak dibenarkan untuk menuduh dokter kejam karena melakukan bedah operasi atau amputasi. Anda juga sangat tidak dibenarkan mengatakan islam kejam karena memberikan hukuman kematian.Allahu a’lam.
Semoga Allah melindungi kita dari segala penyakit hati yang berbahaya, dan menjadikan hati kita, hati yang sehat, yang bisa merasakan lezatnya iman, islam, dan amal soleh. AMIN !
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. “TAQWA”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
ْ َ ال ّنِإ نا ِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَح ُ ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Sebagai hamba Allah yang beriman marilah kita panjatkan puji dan syukur ke haddirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka menghambakan diri kepada Allah SWT.
Salawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaaban hidup yang jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang moderen,,,, yg penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini. Semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak..
Perkenankanlah saya pada kesempatan ini untuk menyampaikan topik yang berjudul: TAQWA
Taqwa adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi, pendek kalimatnya tetapi mempunyai arti yang sangat luas, semua orang berbicara taqwa dari kanak kanak sampai kakek kakek dari tk sampai perguruan tinggi, seluruhnya berbicara taqwa. Bahkan di setiap acara pelantikan pelantikan pejabat di instansi di situ kita dengar taqwa taqwa dan taqwa, karena seringnya diucapkan sampai sampai mengalami pergeseran arti, padahal para ulama mendefinisikan takwa yaitu:
امتثال الوامر واجتناب النواهي
”Melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya”
Saudara saudara kaum muslimin Rahimakumullah !
Kita sebagai muslim marilah kita bertaqwa kepada Allah agar kita mendapatkan rahmat dan maghfirah dari Allah. Derajat taqwa ini hanya bisa dimiliki dan diperintahkan hanya kepada orang orang yang beriman kepada Allah:
ARTINYA: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Kita sebagai muslimin harus konsisten dengan taqwa itu kapan dan dimanapun kita berada disitu kita harus bertaqwa. Jangan kita taqwa hanya ketika di masjid atau di rumah saja, tetapi taqwa harus menjadi milik kita selama hayat masih dikandung badan.
Di kantor bertaqwa, di pasar bertaqwa, di kebun bertaqwa jangan sampai keluar dari masjid taqwanya hilang kalau saya keluar masjid bawa taqwa, saya tidak akan gosib, kalau ke kantor saya bawa taqwa saya tidak akan korupsi karena taqwa ditunda/ ditinggal di masjid dan di rumah sehingga kemaksiatan merajalela di mana mana.
Saudara saudaraku kaum muslimin rahimakumullah.
Sekarang timbul pertanyaan apa sih tanda tanda orang yang bertaqwa itu? Mari kita lihat dalam surat Al Baqarah ayat 3-4:
1. Yaitu orang orang yang percaya kepada hal hal yang ghoib percaya adanya surga dan neraka percaya adanya jin dan syetan percaya bahwa setan jin itu ada.
2. Orang orang yang mendirikan sholat, kenapa di sini dijumpai kata kata mendirikan? Karena yang dimaksud dengan mendirikan yaitu: menjalankan secara berkesinambungan dan terus menerus, serta realisasikan pelajaran pelajaran yang dapat diambil dari sholat itu dalam kehidupan sehari hari contoh: dalam sholat kita mengucapkan: hanya allah yang maha besar, selain Allah semuanya kecil, sehingga kita kembali bergaul di masyarakat, sombong kita hilang.
3. Menginfaqkan sebagian hartanya yang Allah berikan, untuk dibelanjakan di jalan Allah SWT
4. Yaitu orang orang yang percaya terhadap apa apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad dan percaya terhadap apa apa yang diturunkan sebelum nabi Muhammad yaitu kitab kitab yang diturunkan kepada nabi nabi sebelum beliau.
Seperti begini ini kita percaya bahwa soekarno adalah presiden pertama RI percaya sekedar percaya tetapi tidak wajib mengikutinya karena masanya telah lewat. Sekarang masa reformasi jadi yang diikuti sekarang adalah masa reformasi jadi yang wajib diikuti adalah era reformasi ini dan sekarang bukan masa taurat dan injil maka taurat dan injil tidak wajib kita ikuti tetapi yang wajib kita ikuti adalah al quran karena akan terus berlaku sampai akhir zaman.
5. Orang orang yang percaya dan yakin akan adanya akhirat, saya juga percaya akan adanya akhirat percaya bukan sekedar percaya, yang buta akan semakin buta tetapi percaya yang membiasakan dalam kehidupan sehari harinya.
6. Orang yang percaya akhirat itu jalannya tidak angkuh, orang yang percaya akhirat itu ngomongnya enggak asal ngomong, tetapi mereka yang percaya akhirat itu hidupnya atau gayanya betul betul di pertimbangkan.
Saudara saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…
Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.
Akhirulkalam, Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik.
Wallahul muwaffiq ila aqwamithaaryq,,,
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
5. “TAUBAT”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ ُدَهْشَأ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و Hadirin sekalian yang bahagia, Pada kesempatan yang penuh rahmat ini, patutlah kiranya kita memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih bisa melanjutkan pengajian kita dengan tiada halangan satu pun. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, karena dengan perjuangan beliau kita bisa membedakan mana yang haq dan yang bathil yaitu tersiarnya agama islam.
Semoga kita tergolong umat beliau yang setia terhadap ajarannya. Hadirin yang berbahagia, Tentunya kita tahu bahwa setiap usaha kita dalam menjalankan amalan-amalan agama tentu banya kekurangan dalam diri kita masingmasing, dari sekian perintah agama yang sudah barang tentu ada bagian yang belum kita penuhi.
Apalagi larangan-larangan yang belum kita penuhi dan kita kejar terus kekurangan tersebut, disamping kita harus bertaubat kepada Allah SWT, atas segala dosa serta perintahnya yang belum kita penuhi. Kaum muslimin yang berbahagia, Arti taubat disini adalah memohon ampun kepada Allah SWT dengan lisan penyesalan yang amat dalam atas dosa yang pernah dilakukan, dan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Dan apabila dosa itu berhubungan dengan hak manusia, dan hal yang paling baik adalah meminta maaf kepadanya dan mengembali harta benda yang telah dianiaya.
Banyak manusia yang menganggap enteng masalah taubat, karena kata taubat enak didengar dan mudah diucapkan oleh lisan saja, sebab diperlukan juga tindakan nyata dan benar-benar taubat dan tidak mengulanginya lagi. Oleh karena itu, sangat kurang bijak sama sekali, jika seseorang mengaku bertaubat, tetapi dia masih mengerjakan dosa tersebut. Hal ini sangat memalukan sekali, sebab secra tidak langsung dia telah mengejek dan menghina tuhannya.
Jika ada seseorang yang beristigfar mohon anpun kepada Allah tetapi hatinya masih ragu untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. Yang seperti itu menurut wali yang bernama rabi’ah aladawiyah : taubatnya orang-orang pendusta, maka taubat yang seperti itu tidak akan diterima.
Allah SWT didalam firmannya menggambarkan taubatnya seorang mukmin adalah sebagai berikut :
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
أولئك جزاؤهم مغفرة من ربهم وجنات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها ونعم أجر العاملين (136)
ARTINYA :. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.(QS Ali-imran : 135-136)
Kaum muslimin yang berbahgia, Sudah kita ketahui bersama, maut datang secra tiba-tiba tidak seorangpun yang tahu kecuali Allah SWT. Maut bisa mendatangi siapa saja, tidak pandang usia, bisa saja orang muda segar bugar tiba-tiba mati mendadak, banyak sekali orang mati mendadak karena kecelakaan, tidak sakit lalu mati, DLL, adakalanya di pagi hari masih segar bugar, tetapi disiang harinya ia mati. Dan bila seseorang sudah sampai pada batas ajalnya, maka ia tidak dapat mencegahnya sedikitpun.
Oleh karena itu, sangat celaka bagi orang yang suka menunda-nunda untuk bertaubat, biasa dengan ucapan “besok saja aku bertaubat”, seakanakan dia mengetahui bahwa maut masih lama menghampiri dirinya, bahwa dia telah lupa bahwa maut bisa datang setiap saat. Oleh sebab itu, menundanunda taubat adalah hal yang sangat kliru, sebab kalau orang sudah beranggapan menunda taubatnya, berarti dia masih punya peuang untuk cenderung melakukan dosa lagi, atau perasaan dia tidak pernah melakukan dosa sehingga dia enggan untuk bertaubat.
Anggapan yang seprti ini adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya sekali, dengan demikian marilah kita mengkoreksi diri kita masing-masing, sehingga kita dapat mengetahui dan mengerti seberapa banyak dosa-dosa yang pernak kita lakukan sebagai mana dikatakan dalam seuah ayat yang artinya : “hai orang yang berdosa dan menghitung kesalahanannya, jangan lah engkau lupa dosa mu dan ingat lah yang telah berlalu dari dosa itu.
Dan taubatlah kepada Allah SWT, sebelum mati, dan berhentilah wahai orang durhaka serta serta akuilah dosamu jika engkau mengakui” Kaum muslimin yang berbahagia, Setelah kita mengetahui dosa-dosa kita, marilah kita lekas bertaubat, atas kesalahan yang sudah terlanjur, dan marilah kita ganti dengan perbuatan yang baik dan memperbanyak amal-amal soleh. Dan berusaha tidak melakuaka dosa lagi, sesuainya kita bertabat.
Adapun ciri-ciri yang telah bertaubat :
1. Menahan lidahnya dari sesuatu yang tidak berguna, mengupat,memfitnah dan dusta.
2. Didalam hatinya tidak menyimpan rasa dengki dan permusuhan terhadap semua manusia.
3. Tidak mempergauli kawan-kawan yang jahat dan meninggalkannya.
4. Selalu berbuat baik dan memperbanyak bekal dibawanya sesudah mati yaiti amalan yang soleh, dan menyesali semua dosanya, setelah itu memohon ampunan kepada Allah SWT.
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
6. “Merenunggi kebesaran allah”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ ُ دَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَأ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia
Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Alhamdulillah diantara nikmat yang Allah berikan kepada kita, kita bisa merasakan kenikmatan melihat pemandangan yang indah, masya Allah. Ini merupakan nikmat yang luar biasa. Yang tentunya kita bukan hanya sebatas melihat keindahannya saja, tapi juga kita merenungi akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Merenungi akan keindahan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga dari situ semakin bertambah keimanan kita.
Bahwa Allah itu Maha indah. Indah bukan hanya ciptaannya, tapi juga indah syariatnya, indah perbuatannya. Maka dari itu kita juga berusaha bagaimana kita merasakan keindahan tersebut.
Di dalam ibadah kita, di dalam menjalankan syariat Allah. Maka ini adalah merupakan sesuatu yang luar biasa kalau kita semua merasakan keindahan tersebut, sebab tidak ada yang lebih indah bagi seorang hamba dari bermunajat kepada Allah, tidak ada yang lebih indah bagi hati kita ketika hati kita bertaqorrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika kita mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu kebahagiaan yang luar biasa, Bahkan kata Syaikhul Islan Ibnu Taimiyah Rahimhullah
إن في الدنيا جنة من لم يدخلها لم يدخل جنة الآخـــرة
“Sungguh di dunia terdapat Surga, barangsiapa belum memasuki ke dalam Surga di dunia, maka dia tidak akan masuk Surga di akhirat nanti” Apa itu surga dunia yang dimaksud oleh beliau? Kata beliau yaitu Ma’rifatulloh Jalla wa ‘Ala, yaitu mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia memang betul. Karena dengan mengenal Allah, kita akan betul-betul tumbuh sifat-sifat yang indah sekali.
Orang yang kenal Allah, dia akan menjadi hamba yang bersyukur, orang yang kenal Allah dia akan menjadi hamba yang selalu berbuat baik kepada manusia, orang yang kenal Allah dia akan menjadi hamba yang tawadhu, yang tidak akan pernah sombong, karena dia sadar semua pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang kenal Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjadi orang yang sabar menghadapi berbagai macam ujian, kesulitan hidup dan yang lainnya. Karena ia tahu dan ia kenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang kenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia akan menjadi hamba yang mempunyai sifat-sifat yang luar biasa.
Lihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , manusia yang paling kenal Allah. Tidak ada manusia yang paling kenal kepada Allah daripada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka karena pengenalan beliau kepada Allah luar biasa, menimbulkan akhlak yang luar biasa, kesempurnaan sebagai seorang manusia.
Makanya manusia menjadi sempurna ketika ia mengenal penciptanya Yang Maha Sempurna. Manusia menjadi mulia, ketika ia mengenal penciptanya Yang Maha Mulia. Kenapa? karena kesempurnaan milik siapa? Milik Allah, kemuliaan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, keindahan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Makanya orang-orang yang beriman dan bertakwa itu diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dua macam keindahan, keindahan batin dan keindahan fisik. Kalau kita melihat orang yang MasyaAllah bertakwa, beriman dan beramal sholeh, dari air wajahnya aja kita sudah merasa senang melihatnya, kenapa? karena Allah mencintai dia, dan disebutkan dalam hadits bahwa apabila Allah mencintai seseorang Allah akan memanggil Jibril.
Lalu Jibril menyeru kepada semua penduduk langit dan bumi, bahwasanya Allah mencintai si Fulan maka cintailah dia. Maka dicintailah oleh penduduk langit, dicintai oleh penduduk bumi berupa bebatuan, demikian pula hewanhewan dan yang lainnya, dan diletakkanlah penerimaan dimuka bumi kata Rasullullah. Saudaraku sekalian, Maka penting sekali kita mengenal tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kenali Allah.
Dengan semakin kita kenal kepada Allah, maka kita akan bisa merasakan keindahan-keindahan yang tidak bisa kita rasakan dan tidak bisa kita bandingkan dengan keindahan dunia. Shahih saudaraku sekalian, Makanya kenikmatan penduduk surga yang paling luar biasa di surga itu apa? melihat Allah. Tidak ada keindahan di surga yang melebihi melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam Hadits diriwayatkan imam Bukhari dan Muslim, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Yunus, ‘bagi orang-orang yang berbuat Ihsan, Allah akan berikan kepada mereka surga dan tambahan, Rasullullah mengatakan nanti di hari kiamat Allah akan berfirman kepada penduduk surga:
َّ نَجْ ا ال َنْلِخْدُ ت ْمَلَ ا؟ أ َنَهْوُجُ و ْ ضِيَبُ ت ْمَلَ : أ َنْوُول ُقَيَ ؟ ف ْمُكُدْيِزَ ا أ ًئْيَ ش َنْوُدْيِرُت اًئْيَ ا ش ْوُطْعُ ا أ َمَ ف ُ اب َجِحْ ال ُفَشْكُيَ : ف َ ال َ ؟ ق ِ ار َّ الن َنِ ا م َ نِجَنُتَ و َة َّ لَجَ و َّزَ ع ْمِهِ بَ ى ر َلِ إ ِرَظَّ الن َنِ م ْمِهْيَلِ إ َّبَحَ . أ “Wahai penduduk surga, maukah aku menambahkan untuk kalian sesuatu? Mereka menjawab,”Bukankah Engkau telah menjadikan wajahwajah kami putih berseri? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Nabi bersabda,”Maka disingkapkanlah tabir penutup, sehingga tidaklah mereka dianugerahi sesuatu yang lebih mereka senangi dibandingkan anugerah melihat Rabb mereka Azza wa Jalla.”
Kenapa? karena waktu di dunia mereka belum pernah melihat Allah. Dan mereka waktu di dunia mengenal Allah dan ternyata mereka merasakan keindahan ketika mereka mengenal Allah di dunia ini. Dia merasakan keindahan ketika bertaqorrub, ketika tahajud, ketika bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia merasakan keindahan-keindahan tersebut. Bahkan orang yang sudah merasakan keindahan betul dengan mengenal Allah, dia tidak ingin menggantinya dengan yang lain, dia tidak ingin kehilangan, karena itu memang sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya. Allah gantikan di surga menjadi melihat wajah Allah langsung yang sangat indah. Bayangkan kita melihat ciptaan Allah saja kita merasa terkagum-kagum, Masya Allah, Subhanallah.
Bagaimana coba kalau kita melihat wajah Allah yang paling indah, yang keindahannya tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga saudaraku sekalian
Maka saudara-saudaraku sekalian, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kita untuk berusaha mengenal Allah, Rasullullah bersabda:
ةَّنَ الج َلَخَ ا د َ اه َصْ أح ْنَ ا م ًمْ اس َنْيِعْسِ ت َ و ُةَعْسِ ت ِ لله َّنِ إ
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, barangsiapa menghafalnya akan masuk surga.” (HR. Bukhari). Apa yang dimaksud dengan meng-ihsho di dalam hadis tersebut? Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyebutnya dalam kitab beliau Madarijus Salikin, yang dimaksud deng ihso yaitu empat martabat, martabat yang pertama ialah kita berusaha kenal dali-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Martabat yang kedua kita berusaha untuk menghafalnya, martabat yang ketiga kita berusaha untuk menyelami makna-maknanya. Kita coba mengambil nama Allah Ar-Rahman, kita berusaha selami maknanya, apa makna Ar-Rahman?. Kemudian martabat yang keempat itu kita mengamalkan konsekuensinya. Masya Allah, ini luar biasa sekali. Maka dari itulah mari kita berusaha mengenal Allah dengan dua cara mengenal Allah.
Kata Syaikh Muhammad bin Shaleh Utsaimin Rahimahullah, mengenal Allah itu dengan dua cara. Cara yang pertama yaitu melalui ayat-ayat yang dibaca yaitu AlQur’an dan hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena Allah memperkenalkan dirinya dalam Al-Qur’an. Baca ayat Kursi, Allah berfirman Allahu La ilaha illa huwal hayyul qoyyum, baca surat Al Ikhlas, Qul huwallahu Ahad, Allahush Shamad.
Baca akhir-akhir Surat Al-Hasyr, baca Al-Quran. Kita akan dapatkan Allah memperkenalkan dirinya kepada hambahambaNya, ini cara yang pertama saudaraku.
Cara yang kedua yaitu, mengenal Allah melalui ayat-ayat yang bersifat kauniyah, ciptaan-ciptaan-Nya. Ketika kita melihat bagaimana besarnya langit dan bumi yang kebesarannya tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata. Bumi yang kita pijak ini saja sangat besar sekali, tujuh angit 7 lapis bumi dan 7 lapis langit Itu bagaimana? Allah mengatakan:
َ يح ِ صاب َمِ يا ب ْنُّ الد َ ماء َّ ا الس َّنَّيَ ز ْدَقَلَ و “Dan sungguh kami telah menghiasi langit dunia dengan bintangbintang“. (QS. Mulk: 5).
Bayangkan, bintang-bintang yang ada di situ, demikian pula matahari, ternyata itu masih langit dunia saudaraku, dan ternyata bumi sangat kecil sekali dibandingkan dengan matahari. Itu baru langit dunia, bagaimana yang kedua, ketiga, keempat, lebih besar sekali.
Ketika kita melihat ciptaan Allah yang luar biasa seperti itu, Allah Maha Besar, kebesaran Allah yang luar biasa, yang kita kenali dengan melihat ciptaanNya saudaraku. Ketika kita melihat laut yang bergelombang, keindahan-keindahan yang Allah perlihatkan kepada makhluk-makhluk-Nya, untuk memperlihatkan kepada hamba-Nya tentang kekuasaan diri-Nya, untuk apa? supaya kita menjadi hamba-hamba yang berpikir, Allah mengatakan:
ِ باب ْلَ ْ ي الْ ِول ُ ِ لْ ٍ يات َ لآ ِ هار َّ الن َ و ِلْيَّ الل ِ لَف ِتْ اخ َ و ِضْرَ ْ الْ َ و ِ ماوات َّ الس ِقْلَ ي خ ِ ف َّنِ إ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian siang dan malam, sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang memiliki pikiran“. (QS. Ali Imron: 190). Siapa mereka:
ِ ماوات َّ الس ِقْلَ ي خ ِ ف َ ون ُرَّكَفَتَيَ و ْمِهِ وب ُنُ لى ج َعَ وً ودا ُعُقَ وً ياما ِ ق َ َّ اللَّ َ ون ُرُكْذَ ي َ ين ِذَّال نا ِقَ ف َكَ حان ْبُ س ًلَِ ا باط َذَ ه َتْقَلَ ا خ َ نا م َّبَ ر ِضْرَ ْ الْ َو ِ ار َّ الن َ ذاب َ ع “Yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah ketika berdiri, ketika duduk, ketika berbaring memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah apa yang Engkau ciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, dan pelihara kami dari api neraka”“. (QS. Ali Imron: 191).
Maka dari itulah saudaraku, kita diperintahkan oleh Allah untuk melihat, mentadaburi ayat-ayat Allah yang bersifat kauniyah, alam semesta ini. Karena ciptaan itu menunjukkan kepada sifat penciptanya. Semoga dengan kita mengunjungi tempat-tempat yang indah semakin menambah keimanan kita kepada Allah. Semakin kita berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar kita diberikan keindahan yang lebih dari itu. Keindahan yang bersifat maknawi, keindahan hati, keindahan akhlak, dan tentunya yang terbesar yaitu keindahan melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ada sebuh mitos tentang pulau di belakang saya, pulau Senoa, yang katanya asal-muasalnya adalah wanita hamil yang pelit yang kemudian tenggelam dari pulau. Ini namanya dongeng.
Tentunya yang pertama beritaberita seperti ini harus kita periksa secara ilmiah, apakah itu harus diperiksa atau sebatas cerita. Kalau tidak ada buktinya, mana dalilnya, maka Allah berkata di dalam Al-Qur’an: َ ين ِقِ اد َ ص ْمُتْنُ ك ْنِ إ ْمُكَ ان َهْرُ وا ب ُ ات َ ه ْلُ ق “Katakan, kemarikan bukti-bukti kalian, jika kalian orang yang benar“. (QS. Al-Baqarah: 111). Karena jika hanya sebatas cerita dan lainnya, tentu kita tidak bisa mempercayainya. Karena untuk meyakini sesuatu membutuhkan kepada bukti yang akurat.
Bagaimana kita yakin jika buktinya saja masih bersifat dugaan, bahkan dibawah dugaan, hanya sebatas mitos saja. Sementara di dalam Al-Qur’an, untuk meyakini sesuatu harus butuh bukti. Anda yakin ada Mekkah? yakin, darimana anda tau Mekkah ada? karena saya sudah kesana, banyak orang yang sudah melihat, buktinya sangat jelas, maka kita yakin betul karena buktinya sudah jelas sekali.
Namun jika hanya sekedar mitos, kata orang dan kata orang, maka yang seperti ini tidak boleh kita percayai. Dan seperti ini masuknya khurofat, yaitu cerita-cerita yang tidak masuk di akal, dibuat-buat. Maka yang seperti ini namanya khurofat. Jika disertai keyakinan jika kita pergi ke pulau itu bisa jadi begini dan begini, baru itu timbul kesyirikan.
Tapi kalau hanya sebatas cerita begini dan begini, itu khurofat namanya. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. “Pengarahan bagi para kawla muda islam”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَو ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ْ ُ وُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَأ هُ ل ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Tentunya kalian mengetahui bahwa pohon yang tumbuh bagus dan kuat adalah karena dirawat dan diairi dengan baik, jika pertumbuhannya makin bagus, tentunya hasilnya akan lebih bagus dan lebih banyak. Itu adalah perumpamaan hati setiap orang, jika hati seorang pemuda dididik dengan baik, maka pemuda itu akan tumbuh dengan baik dan karakternya akan baik pula.
Ia akan menjadi salah satu pemuda harapan bangsa yang kelak akan membela agama, akidah, bangsa dan negaranya. Ia akan menjadi suri tauladan yang baik yang akan mendirikan panji-panji kemuliaan disepanjang masa.
Demikian pula, pertumbuhan islam di awal eranya. Pada mulanya berkembang di antara segelintir pemuda, seperti ali ibnu abi thalib, hamzah ibnu abdul muthalib, mus’ab ibnu umair, usamah ibnu zaid, ibnu afra’, pemenggal kepala abu jahal, abdullah ibnu abbas dan sahabat-sahabat lainnya. Semuanya adalah kawla muda yang tumbuh dimadrasah islam, yaitu madrasah yang dibina oleh Nabi SAW.
Sejak semula mereka dididik lahir batinnya secara islam, mereka dipersiapkan untuk berjuang dimedan perang, mereka dibekali ilmu agama, fiqih, tafsir dan as sunnah. Dan mereka dididik rajin beribadah dan taat beribadah kepada Allah dan rasulnya. Sehingga jika malam telah tiba, maka mereka baigaikan pendeta-pendeta yang menghabiskan waktu malam mereka untuk beribadah, dan jika siang tiba, maka mereka bagai singa-singa ketika berjuang dijalan allah. Al-qur’an
وَبِٱلْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
كَانُوا۟ قَلِيلًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ:
ARTINYA :di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.(QS. Adz dzaariyaat : 17-18)
Dibidang sosial, Allah menggambarkan keadaan mereka sebagai berikut :
ARTINYA : dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian ( QS. Adz dzaariyaat : 19)
selain itu, mereka masih mempunyai sifat-sifat lain yang terpuji. Karena itu, mereka pantas dijadikan suri tauladan yang baik bagi umat islam, karena mereka selalu berada dijalan yang petunjuk, seperti disebutkan dalam firman Allah sebagai berikut :
ARTINYA : mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.(QS. Al-an’am : 90)
Adapun suri tauladan yang buruk akan menimbulkan kerusakan, kerugian dan kekecewaan bagi pelakunya akan diperoleh bagi sipapun yang meniru jejak-jejak orang kafir dalam kesesatan, kebatilan, kejahatan, kekeraran, nafsu, rakus, kesewenangan dan berbagai perilaku burut yang tidak terpuji yang dewasa ini banyak digandrungi para kawla muda islam, karena ayah-ayah mereka atau orang tua mereka tidak mendidik mereka menjadi orang-orang yang baik dan bertanggung jawab. Sesungguhnya pendidikan semacam itu tidak termasuk kedalam katagori kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Karena seorang ayah atau ibu bertanggung jawab penuh dalam pendidikan anak-anaknya agar mereka menjadi orang –orang yang baik. Para orang tua akan diminta pertanggungan jawab oleh Allah atas perilaku dan masa depan anak-anak mereka, seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut ini :
ARTINYA : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(SQ. Alanfaal : 27-28)
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Adapun satu-satunya cara yang terbai untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak kita adalah menuntun mereka ketempat yang aman dan baik, agar mereka menjadi seperti sesepuh mereka yang hidup dimasa Nabi SAW yang dapat menegakkan agama islam di arab dan diberbagai negeri lainnya. Mereka harus dididik dan dipimpi baik-baik lewat pendidikan dari rumah hingga sekolah, termasuk juga pendidikan lewat media masa seperti koran, radio, televisi.
Para guru, ulama dan para pemimpin juga bertanggung jawab terhadap pendidikan kawla muda. Mereka harus dididik dengan tuturkata dan perbuatan yang baik, bukan hanya sekedar diberi pengarahan, kemudian dilepas begitu saja tanpa dikontrol sedikit pun. Tentunya cara yang terakhir ini dibenci oleh Allah, karena pendidikannya hanya lewat tutur kata tanpa lewat perbuatan, seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut :
ARTINYA : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(QS. Ash shaaf : 2-3)
Para orang tua yang ingin melihat anak-anaknya hidup bahagia dimasa depan, hendaknya mereka menjadi suri tauldan yang baik bagi anakanaknya, mereka harus mendidik anak-anaknya lewat ajaran islam dan moral yang mulia serta menjauhi segala perilaku yang buruk. Demikian pula, para pemimpin harus menyediakan segala sarana pendidikan dan hiburan yang dapat mendidik kawula muda.
Mereka harus bertindak tegas terhadap para kawula muda yang hidup dipinggir-pinggir jalan untuk menggnggu ketanagan orang-orang yang lewat disana, terutama kaum wanita dan para gadis yang selalu diganggu oleh mereka yang tidak bertanggung jawab, seperti yang kita saksikan dilingkungan kita. Para pemimpin juga harus melarang berkembangnya gambar-gambar porno yang beredar dikalangan media masa, agar tidak merusak jiwa para kawula muda lelaki dan perempuan.
Hanya dengan pendidikan dan pengarahan yang baik kepada para kawula muda, kita dapat menutup segala pintu-pintu kejahatan dan sekaligus dapat membentengi iman dan moran mereka dengan ajaran islam. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Hendaknya kalian pedili memberikan pengarahan kepada para kawula muda kita, agar mreka berguna bagi agama dan dunia kita. Jadilah kalian sebagai panutan yang baik bagi anak-anak kalian, agar mereka dapat mencapai bahagia dan sukses dimasa depan mereka. Allah SWT berfirman :
ARTINYA : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan
Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8. “Pendidikan agama merupakan modal utama demi tercapainya kebahagiaan dunia akhirat”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, ُ ّنِإ ذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْال اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِب ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surat ar-ra’du ayat 36, yang berbunyi :
ARTINYA :Katakanlah (hai muhammad) "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".
Dari keterangan ayat diatas, maka jelaslah bahwa segenap makhluk Allah terutama manusia,sebagai umat nabi Muhammad SAW. Wajib untuk beribadah hanya kepada allah SWT semata. Dan tidak membuat tandingtandingan atau sekutu dalam beribadah kepadanya dengan penuh iman dan mantap. Iman itu dimantapkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dinyatakan oleh anggota badan dalam beramal dan beribadah.
Oleh karena itu, sebagai orang mukmin hendaknya kita tidak hanya mencari kebahagiaan didunia saja, melainkan juga beramal yang ikhlas untuk kehidupan sesudah dunia yaitu akhirat. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Untuk mencapai kebahagian hidup didunia dan diakhirat banyak sekali yang harus kita kerjakan. Terutama memberi bekal kepada anak kita berupa pendidikan agama. Islam mempersilakan kita untuk menuntut ilmu pengetahuan apapun asal baik dan berguna untuk kemasahalatan umat.
Namun yang perlu dan wajib diprioritaskan adalah pendidikan agama, seperti tauhid, ilmu fiqih DLL
Adapun ilmu-ilmu yang bersifat umum, seperti kimia, biologi, kedokteran, ekonomi, akutansi, semuanya menuntutnya hukumnya fardlu kifayah, yakni jika salah seorang dalam satu kelompok masyarakat telah menuntut ilmu tersebut, maka tidak wajib bagi orang lain menuntutnya. Rasulullah SAW. Pernah bersabda dalam sebuah hadis yang artinya : “orang yang telah diberi allah rizki (berupa) anak, maka wajib baginya memberikan pelajaran dan pengajaran dan pendidikan yang baik.
Maka siapa yang telah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak nya , maka allah memberikan rizki kepadanya dengan syafa’at anak itu. Siapa yang meninggalkan pendidikan anak nya menjadi orang yang bodoh (yakni tidak memberikan pendidikan kepada anak nya,yang penting dapat kerja untuk cari uang) dia akan menanggung dosanya dihadapan allah” Oleh karena itu, kita harus memperhatikan pendidikan agama anakanak kita, agar anak-anak kita mengetahui mana yang diperintahkan oleh agama dan mana pula yang dilarang oleh agama.
Agar kita ketika dipanggil oleh allah untuk menghadapnya, maka hatikaita akan tenang, karena kita meninggalkan anak kita yang telah dibekali dengan pendidikan agama, sehingga kita gampang dalam mempertanggung jawabkan amanat yang satu ini dihadapan Allah SWT.
Disamping tanggung jawab yang mudah, anak yang shalih akan memberikan kedudukan yang tinggi bagi kita, jika anak kita mendo’akan agar dosa kita diampuni, maka Allah SWT.
Akan mengampuni dosa-dosa kita. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Anak yang shalih juga meripakan amal jariyah bagi orang tuanya, dimana jika kita meninggal dunia, maka amalan itu akan terus mengalir sementara amar-amal kita yang lain akan terhapus.
Rasulillah SAW. Bersabda dalam bebuah hadis yang artinya : “ jika anak adam (manusia) mati, maka terhapuslah seluruh amalnya kecuali 3 perkara :
1. Amal jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat bagi orang lain
3. Anak yang shalih yang mendo’akan orang tuanya.
Oleh sebab ittu, kita mohon kepada Allah SWT. Agar menjadikan keluarga kita, anak-anak kita menjadi anak-anak yang shalih. AMIN. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
9. “Iman dan Taqwa Landasan Mencapai Kesuksesan”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا ْ دْ يّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ، ن Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Kita diciptakan didunia ini untuk satu hikmah yang agung dan bukan hanya untuk bersenang-senang dan bermain-main. Tujuan dan himah penciptaan ini telah dijelaskan dalam firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾ مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ ﴿٥٧﴾ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ ﴿٥٨﴾
ARTINYA : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (QS. Adz dzariyat : 56-58)
Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat ini bahwa tujuan asasi dari penciptaan manusia adalah ibadah kepadaNya saja tanpa berbuat syirik. Sehingga Allah pun menjelaskan salahnya dugaan dan keyakinan sekelompok manusia yang belum mengetahui hikmah tersebut dengan menyakini mereka diciptakan tanpa satu tujuan tertentu dalam firmanNya :
َ ون ُعَجْرُ ت َ ا ل َنْيَلِ إ ْمُكَّنَأَ ا و ًثَبَ ع ْمُ اكَنْقَلَ ا خ َمَّنَ أ ْمُتْبِسَحَفَ أ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami” (QS. 23:115)
Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main saja, namun diciptakan untuk satu hikmah. Allah tidak menjadikan manusia hanya untuk makan, minum dan bersenang-senang dengan perhiasan dunia, serta tidak dimintai pertanggung jawaban atas semua prilakunya didunia ini. Tentu saja jawabannya adalah kita semua diciptakan untuk satu himah dan tujuan yang agung dan dibebani perintah dan larangan, kewajiban dan pengharaman, untuk kemudian dibalas dengan pahala atas kebaikan dan disiksa atas keburukan (yang dia amalkan) serta (mendapatkan) suurga atau neraka.
Hadhirin yang kami hormati,
Demikianlah seorang manusia yang ingin sukses harus dapat bersikap profesional dan proporsional dalam mencapai tujuan tersebut, sebab sesungguhnya tujuan akhir seorang manusia adalah mewujudkan peribadatan kepada Allah dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu orang yang paling sukses dan paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:
ٌ ير ِبَ خ ٌ يم ِلَ ع َ الله َّنِ إ ْمُ اك َقْتَ أ ِ الله َ ند ِ ع ْمُكَمَرْكَ أ َّنِ إ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. 49:13)
Namun untuk mencapai kemulian tersebut membutuhkan dua hal:
1. I’tisham bihablillah. Hal ini dengan komitmen terhadap syariat Allah dan berusaha merealisasikannya dalam semua sisi kehidupan kita. Sehingga dengan ini kita selamat dari kesesatan. Namun hal inipun tidak cukup tanpa perkara yang berikutnya, yaitu;
2. I’tisham billah. Hal ini diwujudkan dalam tawakkal dan berserah diri serta memohon pertolongan kepada Allah dari seluruh rintangan dan halangan mewujudkan yang pertama tersebut. Sehingga dengannya kita selamat dari rintangan mengamalkannya.
Sebab seorang bila ingin mencapai satu tujuan tertentu, pasti membutuhkan dua hal, pertama, pengetahuan tentang tujuan tersebut dan bagaimana cara mencapainya dan kedua, selamat dari rintangan yang menghalangi terwujudnya tujuan tersebut.
Imam Ibnu Al Qayyim menyatakan: “Poros kebahagian duniawi dan ukhrawi ada pada i’tisham billahi dan i’tisham bihablillah. Tidak ada kesuksesan kecuali bagi orang yang komitmen dengan dua hal ini. Sedangkan i’tisham bihablillah melindungi seseorang dari kesesatan dan i’tisham billahi melindungi seseorang dari kehancuran. Sebab orang yang berjalan mencapai (keridhaan) Allah seperti seorang yang berjalan diatas satu jalanan menuju tujuannya. Ia pasti membutuhkan petunjuk jalan dan selamat dalam perjalanan, sehingga tidak mencapai tujuan tersebut kecuali setelah memiliki dua hal ini. Dalil (petunjuk) menjadi penjamin perlindungan dari kesesatan dan menunjukinya ke jalan (yang benar) dan persiapan, kekuatan dan senjata menjadi alat keselamatan dari para perampok dan halangan perjalanan. i’tisham bihablillah memberikan hidayah petunjuk dan mengikuti dalil sedang i’tisham billahi memberikan kesiapan, kekuatan dan senjata yang menjadi penyebab keselamatannya di perjalanan.
Oleh karena itu hendaknya kita menekuni bidang kita masingmasing sehingga menjadi ahlinya tanpa meninggalkan upaya mengenal, mengetahui dan mengamalkan ajaran islam yang merupakan satu kewajiban pokok setiap muslim. Agar dapat mencapai tujuan penciptaan tersebut dengan menjadikan keahlian dan kemampuan kita sebagai sarana ibadah dan peningkatan iman dan takwa kita semua.
Tentu saja hal ini menuntut kita untuk dapat mengambil faedah dan pengetahuan tantang syariat sebagai wujud syukur kita atas nikmat yang Allah anugerahkan. Semua itu agar mereka mengakui bahwa mereka adalah makhluk yang tunduk dan diatur dan mereka memiliki Rabb yang maha pencipta dan maha mengatur mereka.
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
10. “IMAN HARUS SENANTIASA DIJAGA”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa dan mempertebal keimanan kepada Allah SWT.
Karena kita saat ini hidup pada era millenium, zaman modern, zaman teknologi, zaman yzng sangat cangih guna untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, bukan hanya untuk mencapai bahagi dunia saja, namun juga untuk mrncapai kebahagiaan diakhirat nanti dan inilah yan lebih penting. Untuk itu marilah kita senantiasa menetapkan dan selalu menambah iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.
Dengan rajin-rajin mengerjakan amal sahaleh, mengerjakan semua perintahnya dan meninggalkan larangannya, juga meningkatkan perjuangan kita untuk selalu memakmurkan agama Allah dimuka bumi ini. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Untuk menegakkan dakwah islam diperlikan seorang sosok manusia yang dipenuhi hidayah dan juga mempunyai kemampuan yang keras, juga keberanian. Oleh sebab itu, meningkatkan iman dan taqwa serta membina jiwa merupakan modal dasar bagi kita untuk berdakwah islam. Orang yang bermental kosong dan berjiwa lebih dari rasa iman kepada Allah SWT dan juga iman kepada rasulnya Muhammad SAW. Maka dirinya akan berkata, berbuat, bertindak berdasarkan bisikan syetan, ingkar kepada ajaran Allah SWT dan tuntunan rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam surah ar-ra’ad ayat 36 yang berbunyi :
وَٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَفْرَحُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ ۖ وَمِنَ ٱلْأَحْزَابِ مَن يُنكِرُ بَعْضَهُۥ ۚ قُلْ إِنَّمَآ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱللَّهَ وَلَآ أُشْرِكَ بِهِۦٓ ۚ إِلَيْهِ أَدْعُوا۟ وَإِلَيْهِ مَـَٔابِ
ARTINYA :Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".(QS ar-ra’ad : 36)
Dari firman Allah diatas, jelaslah bahwa segenap makhluk Allah, turutama umat manusia wajib beribadah semata kepada Allah tuhan yang maha kuasa, maha pengasih yang tak pilih kasih dan yang maha penyayang dan tak pandang sayang. “tiada tuhan yang wajib disembah dengan hak melaikan Allah SWT. Semata, Nabi Muhammad adalah rasulullah”. Namun, jika ada seorang manusia mengaku sebagai orang islam, seperti abdullah bin ubay bin salul seorang munafiq pada zaman rasulullah SAW.
Dan gerombolan musyrik abu jahal yang mempunyai angapan dan mengatakan bahwa tuhan itu tidak satu, bukan maha esa. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada didalam Al-qur’an yang menjelaskan keesaan Allah SWT. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Jelaslah abdullah bin ubay bin salul dan abujahal dan gerembolannya adalah orang-orang yang musyrik dan murtad Didalam kitab suci Al-qur’an kurang lebih ada tiga puluh lima ayat yang menyebutkan kata-kata wahid didalamnya.
Bagi orang-orang musyrik yang tidak mempercayaai Al-qur’an akan dimasukkan ke dalam neraka diakhirat nanti mereka akan kekal didalamnya untk selama-lamanya, tidak ada penolong bagi mereka, mereka selama hidup didunia keras kepala, tidak mau menerima petunjuk islam, tidak membenarkan kenabian Rasulullah Muhammad SAW.
Maka merka di akhirat akan sadar dan menyesal dengan penyesalan yang sangat, mengapa dahulu didunia tidak beriman dan tidak percaya kepada Allah SWT dan rasulullah SAW. Dan tidak percaya akan kebenaran Al-qur’an. Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surat al-baqarah ayat 39 yang berbunyi :
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَآ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
ARTINYA : Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. Al-baqarah :39)
Hadirin yang berbahagia, Oleh sebab itu, hati manusia itu tergantung dari sanubarinya dalam menetapka ediologi dan keimanannya, hati meripakan tempat keimanan, oleh karena itu hatilah yang dilihat oleh Allah SWT. Bukan bentuk tubuh mereka. Hati itu kata rasulullah ada empat macam sebagaimana dalam sabda beliau yang artinya : “hati itu ada 4 macam :
1. Hati yang suci murni. Didalamnya seakanakan tempat lampu yang cemerlang cahayanya, itu lah hati orang-orang mu’min.
2. Hati yang hitam lagi penuh penyakit, itulah hati orang-orang kafir.
3. Hati yang terikat pada sampulnya, itulah hati orang-orang yang munafiq.
4. Hati yang terbuka, yang didalamnya ada keimanan ada (pula) kemurniannya.
Keimanan yang ada disana adalah bagaikan sayur mayur yang diairi oleh siraman nanah dan darah saling kalah mengalahkan, maka mana yang menang dapat menguasai hati tersebut”. (maksdnya : jika yang menang adalah airnya, maka keimananlah yang menguasai hatinya dan perbuatannya, namun jiak nanah yang bercampur dengan darah itu menang, maka kemunafikan lah yang menguasai hatinya dang menguasai setiap gerak-geriknya.
Hadirin yang berbahagia, Oleh sebab itu, marilah kita memohon kepada allah SWT. Agar selalu menguatkan hati kita, mencondongkan hati kita kepada kebenaran iman, dan bukan kemunafikan. Kepada petunjuk dan buka kesesatan. Kepada cahaya dan bukan kegelapan. Amin ya rabbal ‘alamin....
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
11. “Menuntut Ilmu”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia
Kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Allah karuniakan kepada kita, dan kita bersyukur diberikan nikmat Islam yang saya akan bahas dalam ceramah singkat ini. Yaitu kita harus mengetahui bahwa agama Islam ini adalah agama ilmu, kita tidak akan tahu tentang agama ini kecuali dengan ilmu. Yang pertama dengan wahyu Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah, yang Allah turunkan Al-Qur’an selama 23 tahun.
Kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in, kemudian sahabat menyampaikan kepada Tabi’in dan sampai kepada kita. Kita harus belajar tentang agama ini, Karena pada hakikatnya manusia mempunyai sifat bodoh, tidak tahu agama. Allah menjelaskan dalam surah al-ahzab surat 33 ayat 72, Allah berfirman:
ُ َ ان َ ا الْم َنْضَرَ ا ع َّنِإ ه ل َّنِ إ ُ ان َسْ ا الْن َهَلَمَحَ ا و َهْنِ م َنْقَفْشَأَ ا و َهَنْلِمْحَ ي ْنَ أ َنْيَبَأَ ف ِ ال َبِجْال َ و ِضْ الْر َ و ِ ات َوَمَّ ى الس َلَ ع َة وُهَ ا ج ً وم ُلََ َ ان َ ك
“Sesungguhnya kami tawarkan amanah ini kepada langit, bumi, gunung, dan semuanya menolak, tidak mau memikulnya amanah ini. Kemudian diterima oleh manusia, sesungguhnya manusia sangat dzolim, dan sangat bodoh“.
Allah menyebutkan di dalam surah al-ahzab ayat 72 ini, bahwa manusia sangat dzolim dan sangat bodoh. Kalau manusia sangat dzolim, manusia sangat bodoh, maka dia harus belajar tentang agama ini, supaya hilang kebodohan. Begitu juga dia harus mentauhidkan Allah, supaya hilang kedzoliman. Karena kalau kita bicara soal keadilan, keadilan yang paling adil adalah tauhid, sedangkan kedzoliman yang paling dzolim adalah syirik.
Maka kita harus selalu belajar, yang pertama kali belajar tentang agama ini. Karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa, jahil, Allah menyebutkan ‘jahula’ yaitu bodoh, nggak ngerti apa-apa manusia ini, nggak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan dia berilmu, dia harus belajar. Jadi kita harus memperbaiki cara beragama kita dengan dalil. Ilmu ini maksudnya kita belajar ilmu syar’i, Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman Salafush Sholeh.
Karena banyak kita lihat umat islam yang tidak belajar, dia tidak belajar tentang agama, tidak ngaji, tidak nuntut ilmu, mereka sibuk dengan dunianya, sibuk dengan kerja, dengan dagangan,dengan usaha, dengan kuliah yang lain, tapi agama mereka nggak pelajari. Soal dunia mereka tahu kata Allah, tapi mereka lalai dengan akhirat. Allah menyebutkan dalam surah ar-rum ayat 7:
َ ون ُلِ اف َ غ ْمُ ه ِةَرِ الآخ ِنَ ع ْمُهَ ا و َيْنُّ الد ِ اة َيَحْ ال َنِ ا م ًرِ اه ََ َ ون ُمَلْعَ ي
“Mereka tahu tentang apa yang tampak dari kehidupan dunia, tapi mereka lalai dari akhirat”.
Dunia mereka tahu, tentang berbagai disiplin ilmu dunia mereka tahu, tentang masalah keuangan, tentang masalah teknologi dan segala macam masalahnya mereka tahu, tapi tentang agama nggak tau. Semua manusia itu wajib belajar agama ini, apakah dia orang awam, apakah dia rakyat, apakah dia pejabat, apakah dia seorang dokter, seorang doktor, seorang profesor, dia orang tua, sebagai anak laki atau perempuan, dia orang miskin atau orang kaya, atau siapa saja, wajib menuntut ilmu.
Nabi bersabda Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ٍ مِلْسُ م ِلُ ى ك َلَ ع ٌةَ يض ِرَ ف ِمْلِعْ ال َبَلَ ط “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah) Wajib, kalau wajib itu semuanya, wajib setiap muslim dan muslimah wajib menuntut ilmu syar’i, wajib belajar agama. Kalau kita lihat tentang Islam kita, kita rata-rata kaum muslimin yang ada ini islamnya KTP, padahal nikmat islam ini nikmat yang luar biasa, lebih baik dari dunia dan seisinya.
Sekarang kita harus menjaga iman kita, jaga keislaman kita, dengan apa kita menjaga? dengan apa kita mensyukuri nikmat islam ini? Dengan kita belajar agama. Kalau kita nggak belajar agama, bagaimana kita tahu tentang agama Islam, nggak akan tahu kita.
Jadi kita ingat, bahwa Allah setiap hari memberikan waktu kepada kita 24jam, 24jam Allah berikan waktu pada kita, 1440 menit. Tinggal kita berusaha bagaimana dalam sehari itu mempelajari agama 1 jam, 60 menit, atau 2 jam, 120 menit, dari 1440 menit yang Allah berikan waktu kepada kita.
Masa kita ngga ada waktu? Nggak mungkin kita nggak ada waktu. Tinggal bagaimana kita mengatur waktu kita ini untuk belajar agama, sehingga kita paham tentang agama. harus kita belajar. Kalau disebutkan ilmu, ya dengan dalil, agama ini dengan dalil, kita nggak boleh ikut-ikutan dalam beragama. Allah berikan waktu pada kita 1440 menit setiap hari.
Tinggal kita berusaha bagaimana dalam sehari itu mempelajari agama 60 atau 120 menit dari 1440 menit. Masa kita ngga ada waktu? Kalau kita lihat kaum muslimin ini, mereka seperti apa yang Allah sebutkan dalam ayat tadi, dzolim mereka. Mereka untuk dunia mereka kejar, mereka belajar, mereka teliti, mereka lihat kitab-kitab-nya, mereka pelajari dan mereka ingin buktinya sesuatu itu benar atau tidak, itu ketika mereka belajar ilmu pengetahuan. Tapi kalau soal agama kita lihat kaum muslimin ikut-ikutan. Nggak pernah nanya dalilnya apa, kyai atau ustadz, atau guru mengajarkan sesuatu pada dia, dia ikut-ikutan.
Kita harus jujur. Bapak-bapak, ibu-ibu dan seluruh hadirin yang dirahmati Allah. Coba kita jujur, kita lihat kaum muslimin. Mereka ketika wudhu, sholat atau yang lain, mereka nggak tanya dalil, apa kata ustadnya atau apa yang mereka belajar dulu waktu masih kecil, nggak ada perubahan sama sekali, mereka nggak berusaha bagaimana memperbaiki agama mereka, cukup. Tapi kalau ilmu pengetahuan, mereka buka kitabnya, mereka rujuk, rujuk dari kitab-kitab benar atau tidak, dan mereka tanyakan buktinya. Seperti misalnya, saya ambil contoh, contoh kalau orang sholat yang ada ikut-ikutan, ini masalah agama dan ini yang pertama dihisab pada hari kiamat, nggak pernah tanya dalilnya apa, bagaimana cara takbirnya, apa yang harus dibaca, bagaimana cara ruku’nya, nggak pernah ditanya.
Coba lihat kalau mereka jual beli mobil atau motor, mereka tanya nggak surat-suratnya? ditanya, jual-beli tanah ditanya suratnya asli atau tidak, palsu atau tidak, ditanyakan dengan detail oleh dia, nggak mau mereka tertipu. Tapi soal agama, mereka nggak tanya, ikut-ikutan aja. Mestinya tanya, dalilnya mana, kita beragama musti dengan dalil, bukan kata ustad, bukan kata guru, bukan kata kyai, tapi dalilnya mana. Ini ketidak-adilan manusia, kedzoliman manusia, kalau masalah dunia ditanya dulu sampai teliti, beli mobil kek, beli motor, beli tanah apa aja, ditanya buktinya, suratnya, asli atau tidak, lengkap atau tidak, seperti itu, tapi kalau masalah akhirat, orang sampaikan, denger lalu diamalkan, nggak tau dalilnya.
Sekarang kita lihat keterangan yang memerintahkan kita untuk beragama dengan dalil, tolong dengarkan dan catat. Allah berfirman di dalam surah al-isra surat 17 ayat 36, Allah berfirman:
ول ُئْسَ م ُهْنَ ع َ ان َ ك َكِئَول ُ أ ُّلُ ك َ اد َؤُفْال َ و َرَصَبْال َ و َعْمَّ الس َّنِ إ ٌمْلِ ع ِهِ ب َكَ ل َسْيَ ا ل َ م ُفْقَ ل ت َ و “Jangan kamu ikut apa yang kamu tidak tahu, sesungguhnya pendengarann, mata dan hati akan ditanya oleh Allah“. Di dalam kita beragama nggak boleh kita ikut-ikut, tanya dalilnya, ada nggak keterangan yang mengatakan seperti ini. Apakah bentuknya aqidah, apakah bentuknya keyakinan, ibadah, sholat atau yang lainnya, bentuknya perayaan, atau apa saja, mana keterangannya, mana dalilnya mengadakan yang seperti ini, ada nggak keterangannya, ada nggak dalilnya, dan Allah menyuruh demikian dalam Al-Qur’an, ‘jangan kamu ikut apa yang kamu tidak tahu’, Allah yang mengatakan demikian, tidak boleh kamu ikut apa yang kamu tidak tahu.
Jadi harus kita ikut dengan dalil, kita lihat lagi ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah, di ayat 111, Allah berfirman:
ُّ َ يِ ان َمَ أ َكْلِ ى ت َ ار َصَ ن ْوَ ا أ ً ود ُ ه َ ان َ ك ْنَ ل م ِ إ َةَّنَجْ ال َلُخْدَ ي ْنَ وا ل ُال َقَو ين ِقِ اد َ ص ْمُتْنُ ك ْنِ إ ْمُكَ ان َهْرُ وا ب ُ ات َ ه ْلُ ق ْمُ ه
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan Nasrani” Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah, “Tunjukkanlah bukti kebenaran kalian jika kalian adalah orang-orang yang benar.“ Dan mereka berkata tidak akan masuk surga melainkan orang Yahudi atau Nasrani, makanya antum perhatikan disini, kata Allah itu angan-angan mereka. Katakanlah mana bukti kamu, mana hujjah kamu, jika kamu orang yang jujur.
Allah menyuruh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ketika orang-orang yahudi dan nasrani mengklaim diri mereka, bahwa mereka adalah yang pasti masuk surga. Kata Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu wa ‘Alaihi wa Sallam, katakan pada mereka, mana buktinya, mana hujannya, mana dalilnya, nggak ada keterangan dari Al-Qur’an maupun Sunnah, dan tidak ada keterangan juga dari kitab mereka, bahwa mereka pasti masuk surga. Kecuali dengan iman, kecuali dengan amal saleh, dan setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu wa ‘Alaihi wa Sallam mereka wajib untuk masuk ke dalam agama islam, wajib mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu wa’Alaihi wa Sallam, bahkan Nabi Musa ‘Alaihi Shallatu wa Sallam, kata Nabi: “kalau seandainya Musa masih hidup, dia wajib mengikuti aku”. Jadi wajib mengikuti Rasulullah. Sekarang Rasullullah disuruh oleh Allah, untuk menanyakan kepada mereka hujjahnya, dalilnya, tentang mereka itu dijamin dengan surga, nggak ada dalilnya. Jadi Allah menyuruh kita untuk beragama dengan dalil, dengan hujjah, mana hujjah, mana dalil, dalam kita beragama nggak boleh kita ikut tanpa dalil, kita pasti akan sesat.
Dan ini banyak kaum muslimin yang mereka tidak paham, maka ini harus diperbaiki agama mereka, mereka wajib menuntut ilmu syar’i, dan ini jalan menuju surga. Karena kita yakin, kita orang Islam, bahwa yang kita tuju dalam hidup kita ini, adalah ibadah kepada Allah, dan kita ingin masuk surga, sedangkan cara untuk masuk surga ada banyak caranya, yang dasar, yang harus kita ketahui dulu pertama kali, di samping iman, amal saleh, adalah nuntut ilmu.
Karena nggak mungkin juga kita melakukan amal tanpa ilmu, maka Nabi Shallallahu wa Sallam bersabda:
َ ِ لَّهَ ا س ًمْلِ ع ِ يه ِ ف ُسِمَتْلَ ا ي ً يق ِرَ ط َكَلَ س ْنَم ةَّنَجْ ى ال َ ا إل ً يق ِرَ ط ِهِ بُهَ ل ُ َّ اللَّ
“Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalan ke surga”. (HR. Muslim) Jadi kalau kita menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalan ke surga, jadi kita wajib menuntut ilmu, belajar agama, jangan sampai kita selamanya bodoh tentang agama, enggak tahu tentang agama, akan dibodohi oleh orang, dibohongi oleh orang, dibawa ke sini mau, dibawa ke sini mau, akhirnya kita nggak punya pegangan dalam hidup ini, nggak punya pegangan.
Kita orang islam, kita harus belajar agama islam dengan sungguhsungguh, belajar dengan benar, belajar dengan dalil, sampai kita paham agama ini dan itu mudah, tidak sulit, nggak ada dalam agama islam yang menyulitkan manusia, semuanya mudah, agama islam. Sebab Nabi bersabda: ٌ رْسُ ي َ ين ِ الد َّنِ إ “Agama islam mudah”. (HR. Bukhari). Tinggal kita meluangkan waktu untuk belajar agama ini, agar kita memahami agama, bisa mengamalkan amal shaleh dengan ikhlas dan ittiba’ agar kita dimasukkan ke dalam surga, itu yang kita tuju sebagai seorang mukmin dan mukminat. Mudah-mudahan yang saya sampaikan bermanfaat untuk saya untuk sekalian.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
12. “IKHLAS ADALAH RUH SETIAP AMAL”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَن ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ ُ دْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَأ هُلْوُسَرَ و ُ ه ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Keikhlasan itu amatlah penting dalam menjalankan amal, ibadah kepada Allah SWT. Jika amal ibadah yang kita lakukan kita sertai denagn niat ikhlas hanya memohon keridhoan nya, maka kita akan dibalas dengan pahala.
Namun jika tidak, maka kita akan dapat siksa darinya. Ikhlas itu sendiri berarti beramal atau beribadah yang dilaksanakan semata-mata karena Allah SWT, yakni hanya mengharapkan keridhoannya bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia. Ikhlas merupakan ruh dari setiap amal, amal kebaikan jika seseorang mengerjakan amal kebaikan tanpa dengan niat yang ikhlas, maka sama dengan amalnya itu tidak mempunyai ruh, mati.
Keikhlasan juka merupakan syarat diterimanya amal, sebagaimana firman Allah dalam surah al-bayyinah ayat 5 :
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
ARTINYA : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(QS. Al-bayyinah :5)
Hadirin yang dimuliakan oleh allah SWT, Agama islam memandang niat dengan pandangan yang besar. Karena isi dari pada ibadah tergantung niatnya, juga nilainya tergantung pula dengan niat. Jika suatu perbutan ibadah niatnya, baik, mka hasilnya pun akan menjadi baik. Namun jika amal perbuatan ibadah niatnya salah, maka tidak akan mencapai sasaran pahala, akan menjadi sia-sia.
Satu contoh ialah orang yang bersedekah, ia bersedekah memang perbuatan baik, merupakan ibadah yang pahalanya besar disisi allah, namun jika niat dia salah dalam bersedekah itu, misalnya dia niatnya agar dipuji oleh orang lain, maka ia akan mendapat pujian saja tanpa mendapatkan pahala dari Allah, dan inilah yang akan membuat diri kita menyesal diakhiat nanti. Allah SWT. Berfirman dalam al-qur’an yang artinya: “sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanya mengharapkan keridhoan dari Allah SWT, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terimakasih. Inilah sesungguhnya ibadah yang jempolan itu, kita memberikan sesuatu pada orang lain, namun kita hanya mengharapkan keridhoan dari allah, bukan mengharapkan balasan dari orang yang kita beri kebaikan, ataupun hanya mengharapkan ucapan terimaksih.
Amatlah murah pahala dan keridhoan dari Allah jika kita tukar dengan ucapan terimakasih dan balasan manusia. Allah SWT. Berirman dalam surah al-lail ayat 18-20 :
الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰوَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰإِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى
ARTINYA : yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu sematamata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.(QS.al-lail :1820)
Hadirin yang berbahagia, Kadang-kadang kita memberikan sesuatu pada orang lain karana orang lain yang kita beri itu pernah memberikan sesuatu kepada kita, namun yang paling abika adalah kita memberikan sesuatu pada orang yang tidak pernah memberikan kita sesuatu kepada kita yang harus kita balas, hanya karena niat yang ikhlas hanya mengharapkan keridhoan allah dan pahala di akhirat. Oleh sebab itu, kita laksanakan perbuatan baik, ibadah kepada allah dengan niat yang baik pula, semata-mata mengharapkan keridhoannya.
Bukan karena orang lain atau hanya ingin mendapatkan pujian manusia atau ucapan terimakasih dari manusia yang tiada artinya apa-apa dibandingkan keridhoan allah dan pahalanya, maka sangatlah mungil ucapan terimakasih itu. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
13. “DOSA BESAR DAN DOSA KECIL”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
اَنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَو ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا ِ دْ بَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَ ع
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surah an-nisa ayat 31 :
ARTINYA : jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahankesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
Dari ayat diatas, jelas terdapat dua macam dosa, yakni dosa besar dan dosa kecil. Jelas pula bahwa Allah SWT berjanji bahwa jika hamba menjauhkan diri dari dosa-dosa besar, maka Allah SWT memaafkan kesalahan/ dosa kecil yang pernah dilakukannya. Haruslah kita ingat bahwa terdapat prasyarat untuk terpenuhinya (janji Allah SWT itu) yakni, semua yang fardlu (wajib) seperti halnya shalat. Zakat, puasa, harus tetap dikerjakan dengan tertib dan teratur. Jadi, jika seorang hamba mengerjakan semua yang diwajibkan dan meninggalkan perbuatan dosa besar maka Allah SWT akan memaafkan dosa-dosa kecilnya. Apakah dosa itu? Apasaja dosa-dosa kecil iti? Dan, apasaja pulakah yang tergolong dosa besar? Dosa adalah segala perbuatan yang bertantangan dengan kehendak dan perintah Allah SWT. Sampai disi belum dibedakan besar kecilnya dosa. Hadirin yang kami hormati, Abdullah bin abbas berkata : “setiap perbuatan menantang ajaran islam adalah dosa besar”.
Oleh krena itu, jiaka dosa-dosa kecil dilakukan berulang-ulang, secara sembrono (serampangan), dan dikerjakan dengan terang-terangan, maka akan terangkum menjadi satu dosa besar. Seorang ulama menerangkan pengaruh-pengaruh dosa besar dan dosa kecill dengan contoh berikut ini. Ia mengibaratkan dengan perbandingan dengan sengatan kaljengking kecil dengan kalajengking besar. Juga ibarat rasa panas terbakar api kecil dengan terakar api besar. Semuanya terasa sangat sakit, namun akibat yang oleh yang besar menyisakan luka yang sangat parah. Begitu juga, kedua jenis dosa itu sam berbahaya, akan tetapi kerusakan yang diderita akibat dosa besar lebih parah dari pada dosa kecil.
Muhammad bin ka’ab kuradzi berkata :”ibadah yang terbaik kepada Allah SWT adalah menjauhi segala dosa. Allah tidak akan menerima shalat atau pun ibadah yang lain dari seorang yang tidak menjauhi perbuatan dosa”. Hadirin yang kami hormati, Nabi Muhammad SAW, bersabda: “ ketika seorang mukmin berbuat satu dosa, dosa itu menjadi sebuah noda hitam dihatinya. Jika ia menyesalinya (memohon ampun) hilang lah noda itu. Jika ia tidak menyesali perbuatan itu maka noda itu akan membesar dan membesar sehingga menutupi seluruh hatinya”.
Allah SWT menjelaskan dalam firmannya, surah al-muthaffifin ayat 14 :
ARTINYA: “-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”.
Bilamana hati telah sepenuhnya tertutup oleh noda, tak satupun petunjuk dapat menembus kedalam hati orang sedemikian itu tidak akan dapat manfaat dari peringatan-peringatan yang terdapat didalam al-qur’an. Hal ini ditekankan berulang-ulang didalam al-qur’an, bahwa al-qur’an adalah peringatan bagi mereka yang sadar atas adanya tuhan dan terbuka hatinya untuk menerima petunjuk.
Kaum muslimin yang berbahagia, Marilah kita mengartikan dosa besar sesuai dengan cahaya petunjuk dari al-qur’an dan as-sunnah. Menurut ulamaterdahulu dosa , setiap dosa yang telah ditetapkan siksanya didalam al-qur’an, tentu saja Allah SWT yang menentukan hal itu atau dimana terdapat ancaman api neraka, tergolong pada dosa-dosa besar. Maka, sebagai mana telah diuraikan terdahulu dosa sekecil apapun jika selalu dilakukan secra terang-terangan akan berubah menjadi dosa besar.
Seseorang menjebutkan kepada ibnu abbas RA bahwa hanya ada tujuh dosa besar. Ibnu abbas pun mengatakan tidak hanya tujuh, sebaiknya katakan saja tujuh ratus. Adapun ibnu hajar RA telah menguraikan dosa besar sekaligus dengan penjelasannya yang terperinci didalam buku beliau, kitabuzzawajir. Terdapat 468 ( empat ratus enam puluh delapan) dosa besar, ini hanya ditinjau dari ketidak patuhan terhadap Allah SWT.
Sebagai mana termaafkannya dosa kecil ? sebagai contoh terhapusnya dosa-dosa kecil dijelaskan didalam sebuah hadis yang menggambarkan sebagai berikut : ketika seseorang berwudlu’, membasuh bagian kepala dan anggota badan, maka dosa-dosa yang berhubungan dengan bagian-bagian yang dibasuhnya itu pun hanyut oleh air wudlu bagaikan daunan kering diperpohonan yang berguguran diterpa angin.ibaratnya ketika berkumurkumur maka terhapuslah dosa yang berasal dari lidah kita, ketika kita membasuh kaki maka terhapus dosa yang melibatkan kaki-kaki kita.
Pada waktu kita melangkahkan kaki menuju masjid setelah berwudlu’, setiap langkah kaki kita menjadi tembusan bagi dosa-dosa kecil yang pernah kita perbuat. Adapun dosa besat tidak tidak bisa kita hapuskan hanya dengan berwudlu atau pun mengerjakan shalat. Penghapus dosa besar dilakukan dengan terdiri atas sedikitnya tiga unsur. Pertama, orang yang berdosa besar harus mengenali dosanya dan mengakui bahwa ia telah berdosa. Kedua, ia harus berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi.
Ketiga, haruslah ia merasa malu atas perbuatannya itu dan secara tulus, ikhlas memohan ampun kepada Allah SWT.karena itu lah jika orang mengerjakan shalat dan menjalan kan puasa namun masih melibatkan diri dalam perbuatan dosa besar, niscaya Allah SWT tidak akan mengampuni dosa-dosanya, baik yang besar maupun yang kecil. Nabi Muhammad SAW menyebutkan jumlah dosa besar itu berlainan jumlahnya tergantung pada pada waktu dan situasinya. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa ada angpa pasti perihal macam dan banyaknya dosa besar. Nabi Muhammad SAW bersabda “ aku beritahukan kepada mu tiga macam dosa yang paling besar, yakni : mengada-gadakan sekutu bagi Allah SWT, tidak patuh kepada kedua orang tuamu, dan memberikan kesaksian palsu”. (bukhari dan muslim) Masih dari hadis bukhari dan muslim, seorang bertanya kepada rasulullah SAW perihal dosa besar. Jawab beliau adalah ”menyekutukan Allah SWT” kemudian dosa besar apakah yang berikutnya. Nabi Muhammad SAW menjawab, “membunuh anak-anak karena khawatir tanggung jawab memberimakan”. Kemudian orang itu masih bertanya dosa apa lagi yang berikutnya.
Nabi Muhammad SAW menjawab, “berzina dengan istri tetangga”. Perlu diingat bahwa berzina saja sudah merupakan dosa besar. Disamping itu, seorang mukmin wajim melindungi keluarga tetangga nya. Maka, berbuat zina dengan tetangga berarti melakukan kejahatan ganda. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “mencaci orang tua sendiri adalah dosa besar.” Dengan rendah hati sahabatpun bertanya “mungkinkah seseorang mencaci orang tuanya sendiri,” beliau menjawab, “kamu mencaci orang tua seseorang, kemudian ia berbalik membalas mencaci orang tua mu”. jadi, mencaci orang tua dari orang lain sama saja mencaci oranng tua mu sendiri (shahihin) Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Nabi Muhammad SAW bersabda “ menyekutukan Allah SWT, membunuh orang lain tanpa alasan yang kuat, menyalah gunakan harta anak yattim, melakukan riba, melarikan diri dari pertempuran, melemparkan tuduhan (fitnah) kepada perempuan-perempuan shalihah, tidak taat kepad ibu bapak, dan tidak menghormati baitullah, semua itu termsuk dalam kelompok dosa besar”. (bukhari).
Nabi Muhammad SAW bersabda,, “orang orang ini tidak akan masuk surga: orang yang minum khamar, orang yang tidak patuh kepada orang tuanya, orang yang memutuskan silaturahim dengan saudara-saudaranya tanpa alasan yang benar, orang yang membangakan dirinya kepada orang lain, orang yang mengikuti perbutan syaitan untuk meramalkan yang belum terjadi dan seorang yang tidak berusaha mencegah keluarganya dari perbuatan-perbuatan asisila (bertantangan dengan moral). (nasa’i dan musnad ahmad) Nabi Muhammad SAW bersabda, “seseorang pengadu domba tidak akan masuk surga”. (shahihain) Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Saya memohon kepada allah SWT agar agar mengampuni dosa-dosa kita yang besar dan yang kecil, dan memberikan kita kesanggupan untuk mengikuti petinjuknya yang terdapat didalam al-qur’an dan hadis rasulullah SAW. AMIN Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
14. “Adab Kepada Orang Tua, Kerabat Terdekat dan Tetangga, Adab kepada orang tua”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِب ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا َ دْ عَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل
Kaum muslimin yang berbahagia , Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Kedua orang tua adalah manusia yang paling berhak dengan adab terbaik yang kita miliki sebagaimana dalam hadits dimana ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
َ ؟ ق ْنَ م َّمُ : ث َ ال َ ق َكُّمُ أ َّمُ : ث َ ال َ ؟ ق ْنَ م َّمُ : ث َ ال َ ق َكُّمُ : أ َ ال َ ي ؟ ق ِتَ اب َحَ ص ِنْسُحِ ب ِ اس َّ الن ُّقَحَ أ ْنَم ؟ ْنَ م َّمُ : ث َ ال َ ق َكُّمُ أ َّمُ : ث َ ال َ َ ق وك ُبَ أ َّمُ : ث َ ال
“Siapakah manusia yang paling berhak dengan muamalah terbaikku?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Didalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َ اك َنْدَ أ َ اك َنْدَ أ َّمُ ث َ اك َخَأَ و َكَتْخُأَ و َ اك َبَأَ و َكَّمُ أ َّرَ ب
“Berbaktilah kepada ibumu, berbaktilah kepada ayahmu, berbaktilah kepada saudaramu, kemudian yang paling dekat dengan dirimu.” (HR. Al-Hakim)
Maka kedua orang tua kita adalah manusia yang paling berhak dengan adab-adab terbaik dan muamalah terbaik yang kita miliki. Oleh karenanya Al-Imam Al Bukhari Rahimahullahu Ta’ala di dalam kitab Al-Adabul Mufrad beliau membawakan bab yang pertama kali dalam kitab tersebut adalah tentang kewajiban berbakti kepada kedua orang tua. Seolah-olah beliau mengisyaratkan bahwasanya kedua orang tua kita adalah manusia yang paling berhak mendapatkan adab dan mendapatkan kebaikan-kebaikan kita.
Dan cukup sebagai dalil akan ketinggian hak kedua orang tua kita atas diri-diri kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan antara hak kedua orang tua kita dengan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam banyak nash Al-Qur’anul Karim. Diantaranya adalah Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ARTINYA : dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Maknanya kata Syaikh, bahwa berbuat baiklah kepada kedua orang tua kalian dengan berbagai macam perbuatan kebaikan yang bisa kalian lakukan.
Mungkin dengan ucapan atau dengan perbuatan. Karena kedua orang tua kita merupakan sebab adanya kita di dunia ini. Dan keduanya telah mengerahkan apa yang mereka miliki untuk mendidik kita. Mereka telah mengeluarkan semua yang mereka miliki demi kebaikan kita semuanya.
Adab kepada kerabat-kerabat terdekat
Dan perkataan penulis Rahimahullahu Ta’ala “dan kerabat-kerabat terdekat darimu.” Jadi berbuat baiklah kepada mereka, kepada kerabatkerabat yang kau miliki. Sebagaimana dalam hadits yang kita sebutkan di atas:
َ اك َنْدَ أ َ اك َنْدَ أ َّمُ ث
“berbuat baiklah kepada orang-orang terdekat di antara kamu.”
Maka seyogyanya seorang Muslim bersungguh-sungguh untuk bermuamalah bersama kerabatnya, bersama orang-orang terdekatnya dengan adab-adab yang mulia, memperhatikan hak-hak mereka, menyambung tali silaturahim di antara mereka, berbuat kebaikan kepada mereka, serta menjauhi segala hal yang tidak mereka inginkan.
Adab kepada tetangga
Maka diantara adab-adab syariat Islam yang sangat tinggi adalah adab terhadap tetangga, memperhatikan hak-hak tetangga, menjauhi perkara yang bisa menyakiti tetangga kita, bersungguh-sungguh untuk memberikan kebaikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk mereka semuanya, baik berbuat baik dengan ucapan kita, berbuat baik dalam perbuatan kita.
Sesungguhnya wasiat untuk berbuat baik kepada tetangga adalah wasiat yang sangat besar didalam syariat Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
ُ هُ ثِرَوُيَ س ُهَّنَ أ ُتْنَنََ ىَّتَ ح ِ ار َجْال ِ ي ب ِ ين ِ وص ُ ي َ ال َ از َ م
“Senantiasa malaikat Jibril memerintahkan aku untuk berbuat baik kepada tetangga-tetanggaku, sampai-sampai aku mengira bahwasannya tetangga berhak mendapatkan warisanku.” (HR. Bukhari)
Adab terhadap orang yang lebih tua dan lebih muda
Diantara adab Islam adalah adab terhadap orang-orang yang lebih tua dari kita dan adab terhadap orang-orang yang lebih muda dari kita. Semuanya sesuai dengan usia mereka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:
اَنَ ير ِغَ ص ْمَحْرَيَ و ، اَنَ ير ِبَ ك ْرِ قَوُ ي ْمَ ل ْنَ ا م َّنِ م َسْيَ ل
“Bukan termasuk golongan kami seseorang yang tidak menghormati orang yang lebih tua darinya dan tidak menyayangi orang yang lebih muda darinya.” (HR. Ahmad)
Hak orang yang lebih tua adalah kita bermuamalah bersama mereka dengan memuliakan mereka, dengan menghormati mereka. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
ِ مِلْسُمْ ال ِةَبْيَّ ي الش ِ ذ َ ام َرْكِ إ ِ َّ اللَّ ِل َ لَْجِ إ ْنِ م َّنِ إ
“Diantara bentuk seorang hamba mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala dirinya memuliakan dan menghormati orang-orang tua dari kalangan kaum Muslimin.” (HR. Abu Dawud)
Adapun anak kecil yang lebih muda dari kita usianya, maka kita bermuamalah bersama mereka dengan sifat rahmat dan kasih sayang.
ْ مَحْرُ ي َ ل ْمَحْرَ ي َ ل ْنَ م
“Siapa yang tidak menyayangi orang lain maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari)
Sebagaimana juga dalam hadits yang shahih didalam Ash Shahihain bahwasannya salah seorang Sahabat yang bernama Aqra’ bin Habis Radhiyallahu ‘Anhu, beliau duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam.
Beliau melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencium Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma. Tatkala Aqra’ bin Habis melihat Nabi mencium cucu beliau, Aqra’ berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki 10 anak dan aku tidak pernah mencium satupun diantara anak-anak saya Ya Rasulullah.” Maka Nabi melihat kepada Aqra’ bin Habis dan Nabi mengatakan
ْ مَحْرُ ي َ ل ْمَحْرَ ي َ ل ْنَ م
“Siapa yang tidak menyayangi orang lain maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari)
Dan datang dari Ash-Shahihain juga bahwasannya ada seorang Arab badui yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dia berkata kepada Rasulullah:
لهم ِ قب ُ بيان؟ فما ن ِ لون الص ِ قبُ ت
“Ya Rasulallah, apakah engkau mencium anak-anak kecil? Adapun kita tidak pernah mencium anak kecil Ya Rasulullah.” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
؟ َةَمْحَّ الر َكِبْلَ ق ْنِ م ُ َّ اللَّ َعَزَ ن ْنَ أ َكَ ل ُكِلْمَ أ َوَ أ
“Wahai Fulan, apakah engkau ingin kalau seandainya Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut sifat rahmat dan kasih sayang dari dalam dadamu?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Memberikan ucapan selama atas kelahiran anak
Diantara adab di dalam Islam adalah memberikan ucapan selamat atas kelahiran anak seorang Muslim dengan mendo’akan untuk kedua orang tuanya agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan buah hatinya sebagai penunjuk pandangan kedua orang tuanya.
Kita do’akan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan semua anak tersebut sebagai seorang imam diantara para pemberi petunjuk diatas jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita do’akan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sang anak sebagai pembuka kunci keberkahan atas keluarga tersebut dan atas umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dari Hammad bin Zaid beliau berkata bahwa tatkala Ayyub memberikan ucapan selamat kepada seseorang atas kelahiran anaknya, maka Ayyub berkata:
صلى الله عليه وسلم – ٍدَّمَحُ م ِةَّمُ ى أ َلَعَ و َ يك َلَ ا ع ًكَ ار َبُ م ُ الله ُهَلَعَ ج
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan anakmu sebagai kunci keberkahan atas dirimu dan atas umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Do’a tersebut adalah do’a yang sangat agung, do’a yang sangat besar. Yang mana sangat layak untuk kita baca tatkala kita memberikan ucapan selamat atas kelahiran anak seorang Muslim. Daripada kita mencari pengganti do’a yang lain dengan cara kita takalluf (memberat-beratkan diri kita), mencari kalimat-kalimat yang lain selain dari kalimat tersebut yang terkadang ungkapannya salah.
Dari Asy-Syariyy bin Yahya: bahwasannya ada seorang laki-laki yang senantiasa duduk bersama Al-Hasan. Maka dia mendapatkan seorang anak. Seorang laki-laki datang untuk memberikan ucapan selamat kepada orang tersebut. Dia mengatakan:
ليهنك الفارس
“Selamat, semoga anakmu kelak menjadi seorang penunggang kuda yang hebat.”
Maka Al-Hasan berkata, “Dari mana engkau tahu bahwasanya dia kelak akan menjadi penunggang kuda yang hebat? Bisa jadi dia nanti kalau sudah besar menjadi seorang tukang kayu, atau kalau dia sudah besar menjadi seorang penjahit.” Laki-laki itu bertanya kepada Hasan, “Lalu bagaimana yang seharusnya saya ucapkan wahai Hasan?” Al-Hasan mengatakan: صلى الله عليه وسلم – ٍدَّمَحُ م ِةَّمُ ى أ َلَعَ و َ يك َلَ ا ع ًكَ ار َبُ م ُ الله ُهَلَعَ ج
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan anakmu sebagai kunci keberkahan atas dirimu dan atas umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Thabrani)
Memberikan ucapan keberkahan atas pernikahan seorang Muslim dan Muslimah
Hal ini sebagaimana datang dalam sebuah hadits, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka tatkala kita mendo’akan kepada dua mempelai atau dua pengantin, maka kita do’akan:
ٍ ير َ ى خ ِ ا ف َمُكَ ين َ ب َعَمَجَ و ،َ يك َلَ ع َكَ ار َبَ و ،َكَ ل ُ اللَّ َكَ ار َ ب
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keberkahan untuk dirimu, Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan pernikahan sebagai kunci keberkahan atas dirimu, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan kalian berdua di atas kebaikan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud).
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
15. “4 Macam Golongan Manusia”
Assalamu’alaikum wr.wb َ َهِرَ ك ْوَلَ و ِ هِلُ ك ِنْ يِ ى الد َلَ ع ُهَرِهْظُيِ ل ِ ـق َحْ ال ِنْيِدَ ى و َدُهْال ِ ب ُهَلْوُسَ ر َلَسْرَ أ ْيِذَّ لله ال ُدْمَحْلَا نْوُكِرْشُمْال ، ى أله َلَعَ و ٍدَّمَحُ ى م َلَ ع ِلَ الله.اللهم ص ُلْوُسَ ا ر ًدَّمَحُ م َّنَ أ ُدَهْشَأَ الله و َّلِ اله إ َ ل ْنَ أ ُدَهْشَأ . أما بعد َنْيِعَمْجَ أ ِهِ اب َحْصَأَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadirin yang berbahagia,
Alhamdulillah negara kita telah memiliki pemimpin baru, semoga keberadaan pemimpin baru ini dapat memberi semangat kepada kita kaum muslimin Indonesia khususnya untuk meningkatkan kadar ketaqwaan kita. Karena taqwa merupakan unsur penentu keberhasilan hidup di dunia serta kebahagiaan kelak di akhirat.
Marilah pada kesempatan ini kita bersama-sama berusaha menilai dan menengok kondisi kehidupan ruhaniah kita bersama. Sesungguhnya kondisi ruhaniyah ini sangat berpengaruh pada kinerja lahiriah kita semua. Ini adalah hukum umum yang terjadi pada jamaknya manusia. Tidak peduli dia seorang menteri ataupun kuli, anggota dewan kehormatan maupun anggota perserikatan. Sungguh ini sangat berpengaruh, semoga kita semua diberikan petunjuk menuju jalan yang diridhai-Nya aimen.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
Lantas bagaimanakah cara kita mengkondisikan dunia batiniah kita yang berada di dalam serta menghbungkannya dengan aktifitas keseharian lahiriah? Dalam nasehatnya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani seolah menumpukan kondisi ini pada tiga hal, hati, lisan dan karya. Kondisi hati harus senantiasa hidup dan aktif, sedangkan kondisi lisan sebaiknya selalu pasif dan mati, sedangkan badan harus selalu berkarya dan berkreasi.
Dalam salah satu wasiatnya sebagaimana dinukil oleh Syikh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad,Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir alJailani pernah berpendapat bahwa tipe manusia dapat dibagi dalam empat kelompok besar:
Pertama, يِبَ ى الع ِ اص َ الع َوُهَ و َبْلَ ق َلَ و ُهَ ل َ ان َسِ ل َ ل ٌلُجَ ر yaitu kelompok manusia yang tidak berlidah dan tidak berhati merekalah para pendurhaka kepada Allah. Maka janganlah kita sampai tergolong seperti mereka, apalagi berteman dengannya. Karena merekalah penghuni sah neraka.
Kedua, ُلَمْعَي َ ٌ لَ و ِةَمْكِحْال ِ ب ُقِطْنَيَ ف ٍبْلَ ق َلَِ ب ٌ ان َسِ ل ُهَ ل ٌلُجَر هْنِ ر م ِفَ ي َوُهَ و َ الى َعَ ت ِ ى الله َلِ ا َ اس َّ و الن ٌعْدَ ا ي َهِب yaitu golongan yang memiliki lisan tetapi tidak berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun tidak mengamalkannya. Bahkan mereka mengajak orang-orang untuk menuju Allah swt. Tetapi mereka sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya. Kepada mereka Syaikh Abdul Qadir mewantiwanti kepada jangan sampai terbujuk keindahan rangakaian katanya yang dapat membakar mu bahkan dapat pula kebusukan hatinya membunuhmu.
Ketiga, َ ُ لَِ ب ٌبْلَ ق ُهَ ل ٌلُجَر هَفَّرَ وع ُهَبْلَ ق َرَّوَنِ و ِهِسْفَ ن ِبْوُيُعِ ب ِهِرَصَبَ و ِهِقْلَ خ ْنَ ى ع َال َعَ ت ُ الله ُهَرَتَ س ٌنِمْؤُ م َوٌهَ و ٍ ان َسِل الله تعالى ِرْتِ فى س ٌَْوُفْحَ تعالى م ِ الله ُّيِلَ و َوُهَ و ِمَلََ الك ِمْؤُشَ و ِ اس َّ الن ِةَطَال َخُ م َلِ ائ َوَ غ yaitu kelompok memiliki hati tetapi tidak berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah swt dari orang lain, serta Allah jaga matanya dengan perasaan hina akan dirinya sendiri. Kepada hati kelompok inilah Allah memberikan cahaya, sehingga mereka mengerti dampak bergumul (terusmenerus) dengan sesama manusia serta bahayanya banyak bicara. Mereka inilah kekasih (wali) Allah swt yang senantiasa disembunyikan Allah (dari khalayak ramai).
Keempat, الله تعالى ِ ب ُمِال َعْ ال َوُهَ و ِهِمْلِعِ ب َلِمَعَ و َمَّلَعَ و َمَّلَعَ ت ٌلُجَر َ ر ح َشَ و ِهِمْلِ ع َبِ ائ َرَ غ ُهَبْلَ ق ُ الله َعَدْوَتْ ه اس ِ ات َ واي مْوُلُعْ ال ِلْوُبَقِ ه ل َرْدَ ص yaitu orang-orang yang belajar dan mengajar dan beramal dengan ilmunya itulah orang-orang yang mengerti kebesaran Allah. Oleh karena itulah menitipkan dalam hati mereka berbagai ilmu dan pengetahuan dan juga Allah lapangkan dadanya guna menerima titipan-titpan pengetahuan tersebut.
Maka kepada kelompok terakhir ini jangan sampai kita menjauhinya apalagi menentangnya.
Bahkan kalau perlu sering-seringlah mendekatinya agar mendapatkan nasihat yang berguna.
Demikianlah empat macam golongan manusia hasil pengkelompokan Syiakh Abdul Qadi al-Jailani. Tentunya pengelompokan ini merupakan hasil penelitian yang cermat dengan berbagai pertimbangan dhahir dan bathin. Mengingat beliau sebagai seoang sayyidul auliya yang mengetahui dengan persis karakter manusia-manusia yang dicintai maupun dibenci Allah swt.
Selanjutnya Syaikh Abdul Qadir menutup nasihat dan hasil penelitiannya ini dengan sebuah penekanan yang berbunyai:
ِ سَ ي ِضِ ائ َرَفْ ال ِعْيِمَ ج ُ اءَدَاَ ا و َهُرْيِغَصَ ا و َهُرْيِبَ ك ِمِ ار َحَمْ ال ِنَ ع ُ اب َنِتْجِ الْ ِدْهُّ الز َلْصَ أ َّنَ ا ْمَلْعِا اَهُلْيِلَ ا ق َهِلْهَ ا َ لى َ ا ع َيْنُّ الد ُكْرَتَ ا و َهُرْيِسَعَ ا و َهُرْي اَهُرْيِثَكِ و
Ketahuiah bahwa pokok-pokok ajaran zuhud adalah menjauhi berbagai hal-hal yang dilarang (haramkan) Allah swt, baik yang besar maupun kecil. Serta menjalankan berbagai kewajiban (faraidh) baik yang mudah maupun yang susah. Serta menyerahkan urusan dunia kepada para aahlinya (yang berekepentingan) baik urusan kecil maupun urursan besar.
Keterangan penutup ini seolah memberikan isyarat kepada kita semua bahwa zuhud bukanlah sesuatu yang berat dan spesial yang hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu. tetapi zuhud adalah laku alamiah yang dapat dicapai dengan berlatih dan berlatih memulai dari hal yang kecil. Zuhud tidak semata bersifat penghindaran, tetapi juga bersifat pelaksanaan. Dengan melaksanakan berbagai kewajiban syariah sama artinya dengan melatih diri membisakan zuhud.
Hadirin yang berbahagia,
Dari keterangan di atas marilah kita meraba diri kita sendiri, termasuk ke dalam kelompok manakah diri ini. Janganlah kita menilai orang lain dengan mengelompokkan dalam kelompok yang buruk. Karena menganggap orang lain lebih buruk dari diri kita adalah suatu keburukan sendiri.
Demikianlah khutbah jum’ah hari ini semoga Allah swt memposisikan kita dalam kelompok orang-orang yang beruntung dan dicintai-Nya. Walaupun untuk menuju kesana kita sangat mengandalkan petunjuk dariNya. Amin
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR SUMBER Ahmad, imtiaz. 1999. Nasehat untuk akal yang dahaga. (surabaya : pustaka agung harapan) Al-abbadi, syaikh hamid ibnu muhammad. 2003. Khutbah jum’at panduan kejalan kebenaran. (surabaya : karya agung).
Labib dan samsuddin. 2008. Bimbingan pidato dan kultum.(surabaya : bintang usaha jaya).
Rohim, khoirul. 2002. Pedoman khutbah jum’at
JUDUL : KUMPULAN TEKS CERAMAH DENGAN TEMA
“PENDIDIKAN SERTA DAKWAH KEAGAMAAN ISLAM”
Disusun oleh :
PASRUL HADI
1610201076
Dosen Pembimbing lapangan (DPL): 1. ODHA MEDIATAMAR, M.Pd 2. SEPRIANTO, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI 2020M/1441H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang senang tiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada seluruh makhluknya terutama manusia, Atas rahmat dan hidayahnya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas membuat teks ceramah/penyuluhan dangan tema “pendidikan serta dakwah keagamaan islam”.
Ucapan terimakasih pun penulis hantarkan untuk dosen pembimbing lapangan (DPL) mata kuliah “KKN” beserta semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam TUGAS ini terdapat banyak kesalahan, untuk itu dengan senang hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan TUGAS ini dikemudian hari.
Akhir kata penulis berharap agar TUGAS ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Koto petai, november 2020
Penulis
DAFTAR ISI
1. “MAKNA SEBUAH KEBAHAGIAAN ........ 3
2. “ MEMBELANJAKAN HARTA DIJALAN ALLAH......... 6
3. “ 3 OBAT UNTUK PENYAKIT HATI..... 12
4. “TAQWA.... 17
5. “TAUBAT.... 20
6. “MERENUNGGI KEBESARAN ALLAH ..... 23
7. “PENGARAHAN BAGI KAWULA MUDA ISLAM..... 28
8. PENDIDIKAN AGAMA MERUPAKAN MODAL UTAMA DEMI TERCAPAINYA KEBAHAGIAAN DINIA AKHIRAT...... 32
9. “IMAN DAN TAQWA LANDASAN MENCAPAI KESUKSESAN.... 34
10. “IMAN HARUS SENANTIASA DIJAGA..... 37
11.“MENUNTUT ILMU..... 40
12.“IKHLAS ADALAH RUH SETIAP AMAL.... 44
13.“DOSA KECIL DAN DOSA BESAR..... 46
14.“ADAB KEPADA ORANG TUA, KERABAT TERDEKAT, DAN TETANGGA......... 50
15.“4 MACAM GOLONGAN MANUSIA.... 55
1. “MAKNA SEBUAH KEBAHAGIAAN”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, اَ ّنِإ اَ مْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْال نِل ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Alhamdulillah sampai saat ini saya masih bisa bertatap muka dengan bapak, ibu dan saudara sekalian, mudah-mudahan pertemuan ini dapat membawa manfaat dan menambah wawasan bagi kta semua. AMIN Sebenarnya kebahagiaan itu ada pada setiap diri semua orang, tidak memandang sikaya dan simiskin, pejabat dan segala kemewahan duniawi. Namun terletak pada jiwa dan hati yang tenang.
Tidak perlu kaya atau pejabat dan orang berharta, tetapi semua orang bisa memiliki kebahagiaan itu, justru orang yang kaya yang disibukkan dengan kekurangan dan pekerjaan sehingga hati mereka menjadi tidak tenang, sebab berapapun harta mereka miliki masih saja kurang tidak pernah merasa pas dan cukup. Begitulah kalau orang selalu melihat keatas tidak melihat yang bawah, memiliki sebuah motor ingin membeli mobil, sudah memiliki satu mobul menginginkan dua, sudah punya dua ingin punya tiga dan selalu merasa kurang cukup apa yang dimilikinya, padahal tetangganya banyak yang tidak punya, jangankan sebuah motor sepeda mini saja tidak punya begitulah orang yang kaya dengan harta, tetapi dengan kekayaan itu tidak membuat hatinya menjadi tenang, justru dengan kekayaan yang mereka kumpulkan itu membuat ia sibuk mengejar kekurangan.
Oleh sebab itu marilah kita sekalian berusaha dan berdo’a agar hati kita selalu diberikan ketenangan. Karena letak kebahagiaan yang hakiki itu ada pada hati yang tenang. Banyak orang yang lupa kepada penciptanya, lupa kepada dzat yang memberi kebahagiaan dan lupa kepada siapa saja yang menciptakan ketenangan didalam jiwa itu, sebab harta yang mereka miliki, oleh karena itu ketenangan jiwa adalah suatu anugrah dari Allah SWT, yang sangat berharga sekali, banyak orang yang menginginkan anugrah itu tetapi sangat sedikit yang memperolehnya.
Allah SWT telah berfirman :
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
ARTINYA :Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al fath : 4 )
Kaum muslim yang berbahagia, Dengan penjelasan ayat diatas sudah jelas bahwa seseorang yang menginginkan kebahagiaan dan hati yang tenang tetapimereka lupa pada yang memberinya kebahagiaan itu, maka semua keinginannya hanyalah siasia tidak ada gunanya sama sekali. Oleh sebab itu, marilah kita selalu ingat pada yang memberi dzat yang menentukan kebahagiaan, karena Allah lah dzat yang memberi ketenangan kepada siapapun yang dikehendakinya, maka dari itu marilah kita kejar terus kebahagiaan itu dengan senantiasa ingat kepada Allah SWT.
Allah SWT telah berfirman :
ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻣَﻊَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﻧْﻌَﻢَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﺼِّﺪِّﻳﻘِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟﺸُّﻬَﺪَﺍﺀِ ﻭَﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴﻦَ ﻭَﺣَﺴُﻦَ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﺭَﻓِﻴﻘًﺎ ( 69 ) ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﻀْﻞُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻛَﻔَﻰ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠِﻴﻤًﺎ ( 70 )
ARTIANAY:. dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.(QS. AN NISAA’ : 69-70)
Itulah janji allah kepada orang-orang yang patuh kepadanya,merka akan diberi kebahagiaan seperti kebahagiaan seperti kebahagiaan dimiliki para Nabi, shidiqqin dan orang yang mati sahit.
Mari kita renungkan sejenanak, mana mungkin kebahagiaan itu diberikan kepada orang-orang yang durhaka kepada tuhan, banyak mereka beranggapan bahwa kebahagiaan itu terletak pada harta yang banyak dan bertumpuk saja, anggapan yang seperti itu tidak benar, mereka lupa bahwa kemegahan, kedudukan dan semua kemewahan dunia itu pasti binasa tidak ada yang abadi.
Sesungguhnya dunia ini hanya lah perjalanan menuju akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya : “untuk apa dunia bagiku. Tidaklah aku didunia ini melainkan seperti orang yang pergi berkendaraan yang bernaung sebentar dibawah pohon, kemudian pergi lagi dan meninggalkan nya. (HR.TIRMIDZI). Kalau orang mengerti bahwa hidup didunia ini hanya lah sebentar dan sementara, seharusnya mereka sadar dan mencari bekal untuk persiapan nanti didalam perjalanannya menuju akhirat yang abadi.
Sehingga dengan perbekalan itu diharapkan agar mencapai tujuan keakhirat dengan selamat dengan mengerjakan amalan-amalan yang baik dan segera bertaubat atas dosa yang pernah dilakukannya. Oleh sebab itu jangan lupa bahwa dihari kelak ada kehidupan yang lebih abadi yaitu diakhirat.
Allah SWT telah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
ARTINYA :Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.(QS. luqman : 33)
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. “MEMBELANJAKAN HARTA DIJALAN ALLAH SWT”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Membelanjakan harta dijalan allah SWT (kita kenal istilah, fisabilillah) adalah satu dari cir-ciri utama orang-orang mukmin sejati. Dalam hal ini, Allah SWT tidak sekedar memrintahkan melainkan juga memberi motivasi begitu indah, agar kita tergerak untuk melaksanakannya.
Sebagi contoh motivasi yang diberikan, salah satunya terdapat dalam surah al-baqarah ayat 265 :
وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
ARTINYA :. dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.(QS. Al-baqarah :265)
Berbicara soal membelanjakan harta fisabilillah tanpaknya mudah. Namun demukian, diperlukan kemauan yang cukup kuat untuk melakukannya.
Maka dari itu, membelanjakan atau menafkahkan (berinfaq) harta dijalannya dapat memperkuat jiwa dan akhlak orang yang melakukannya. Lebih jauh lagi, mencukupi untuk meraih ganjaranatau balasan yang besar dari Allah SWT.
Dorongan atau motivasi yang diberikan dengan cara lain oleh Allah SWT kepada kita, terdapat dalam surah al-hadid ayat 7 :
ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَأَنفِقُوا۟ مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَأَنفَقُوا۟ لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
ARTINYA : . berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.(QS. Alhadid : 7)
Pada ayat diatas Allah SWT menjelaskan kepada kita bahwa apapun yang kita miliki, sebelumnya pernah dimiliki oleh orang lain. Begitu nantinya apa yang kita miliki akan berpindah kedalam kepemilikan orang lain. Begitulah, kita adalah pengelola atas harta itu, dengan kata lain peran kita hanya lah sebagai pemegang amanat. Maka dari itu, kita tidak perlu raguragu dalam membelanjakan sebagian harta yang mana sifat kepemilikan kita atasnaya hanyalah sementara.
Selanjutnya, dengan ayat diatas menjadi jelaslah bagi kita dan hanya mereka yang beriman dan menafkahkan hartanya dijalan Allah SWT sajalah yang kelak akan memperoleh ganjaran yang besar dari Allah SWT. Adapun bagi orang yang tidak beriman , yang membelanjakan hartanya untuk keperluan sosial, kelak dihari pembalasan tidak ada balasan baginya atas ke bajikan yang telah ia lakukan itu. Walaupun di dunia ini beberapa bentuk penghargaan dapat diperolehnya. Allah SWT berfirman dalam surah al-hadid ayat 10 :
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَا يَسْتَوِى مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ ٱلْفَتْحِ وَقَٰتَلَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِّنَ ٱلَّذِينَ أَنفَقُوا۟ مِنۢ بَعْدُ وَقَٰتَلُوا۟ ۚ وَكُلًّا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
ARTINYA :. dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah).
Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-hadid : 10) Hadirn yang berbahagia, Pada ayat ini juga terkandung petunjuk dan dorongan untuk membelanjakan sebagian harta dijalan Allah SWT.
Dorongan itu berupa ajakan untuk merenungi, adakah diantara kita memiliki sebagian dari langit ? tentu tidak! Sesungguhnya hanya kepunyaan allah SWT sajalah seluruh langit itu. Demikian pula dengan apa saja yang dibumi ini semuanya milik Allah SWT. Walaupun seringkali kita salah ucap mengatakan “mobil saya, rumah saya, ataupun, ini balai pengobatan saya” maka dengan firmannya yang merangkai kata langit dan bumi, Allah SWT menerangkan kepada kita bahwa, sebagai mana halnya apapun yang dilangit adalah miliknya demikian pula dengan apa-apa yang ada dibumi juga milik Allah SWT.
Maka tak perli kita ada keengganan untuk menafkahkan dijalan Allah SWT, harta yang sejatinya adalah milik Allah SWT. Maka dari itu allah SWT pun mengundang kita didalam surah al-hadid ayat 11 :
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ
ARTINYA :. siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak(QS. Al-hadid : 11).
Apakah yang dimaksud dengan pahala atau ganjaran yang besar atau pahala yang banyak? Ini dapat secara baik kita pahami dengan menilik ayat ke 36 surah an-naba’ berikit ini:
جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا
ARTINYA :. sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,( QS. An-naba’ : 36)
Ganjaran surga jauh melampauinbalasan yang patut kita terima atas perbuatan baik yang telah kita lakukan. Jadi, sebagai tambahan dari balasan itu, Allah SWT juga memberikan hadiah yang cukup banyak. Besarnya hadiah ini tergantung kepada keikhlasan dan niatan perbuatan kebajikan.
Itulah yang disebut oleh Allah SWT sebagai pahala yang banyak atau pahala yang besar di berbagai ayat didalam Al-qur’an. Demikian lah kita akan memperoleh balasan dari Allah SWT, atas harta yang kita pergunakan fisabilillah sesuai dengan niat dan kadar keikhlasan kita saat melakikannya. Anas RA meriwayatkan bahwa nabi muhammad SAW bersabda : “jika seseorang memiliki satu lembah emas, ia takkan pernah merasa puas. Ia akan menginginkan satu lagi lembah penuh emas untuk dimilikinya. Padahal sesungguhnya harta debu kuburlah yang bisa memenuhi atau memuaskan mulut seseorang (HR. Bukhari)
Hadirin yang dimuliakan oleh allah SWT, Ubai bin ka’ab mengatakan bahwa hadis ini seri dibaca ulang, sampaisampai kami menyangka itu adalah ayat al-qur’an sehingga Allah SWT mewahyukan surat at-takasur ayat 1-8 :
ARTINYA :Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur, janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).(QS. At-takatsur).
Ibnu umar meriwayatkan bahwa suatu ketika rasulullah muhammad SAW menyampaikan sabda beliau kepada para sahabat, “dapatkah kamu membaca seribu (1000) ayat al-qur’an setiap hari? Para sahabat pun berkata “siapakah diantara kita yang sanggup melakukannya ?. rasulullah pun bersabda “adakah kamu tak dapat membaca surat at-takatsur.” (HR.al hakim dan al baihaqi) Dengan demikian berarti bahwa kandungan pesan didalam surat attakatsur itu setara dengan seribu ayat.
Adalah kenyataan bahwa kelemahan manusia itu adalah menumppuk-numpuk dan terus menambah harta dalam genggamannya hingga maut menjemput. Sungguhpun demikian, ada kewajiban orang beriman untuk membayar zakat (maal) sebesar 2.5% dari hatanya. Perlu diingat juga bahwa Allah SWT seringkali mejebutkan perintah zakat langsung mengikuti perintah shalat dalam Al-qur’an. Dengan kata lain, tidak diterima Allah SWT shalat seseorang sehingga ia bayarkan kewajiban zakatnya. Khalifah abubakar RA adalah sahabat pemahamannya dalam hal zakat.
Beliau menugaskan pasukan untuk memerangi mereka-mereka yang menolak membayar zakat walaupun mereka itu masih mengerjakan shalat dan menunaikan puasa. Allah SWT berfirman dala surat al-muzammil ayat 20 :
نَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَىِ ٱلَّيْلِ وَنِصْفَهُۥ وَثُلُثَهُۥ وَطَآئِفَةٌ مِّنَ ٱلَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَٱللَّهُ يُقَدِّرُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ ۚ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَىٰ ۙ وَءَاخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِى ٱلْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ ۙ وَءَاخَرُونَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَقْرِضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَٱسْتَغْفِرُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌۢ
ARTINYA : dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.(QS.al-muzammil :20)
Pada ayat ini, selain memerintahkan kita untuk membayar zakat Allah SWT juaga menganjurkan kita untuk dengan ikhlas menambahkan lagi balanja dijalan Allah SWT. Ciri-ciri orang yang sungguh-sungguh mukmin banya disebutkan diberbagai ayat didalam Al-qur’an.
Misalnya, didalam surat adz-dzariyat ayat 17-19 Allah SWT berfirman :
(17) وبالأسحار هم يستغفرون (18) وفي أموالهم حق للسائل والمحروم (19) وفي الأرض آيات للموقنين
ARTINYA : di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. dan pada hartaharta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.(QS. Adz-dzariyat :17-19) Begitupun dalam surat al-ma’arij ayat 24-25, Allah SWT berfirman :
وَالَّذِيۡنَ فِىۡۤ اَمۡوَالِهِمۡ حَقٌّ مَّعۡلُوۡمٌ لِّلسَّآٮِٕلِ وَالۡمَحۡرُوۡمِ
ARTINYA : dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),(QS. Al-ma’arij : 24-25)
“bagian tertentu” yang dimaksud dalam ayat ini adalah bagian yang telah ditetapkan untuk sepanjang masa oleh Allah SWT dalam bentuk zakat yakni sebesar 2.5 % dari harta kekayaannya. Tersebut pula dalam firman allah SWT surat al-insaan : 8-9 :
وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا
ARTINYA : dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.(QS. Al-insaan : 8-9)
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
Sesungguhnya kami memberikan makanan kepadamu hanya lah untuk mengharapkan keridhaan allah, kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula (ucapan) terimakasih. Terkadang kita heran, mengapa allah SWT menakdirkan Nabi Muhammad SAW terlahir dalam keadaan yatim. Tentu hanyalah Allah SWT sajalah yang mengetahui secara sempurna tentang hal ini. Mungkin saja , salah satu alasan adalah Allah SWT berkehendak menanamkan di masa kecil rasulullah SAW bagaimana rasanya hidup sebagai anka yatim, karena ini merupakan latihan penting bagi beliau yang dikemudian harinya diangkat oleh Allah SWT sebagai rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi alam semesta) Bimbingan dan petunjuk Allah SWT berpengaruh amat seketika terhadap para sahabat rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai contoh perhatikan lah firman allah SWT didalam ayat ke 92 surah ali-imran berikut ini :
ن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
ARTINYA : kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. (QS. Aliimran :92)
Begitu mendengar turunnya ayat ini, abu thalhah RA bergegas mendatangi rasulullah SAW untuk menyerahkan kebunnya yang terbaik, disumbangkan untuk kepentingan sabilillah. Begitu pula dengan zaid bin haritsah RA, ia segera menyerahkan kuda terbaik yang dimilikinya.
Hadirin yang dimuliakan oleh allah SWT, Saya berdo’a semoga Allah SWT memberikan kemampuan kepada kita untuk membayar zakat dan mengeluarkan sedakah secara tulus dan ikhlas dan teratur dari waktu kewaktu. AMIN.. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. “3 Obat untuk Penyakit Hati”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
اَنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَو ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا ِ دْ بَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَ ع
Kaum muslimin yang berbahagia
Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati,
Seperti yang kita sadari bersama, umumnya manusia sangat sulit untuk melakukan ibadah kepada Allah. Umumnya manusia sangat malas untuk diajak melakukan ketaatan kepada Sang Pencipta. Mengapa? Kita semua akan memiliki jawaban yang sama, karena manusia dibekali dengan hawa nafsu. Hanya saja, manusia berbeda-beda.
Ada yang hawa nafsunya lebih menguasi dirinya, sehingga dia bergelimang dengan maksiat, namun dia tidak merasa bersalah. Ada yang hati nuraninya lebih mendominasi, sehingga dia menjadi hamba yang taat.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Jika kita perhatikan, sejatinya iman, islam, dan ketaatan kepada Allah adalah sebuah kenikmatan. Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa ibadah bisa dirasakan kenikmatannya, diantaranya firman Allah ketika menceritakan salah satu kenikmatan yang Allah berikan kepada para sahabat,
ARTINYA : ”dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orangorang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. AL-HUJARAT : 7)
Atas petunjuk Allah SWT, Allah jadikan para sahabat manusia yang bisa menikmati lezatnya iman, bahkan Allah jadikan iman itu sesuatu yang indah pada hati para sahabat. Sehingga kecintaan mereka kepada kebaikan, mengalahkan segalanya.
Kemudian dalam hadis dari Abbas bin Abdul Mutahalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
, ً ول ُسَ ر ٍدَّمَحُمِبَ و ،اً ين ِ د ِم َ لَْسِْ الْ ِبَ و ،اًّبَ ر ِ الله ِ ب َي ِضَ ر ْنَ م ِ ان َ يم ِْ الْ َمْعَ ط َ اقَ ذ ARTINYA : “Akan merasakan nikmatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabnya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai rasulnya.” (HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya).
Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut tiga kriteria:
• Orang yang mentauhidkan Allah dengan sepenuhnya, sebagai bukti dia ridha Allah sebagai Rabnya
• kemudian dia menjadikan syariat islam sebagai aturan hidupnya, sebagai bukti dia ridha bahwa islam sebagai agamanya
• dan dia mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hidupnya
orang yang memiliki 3 kriteria ini akan merasakan lezatnya.
Dalam hadis lain, yang mungkin hadis ini sering kita dengar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, yang artinya :
“Tiga hal, siapa yang memilikinya maka dia akan merasakan lezatnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari pada selainnya, dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan dia sangat benci untuk kembali kepada kekufuran, sebagaimana dia benci untuk dilempar ke neraka.” (HR. Bukhari, Muslim dan yang lainnya).
Semua dalil di atas menunjukkan betapa iman, islam, dan segala turunannya, merupakan kenikmatan dan bisa dirasakan lezatnya. Hadhirin, jamaah yang kami hormati,
Yang menjadi tanda tanya kita, mengapa banyak orang justru merasa berat atau bahkan merasa tersiksa ketika melakukan ketaatan? Bisa jadi, bahkan termasuk kita, seringkali masih menganggap ketaatan itu sesuatu yang sulit bagi kita. Lalu dimanakah nikmatnya iman itu? Jamaah yang berbahagia,
Sejatinya kasus semacam ini juga dialami oleh fisik manusia. Seperti yang kita pahami, hampir semua orang yang mengalami sakit, dia akan susah makan, dan semua terasa pahit.
Selezat apapun jenis makanan yang diberikan, orang sakit akan merasakannya sebagai sesuatu yang pahit. Soto pahit, sate pahit, bahkan sitipun pahit rasanya. Kenapa? Karena dia sedang sakit.
Seperti itu pula, orang yang sedang sakit hati dan mentalnya. Selezat apapun nutrisi yang diberikan, dia akan merasakan pahit dan berusaha menolaknya. Dengan ini kita bisa menemukan jawaban, mengapa banyak orang tidak merasakan nikmatnya iman? Karena kebanyakan manusia, hati dan jiwanya sedang sakit.
Jamaah yang berbahagia,
Untuk bisa mengembalikan pada kondisi normal, tentu kita harus berusaha mengobati penyakit itu. Karena jika sakit ini dibiarkan, selamanya kita tidak bisa merasakan nikmatnya nutrisi dan makanan. Hati sakit yang dibiarkan, selamanya akan sulit untuk menikmati lezatnya iman. Lalu bagaimana cara mengobati hati?
Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 – 17) menjelaskan bahwa ada 3 teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit.
Teori ini juga digunakan dalam ilmu medis.
Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien, dia akan memberlakukan 3 hal: Pertama, [ةَّوُ الق ُظْفِح] menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang dokter juga memberikan multivitamin.
Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan fisik pasien.
Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia lakukan adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan.
Karena ilmu dan amal, merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis riwayat Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah. Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu. Kedua, [ ُ ىِ الـم ِنَ ة ع َ اي َمِ الح ذْؤ ] melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau sesuatu yang bisa memparah sakitnya.
Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan pasien untuk menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita pasien.
Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah panyakit dalam hatinya, yaitu dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia.
“Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth). Ketiga, [ َ ةَ رْفِتْسِا دِ اس َ اد الف َوَ الـم ُ اغ ] menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinyaTahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter akan memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan memberinkan antibiotik dengan dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai dengan penyakit pasien.
Di bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,
ِ ُ م ُبِ ائَّ الت هَ ل َبْنَ ذ َ لَ ْنَمَ ك ،ِبْنَّ الذ َ ن Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa itu. (HR. Ibn Majah).
Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam dirinya. Jamaah yang kami hormati,
Obat yang diberika seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan tingkat penyakit yang diderita pasien.
Dokter akan memberikan penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien cukup parah, bahkan sampai harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan rentang waktu berbeda-beda, atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu. Termasuk treatment operasi dan ampuntasi. Sama halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita sangat parah, karena pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat memberikan treatment sampai pada taraf hukuman had, seperti cambuk, potong tangan, pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.
Sebagaimana anda tidak dibenarkan untuk menuduh dokter kejam karena melakukan bedah operasi atau amputasi. Anda juga sangat tidak dibenarkan mengatakan islam kejam karena memberikan hukuman kematian.Allahu a’lam.
Semoga Allah melindungi kita dari segala penyakit hati yang berbahaya, dan menjadikan hati kita, hati yang sehat, yang bisa merasakan lezatnya iman, islam, dan amal soleh. AMIN !
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. “TAQWA”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
ْ َ ال ّنِإ نا ِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَح ُ ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Sebagai hamba Allah yang beriman marilah kita panjatkan puji dan syukur ke haddirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka menghambakan diri kepada Allah SWT.
Salawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaaban hidup yang jahiliyah menuju pada peradaban hidup yang moderen,,,, yg penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat ini. Semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak..
Perkenankanlah saya pada kesempatan ini untuk menyampaikan topik yang berjudul: TAQWA
Taqwa adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi, pendek kalimatnya tetapi mempunyai arti yang sangat luas, semua orang berbicara taqwa dari kanak kanak sampai kakek kakek dari tk sampai perguruan tinggi, seluruhnya berbicara taqwa. Bahkan di setiap acara pelantikan pelantikan pejabat di instansi di situ kita dengar taqwa taqwa dan taqwa, karena seringnya diucapkan sampai sampai mengalami pergeseran arti, padahal para ulama mendefinisikan takwa yaitu:
امتثال الوامر واجتناب النواهي
”Melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya”
Saudara saudara kaum muslimin Rahimakumullah !
Kita sebagai muslim marilah kita bertaqwa kepada Allah agar kita mendapatkan rahmat dan maghfirah dari Allah. Derajat taqwa ini hanya bisa dimiliki dan diperintahkan hanya kepada orang orang yang beriman kepada Allah:
ARTINYA: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Kita sebagai muslimin harus konsisten dengan taqwa itu kapan dan dimanapun kita berada disitu kita harus bertaqwa. Jangan kita taqwa hanya ketika di masjid atau di rumah saja, tetapi taqwa harus menjadi milik kita selama hayat masih dikandung badan.
Di kantor bertaqwa, di pasar bertaqwa, di kebun bertaqwa jangan sampai keluar dari masjid taqwanya hilang kalau saya keluar masjid bawa taqwa, saya tidak akan gosib, kalau ke kantor saya bawa taqwa saya tidak akan korupsi karena taqwa ditunda/ ditinggal di masjid dan di rumah sehingga kemaksiatan merajalela di mana mana.
Saudara saudaraku kaum muslimin rahimakumullah.
Sekarang timbul pertanyaan apa sih tanda tanda orang yang bertaqwa itu? Mari kita lihat dalam surat Al Baqarah ayat 3-4:
1. Yaitu orang orang yang percaya kepada hal hal yang ghoib percaya adanya surga dan neraka percaya adanya jin dan syetan percaya bahwa setan jin itu ada.
2. Orang orang yang mendirikan sholat, kenapa di sini dijumpai kata kata mendirikan? Karena yang dimaksud dengan mendirikan yaitu: menjalankan secara berkesinambungan dan terus menerus, serta realisasikan pelajaran pelajaran yang dapat diambil dari sholat itu dalam kehidupan sehari hari contoh: dalam sholat kita mengucapkan: hanya allah yang maha besar, selain Allah semuanya kecil, sehingga kita kembali bergaul di masyarakat, sombong kita hilang.
3. Menginfaqkan sebagian hartanya yang Allah berikan, untuk dibelanjakan di jalan Allah SWT
4. Yaitu orang orang yang percaya terhadap apa apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad dan percaya terhadap apa apa yang diturunkan sebelum nabi Muhammad yaitu kitab kitab yang diturunkan kepada nabi nabi sebelum beliau.
Seperti begini ini kita percaya bahwa soekarno adalah presiden pertama RI percaya sekedar percaya tetapi tidak wajib mengikutinya karena masanya telah lewat. Sekarang masa reformasi jadi yang diikuti sekarang adalah masa reformasi jadi yang wajib diikuti adalah era reformasi ini dan sekarang bukan masa taurat dan injil maka taurat dan injil tidak wajib kita ikuti tetapi yang wajib kita ikuti adalah al quran karena akan terus berlaku sampai akhir zaman.
5. Orang orang yang percaya dan yakin akan adanya akhirat, saya juga percaya akan adanya akhirat percaya bukan sekedar percaya, yang buta akan semakin buta tetapi percaya yang membiasakan dalam kehidupan sehari harinya.
6. Orang yang percaya akhirat itu jalannya tidak angkuh, orang yang percaya akhirat itu ngomongnya enggak asal ngomong, tetapi mereka yang percaya akhirat itu hidupnya atau gayanya betul betul di pertimbangkan.
Saudara saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…
Demikian ceramah agama yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.
Akhirulkalam, Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik.
Wallahul muwaffiq ila aqwamithaaryq,,,
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
5. “TAUBAT”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ ُدَهْشَأ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و Hadirin sekalian yang bahagia, Pada kesempatan yang penuh rahmat ini, patutlah kiranya kita memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada kesempatan yang berbahagia ini kita masih bisa melanjutkan pengajian kita dengan tiada halangan satu pun. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, karena dengan perjuangan beliau kita bisa membedakan mana yang haq dan yang bathil yaitu tersiarnya agama islam.
Semoga kita tergolong umat beliau yang setia terhadap ajarannya. Hadirin yang berbahagia, Tentunya kita tahu bahwa setiap usaha kita dalam menjalankan amalan-amalan agama tentu banya kekurangan dalam diri kita masingmasing, dari sekian perintah agama yang sudah barang tentu ada bagian yang belum kita penuhi.
Apalagi larangan-larangan yang belum kita penuhi dan kita kejar terus kekurangan tersebut, disamping kita harus bertaubat kepada Allah SWT, atas segala dosa serta perintahnya yang belum kita penuhi. Kaum muslimin yang berbahagia, Arti taubat disini adalah memohon ampun kepada Allah SWT dengan lisan penyesalan yang amat dalam atas dosa yang pernah dilakukan, dan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Dan apabila dosa itu berhubungan dengan hak manusia, dan hal yang paling baik adalah meminta maaf kepadanya dan mengembali harta benda yang telah dianiaya.
Banyak manusia yang menganggap enteng masalah taubat, karena kata taubat enak didengar dan mudah diucapkan oleh lisan saja, sebab diperlukan juga tindakan nyata dan benar-benar taubat dan tidak mengulanginya lagi. Oleh karena itu, sangat kurang bijak sama sekali, jika seseorang mengaku bertaubat, tetapi dia masih mengerjakan dosa tersebut. Hal ini sangat memalukan sekali, sebab secra tidak langsung dia telah mengejek dan menghina tuhannya.
Jika ada seseorang yang beristigfar mohon anpun kepada Allah tetapi hatinya masih ragu untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. Yang seperti itu menurut wali yang bernama rabi’ah aladawiyah : taubatnya orang-orang pendusta, maka taubat yang seperti itu tidak akan diterima.
Allah SWT didalam firmannya menggambarkan taubatnya seorang mukmin adalah sebagai berikut :
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
أولئك جزاؤهم مغفرة من ربهم وجنات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها ونعم أجر العاملين (136)
ARTINYA :. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.(QS Ali-imran : 135-136)
Kaum muslimin yang berbahgia, Sudah kita ketahui bersama, maut datang secra tiba-tiba tidak seorangpun yang tahu kecuali Allah SWT. Maut bisa mendatangi siapa saja, tidak pandang usia, bisa saja orang muda segar bugar tiba-tiba mati mendadak, banyak sekali orang mati mendadak karena kecelakaan, tidak sakit lalu mati, DLL, adakalanya di pagi hari masih segar bugar, tetapi disiang harinya ia mati. Dan bila seseorang sudah sampai pada batas ajalnya, maka ia tidak dapat mencegahnya sedikitpun.
Oleh karena itu, sangat celaka bagi orang yang suka menunda-nunda untuk bertaubat, biasa dengan ucapan “besok saja aku bertaubat”, seakanakan dia mengetahui bahwa maut masih lama menghampiri dirinya, bahwa dia telah lupa bahwa maut bisa datang setiap saat. Oleh sebab itu, menundanunda taubat adalah hal yang sangat kliru, sebab kalau orang sudah beranggapan menunda taubatnya, berarti dia masih punya peuang untuk cenderung melakukan dosa lagi, atau perasaan dia tidak pernah melakukan dosa sehingga dia enggan untuk bertaubat.
Anggapan yang seprti ini adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya sekali, dengan demikian marilah kita mengkoreksi diri kita masing-masing, sehingga kita dapat mengetahui dan mengerti seberapa banyak dosa-dosa yang pernak kita lakukan sebagai mana dikatakan dalam seuah ayat yang artinya : “hai orang yang berdosa dan menghitung kesalahanannya, jangan lah engkau lupa dosa mu dan ingat lah yang telah berlalu dari dosa itu.
Dan taubatlah kepada Allah SWT, sebelum mati, dan berhentilah wahai orang durhaka serta serta akuilah dosamu jika engkau mengakui” Kaum muslimin yang berbahagia, Setelah kita mengetahui dosa-dosa kita, marilah kita lekas bertaubat, atas kesalahan yang sudah terlanjur, dan marilah kita ganti dengan perbuatan yang baik dan memperbanyak amal-amal soleh. Dan berusaha tidak melakuaka dosa lagi, sesuainya kita bertabat.
Adapun ciri-ciri yang telah bertaubat :
1. Menahan lidahnya dari sesuatu yang tidak berguna, mengupat,memfitnah dan dusta.
2. Didalam hatinya tidak menyimpan rasa dengki dan permusuhan terhadap semua manusia.
3. Tidak mempergauli kawan-kawan yang jahat dan meninggalkannya.
4. Selalu berbuat baik dan memperbanyak bekal dibawanya sesudah mati yaiti amalan yang soleh, dan menyesali semua dosanya, setelah itu memohon ampunan kepada Allah SWT.
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
6. “Merenunggi kebesaran allah”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ ُ دَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَأ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia
Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Alhamdulillah diantara nikmat yang Allah berikan kepada kita, kita bisa merasakan kenikmatan melihat pemandangan yang indah, masya Allah. Ini merupakan nikmat yang luar biasa. Yang tentunya kita bukan hanya sebatas melihat keindahannya saja, tapi juga kita merenungi akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Merenungi akan keindahan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga dari situ semakin bertambah keimanan kita.
Bahwa Allah itu Maha indah. Indah bukan hanya ciptaannya, tapi juga indah syariatnya, indah perbuatannya. Maka dari itu kita juga berusaha bagaimana kita merasakan keindahan tersebut.
Di dalam ibadah kita, di dalam menjalankan syariat Allah. Maka ini adalah merupakan sesuatu yang luar biasa kalau kita semua merasakan keindahan tersebut, sebab tidak ada yang lebih indah bagi seorang hamba dari bermunajat kepada Allah, tidak ada yang lebih indah bagi hati kita ketika hati kita bertaqorrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika kita mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu kebahagiaan yang luar biasa, Bahkan kata Syaikhul Islan Ibnu Taimiyah Rahimhullah
إن في الدنيا جنة من لم يدخلها لم يدخل جنة الآخـــرة
“Sungguh di dunia terdapat Surga, barangsiapa belum memasuki ke dalam Surga di dunia, maka dia tidak akan masuk Surga di akhirat nanti” Apa itu surga dunia yang dimaksud oleh beliau? Kata beliau yaitu Ma’rifatulloh Jalla wa ‘Ala, yaitu mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia memang betul. Karena dengan mengenal Allah, kita akan betul-betul tumbuh sifat-sifat yang indah sekali.
Orang yang kenal Allah, dia akan menjadi hamba yang bersyukur, orang yang kenal Allah dia akan menjadi hamba yang selalu berbuat baik kepada manusia, orang yang kenal Allah dia akan menjadi hamba yang tawadhu, yang tidak akan pernah sombong, karena dia sadar semua pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang kenal Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjadi orang yang sabar menghadapi berbagai macam ujian, kesulitan hidup dan yang lainnya. Karena ia tahu dan ia kenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang kenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia akan menjadi hamba yang mempunyai sifat-sifat yang luar biasa.
Lihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , manusia yang paling kenal Allah. Tidak ada manusia yang paling kenal kepada Allah daripada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka karena pengenalan beliau kepada Allah luar biasa, menimbulkan akhlak yang luar biasa, kesempurnaan sebagai seorang manusia.
Makanya manusia menjadi sempurna ketika ia mengenal penciptanya Yang Maha Sempurna. Manusia menjadi mulia, ketika ia mengenal penciptanya Yang Maha Mulia. Kenapa? karena kesempurnaan milik siapa? Milik Allah, kemuliaan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, keindahan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Makanya orang-orang yang beriman dan bertakwa itu diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dua macam keindahan, keindahan batin dan keindahan fisik. Kalau kita melihat orang yang MasyaAllah bertakwa, beriman dan beramal sholeh, dari air wajahnya aja kita sudah merasa senang melihatnya, kenapa? karena Allah mencintai dia, dan disebutkan dalam hadits bahwa apabila Allah mencintai seseorang Allah akan memanggil Jibril.
Lalu Jibril menyeru kepada semua penduduk langit dan bumi, bahwasanya Allah mencintai si Fulan maka cintailah dia. Maka dicintailah oleh penduduk langit, dicintai oleh penduduk bumi berupa bebatuan, demikian pula hewanhewan dan yang lainnya, dan diletakkanlah penerimaan dimuka bumi kata Rasullullah. Saudaraku sekalian, Maka penting sekali kita mengenal tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kenali Allah.
Dengan semakin kita kenal kepada Allah, maka kita akan bisa merasakan keindahan-keindahan yang tidak bisa kita rasakan dan tidak bisa kita bandingkan dengan keindahan dunia. Shahih saudaraku sekalian, Makanya kenikmatan penduduk surga yang paling luar biasa di surga itu apa? melihat Allah. Tidak ada keindahan di surga yang melebihi melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam Hadits diriwayatkan imam Bukhari dan Muslim, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Yunus, ‘bagi orang-orang yang berbuat Ihsan, Allah akan berikan kepada mereka surga dan tambahan, Rasullullah mengatakan nanti di hari kiamat Allah akan berfirman kepada penduduk surga:
َّ نَجْ ا ال َنْلِخْدُ ت ْمَلَ ا؟ أ َنَهْوُجُ و ْ ضِيَبُ ت ْمَلَ : أ َنْوُول ُقَيَ ؟ ف ْمُكُدْيِزَ ا أ ًئْيَ ش َنْوُدْيِرُت اًئْيَ ا ش ْوُطْعُ ا أ َمَ ف ُ اب َجِحْ ال ُفَشْكُيَ : ف َ ال َ ؟ ق ِ ار َّ الن َنِ ا م َ نِجَنُتَ و َة َّ لَجَ و َّزَ ع ْمِهِ بَ ى ر َلِ إ ِرَظَّ الن َنِ م ْمِهْيَلِ إ َّبَحَ . أ “Wahai penduduk surga, maukah aku menambahkan untuk kalian sesuatu? Mereka menjawab,”Bukankah Engkau telah menjadikan wajahwajah kami putih berseri? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Nabi bersabda,”Maka disingkapkanlah tabir penutup, sehingga tidaklah mereka dianugerahi sesuatu yang lebih mereka senangi dibandingkan anugerah melihat Rabb mereka Azza wa Jalla.”
Kenapa? karena waktu di dunia mereka belum pernah melihat Allah. Dan mereka waktu di dunia mengenal Allah dan ternyata mereka merasakan keindahan ketika mereka mengenal Allah di dunia ini. Dia merasakan keindahan ketika bertaqorrub, ketika tahajud, ketika bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia merasakan keindahan-keindahan tersebut. Bahkan orang yang sudah merasakan keindahan betul dengan mengenal Allah, dia tidak ingin menggantinya dengan yang lain, dia tidak ingin kehilangan, karena itu memang sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya. Allah gantikan di surga menjadi melihat wajah Allah langsung yang sangat indah. Bayangkan kita melihat ciptaan Allah saja kita merasa terkagum-kagum, Masya Allah, Subhanallah.
Bagaimana coba kalau kita melihat wajah Allah yang paling indah, yang keindahannya tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga saudaraku sekalian
Maka saudara-saudaraku sekalian, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kita untuk berusaha mengenal Allah, Rasullullah bersabda:
ةَّنَ الج َلَخَ ا د َ اه َصْ أح ْنَ ا م ًمْ اس َنْيِعْسِ ت َ و ُةَعْسِ ت ِ لله َّنِ إ
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, barangsiapa menghafalnya akan masuk surga.” (HR. Bukhari). Apa yang dimaksud dengan meng-ihsho di dalam hadis tersebut? Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyebutnya dalam kitab beliau Madarijus Salikin, yang dimaksud deng ihso yaitu empat martabat, martabat yang pertama ialah kita berusaha kenal dali-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Martabat yang kedua kita berusaha untuk menghafalnya, martabat yang ketiga kita berusaha untuk menyelami makna-maknanya. Kita coba mengambil nama Allah Ar-Rahman, kita berusaha selami maknanya, apa makna Ar-Rahman?. Kemudian martabat yang keempat itu kita mengamalkan konsekuensinya. Masya Allah, ini luar biasa sekali. Maka dari itulah mari kita berusaha mengenal Allah dengan dua cara mengenal Allah.
Kata Syaikh Muhammad bin Shaleh Utsaimin Rahimahullah, mengenal Allah itu dengan dua cara. Cara yang pertama yaitu melalui ayat-ayat yang dibaca yaitu AlQur’an dan hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena Allah memperkenalkan dirinya dalam Al-Qur’an. Baca ayat Kursi, Allah berfirman Allahu La ilaha illa huwal hayyul qoyyum, baca surat Al Ikhlas, Qul huwallahu Ahad, Allahush Shamad.
Baca akhir-akhir Surat Al-Hasyr, baca Al-Quran. Kita akan dapatkan Allah memperkenalkan dirinya kepada hambahambaNya, ini cara yang pertama saudaraku.
Cara yang kedua yaitu, mengenal Allah melalui ayat-ayat yang bersifat kauniyah, ciptaan-ciptaan-Nya. Ketika kita melihat bagaimana besarnya langit dan bumi yang kebesarannya tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata. Bumi yang kita pijak ini saja sangat besar sekali, tujuh angit 7 lapis bumi dan 7 lapis langit Itu bagaimana? Allah mengatakan:
َ يح ِ صاب َمِ يا ب ْنُّ الد َ ماء َّ ا الس َّنَّيَ ز ْدَقَلَ و “Dan sungguh kami telah menghiasi langit dunia dengan bintangbintang“. (QS. Mulk: 5).
Bayangkan, bintang-bintang yang ada di situ, demikian pula matahari, ternyata itu masih langit dunia saudaraku, dan ternyata bumi sangat kecil sekali dibandingkan dengan matahari. Itu baru langit dunia, bagaimana yang kedua, ketiga, keempat, lebih besar sekali.
Ketika kita melihat ciptaan Allah yang luar biasa seperti itu, Allah Maha Besar, kebesaran Allah yang luar biasa, yang kita kenali dengan melihat ciptaanNya saudaraku. Ketika kita melihat laut yang bergelombang, keindahan-keindahan yang Allah perlihatkan kepada makhluk-makhluk-Nya, untuk memperlihatkan kepada hamba-Nya tentang kekuasaan diri-Nya, untuk apa? supaya kita menjadi hamba-hamba yang berpikir, Allah mengatakan:
ِ باب ْلَ ْ ي الْ ِول ُ ِ لْ ٍ يات َ لآ ِ هار َّ الن َ و ِلْيَّ الل ِ لَف ِتْ اخ َ و ِضْرَ ْ الْ َ و ِ ماوات َّ الس ِقْلَ ي خ ِ ف َّنِ إ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian siang dan malam, sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang memiliki pikiran“. (QS. Ali Imron: 190). Siapa mereka:
ِ ماوات َّ الس ِقْلَ ي خ ِ ف َ ون ُرَّكَفَتَيَ و ْمِهِ وب ُنُ لى ج َعَ وً ودا ُعُقَ وً ياما ِ ق َ َّ اللَّ َ ون ُرُكْذَ ي َ ين ِذَّال نا ِقَ ف َكَ حان ْبُ س ًلَِ ا باط َذَ ه َتْقَلَ ا خ َ نا م َّبَ ر ِضْرَ ْ الْ َو ِ ار َّ الن َ ذاب َ ع “Yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah ketika berdiri, ketika duduk, ketika berbaring memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah apa yang Engkau ciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, dan pelihara kami dari api neraka”“. (QS. Ali Imron: 191).
Maka dari itulah saudaraku, kita diperintahkan oleh Allah untuk melihat, mentadaburi ayat-ayat Allah yang bersifat kauniyah, alam semesta ini. Karena ciptaan itu menunjukkan kepada sifat penciptanya. Semoga dengan kita mengunjungi tempat-tempat yang indah semakin menambah keimanan kita kepada Allah. Semakin kita berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar kita diberikan keindahan yang lebih dari itu. Keindahan yang bersifat maknawi, keindahan hati, keindahan akhlak, dan tentunya yang terbesar yaitu keindahan melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ada sebuh mitos tentang pulau di belakang saya, pulau Senoa, yang katanya asal-muasalnya adalah wanita hamil yang pelit yang kemudian tenggelam dari pulau. Ini namanya dongeng.
Tentunya yang pertama beritaberita seperti ini harus kita periksa secara ilmiah, apakah itu harus diperiksa atau sebatas cerita. Kalau tidak ada buktinya, mana dalilnya, maka Allah berkata di dalam Al-Qur’an: َ ين ِقِ اد َ ص ْمُتْنُ ك ْنِ إ ْمُكَ ان َهْرُ وا ب ُ ات َ ه ْلُ ق “Katakan, kemarikan bukti-bukti kalian, jika kalian orang yang benar“. (QS. Al-Baqarah: 111). Karena jika hanya sebatas cerita dan lainnya, tentu kita tidak bisa mempercayainya. Karena untuk meyakini sesuatu membutuhkan kepada bukti yang akurat.
Bagaimana kita yakin jika buktinya saja masih bersifat dugaan, bahkan dibawah dugaan, hanya sebatas mitos saja. Sementara di dalam Al-Qur’an, untuk meyakini sesuatu harus butuh bukti. Anda yakin ada Mekkah? yakin, darimana anda tau Mekkah ada? karena saya sudah kesana, banyak orang yang sudah melihat, buktinya sangat jelas, maka kita yakin betul karena buktinya sudah jelas sekali.
Namun jika hanya sekedar mitos, kata orang dan kata orang, maka yang seperti ini tidak boleh kita percayai. Dan seperti ini masuknya khurofat, yaitu cerita-cerita yang tidak masuk di akal, dibuat-buat. Maka yang seperti ini namanya khurofat. Jika disertai keyakinan jika kita pergi ke pulau itu bisa jadi begini dan begini, baru itu timbul kesyirikan.
Tapi kalau hanya sebatas cerita begini dan begini, itu khurofat namanya. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. “Pengarahan bagi para kawla muda islam”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَو ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ْ ُ وُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَأ هُ ل ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Tentunya kalian mengetahui bahwa pohon yang tumbuh bagus dan kuat adalah karena dirawat dan diairi dengan baik, jika pertumbuhannya makin bagus, tentunya hasilnya akan lebih bagus dan lebih banyak. Itu adalah perumpamaan hati setiap orang, jika hati seorang pemuda dididik dengan baik, maka pemuda itu akan tumbuh dengan baik dan karakternya akan baik pula.
Ia akan menjadi salah satu pemuda harapan bangsa yang kelak akan membela agama, akidah, bangsa dan negaranya. Ia akan menjadi suri tauladan yang baik yang akan mendirikan panji-panji kemuliaan disepanjang masa.
Demikian pula, pertumbuhan islam di awal eranya. Pada mulanya berkembang di antara segelintir pemuda, seperti ali ibnu abi thalib, hamzah ibnu abdul muthalib, mus’ab ibnu umair, usamah ibnu zaid, ibnu afra’, pemenggal kepala abu jahal, abdullah ibnu abbas dan sahabat-sahabat lainnya. Semuanya adalah kawla muda yang tumbuh dimadrasah islam, yaitu madrasah yang dibina oleh Nabi SAW.
Sejak semula mereka dididik lahir batinnya secara islam, mereka dipersiapkan untuk berjuang dimedan perang, mereka dibekali ilmu agama, fiqih, tafsir dan as sunnah. Dan mereka dididik rajin beribadah dan taat beribadah kepada Allah dan rasulnya. Sehingga jika malam telah tiba, maka mereka baigaikan pendeta-pendeta yang menghabiskan waktu malam mereka untuk beribadah, dan jika siang tiba, maka mereka bagai singa-singa ketika berjuang dijalan allah. Al-qur’an
وَبِٱلْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
كَانُوا۟ قَلِيلًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ:
ARTINYA :di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.(QS. Adz dzaariyaat : 17-18)
Dibidang sosial, Allah menggambarkan keadaan mereka sebagai berikut :
ARTINYA : dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian ( QS. Adz dzaariyaat : 19)
selain itu, mereka masih mempunyai sifat-sifat lain yang terpuji. Karena itu, mereka pantas dijadikan suri tauladan yang baik bagi umat islam, karena mereka selalu berada dijalan yang petunjuk, seperti disebutkan dalam firman Allah sebagai berikut :
ARTINYA : mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.(QS. Al-an’am : 90)
Adapun suri tauladan yang buruk akan menimbulkan kerusakan, kerugian dan kekecewaan bagi pelakunya akan diperoleh bagi sipapun yang meniru jejak-jejak orang kafir dalam kesesatan, kebatilan, kejahatan, kekeraran, nafsu, rakus, kesewenangan dan berbagai perilaku burut yang tidak terpuji yang dewasa ini banyak digandrungi para kawla muda islam, karena ayah-ayah mereka atau orang tua mereka tidak mendidik mereka menjadi orang-orang yang baik dan bertanggung jawab. Sesungguhnya pendidikan semacam itu tidak termasuk kedalam katagori kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Karena seorang ayah atau ibu bertanggung jawab penuh dalam pendidikan anak-anaknya agar mereka menjadi orang –orang yang baik. Para orang tua akan diminta pertanggungan jawab oleh Allah atas perilaku dan masa depan anak-anak mereka, seperti yang disebutkan dalam firman Allah berikut ini :
ARTINYA : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(SQ. Alanfaal : 27-28)
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Adapun satu-satunya cara yang terbai untuk menyelamatkan pendidikan anak-anak kita adalah menuntun mereka ketempat yang aman dan baik, agar mereka menjadi seperti sesepuh mereka yang hidup dimasa Nabi SAW yang dapat menegakkan agama islam di arab dan diberbagai negeri lainnya. Mereka harus dididik dan dipimpi baik-baik lewat pendidikan dari rumah hingga sekolah, termasuk juga pendidikan lewat media masa seperti koran, radio, televisi.
Para guru, ulama dan para pemimpin juga bertanggung jawab terhadap pendidikan kawla muda. Mereka harus dididik dengan tuturkata dan perbuatan yang baik, bukan hanya sekedar diberi pengarahan, kemudian dilepas begitu saja tanpa dikontrol sedikit pun. Tentunya cara yang terakhir ini dibenci oleh Allah, karena pendidikannya hanya lewat tutur kata tanpa lewat perbuatan, seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT sebagai berikut :
ARTINYA : Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(QS. Ash shaaf : 2-3)
Para orang tua yang ingin melihat anak-anaknya hidup bahagia dimasa depan, hendaknya mereka menjadi suri tauldan yang baik bagi anakanaknya, mereka harus mendidik anak-anaknya lewat ajaran islam dan moral yang mulia serta menjauhi segala perilaku yang buruk. Demikian pula, para pemimpin harus menyediakan segala sarana pendidikan dan hiburan yang dapat mendidik kawula muda.
Mereka harus bertindak tegas terhadap para kawula muda yang hidup dipinggir-pinggir jalan untuk menggnggu ketanagan orang-orang yang lewat disana, terutama kaum wanita dan para gadis yang selalu diganggu oleh mereka yang tidak bertanggung jawab, seperti yang kita saksikan dilingkungan kita. Para pemimpin juga harus melarang berkembangnya gambar-gambar porno yang beredar dikalangan media masa, agar tidak merusak jiwa para kawula muda lelaki dan perempuan.
Hanya dengan pendidikan dan pengarahan yang baik kepada para kawula muda, kita dapat menutup segala pintu-pintu kejahatan dan sekaligus dapat membentengi iman dan moran mereka dengan ajaran islam. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Hendaknya kalian pedili memberikan pengarahan kepada para kawula muda kita, agar mreka berguna bagi agama dan dunia kita. Jadilah kalian sebagai panutan yang baik bagi anak-anak kalian, agar mereka dapat mencapai bahagia dan sukses dimasa depan mereka. Allah SWT berfirman :
ARTINYA : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan
Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8. “Pendidikan agama merupakan modal utama demi tercapainya kebahagiaan dunia akhirat”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, ُ ّنِإ ذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْال اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِب ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surat ar-ra’du ayat 36, yang berbunyi :
ARTINYA :Katakanlah (hai muhammad) "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".
Dari keterangan ayat diatas, maka jelaslah bahwa segenap makhluk Allah terutama manusia,sebagai umat nabi Muhammad SAW. Wajib untuk beribadah hanya kepada allah SWT semata. Dan tidak membuat tandingtandingan atau sekutu dalam beribadah kepadanya dengan penuh iman dan mantap. Iman itu dimantapkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dinyatakan oleh anggota badan dalam beramal dan beribadah.
Oleh karena itu, sebagai orang mukmin hendaknya kita tidak hanya mencari kebahagiaan didunia saja, melainkan juga beramal yang ikhlas untuk kehidupan sesudah dunia yaitu akhirat. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Untuk mencapai kebahagian hidup didunia dan diakhirat banyak sekali yang harus kita kerjakan. Terutama memberi bekal kepada anak kita berupa pendidikan agama. Islam mempersilakan kita untuk menuntut ilmu pengetahuan apapun asal baik dan berguna untuk kemasahalatan umat.
Namun yang perlu dan wajib diprioritaskan adalah pendidikan agama, seperti tauhid, ilmu fiqih DLL
Adapun ilmu-ilmu yang bersifat umum, seperti kimia, biologi, kedokteran, ekonomi, akutansi, semuanya menuntutnya hukumnya fardlu kifayah, yakni jika salah seorang dalam satu kelompok masyarakat telah menuntut ilmu tersebut, maka tidak wajib bagi orang lain menuntutnya. Rasulullah SAW. Pernah bersabda dalam sebuah hadis yang artinya : “orang yang telah diberi allah rizki (berupa) anak, maka wajib baginya memberikan pelajaran dan pengajaran dan pendidikan yang baik.
Maka siapa yang telah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak nya , maka allah memberikan rizki kepadanya dengan syafa’at anak itu. Siapa yang meninggalkan pendidikan anak nya menjadi orang yang bodoh (yakni tidak memberikan pendidikan kepada anak nya,yang penting dapat kerja untuk cari uang) dia akan menanggung dosanya dihadapan allah” Oleh karena itu, kita harus memperhatikan pendidikan agama anakanak kita, agar anak-anak kita mengetahui mana yang diperintahkan oleh agama dan mana pula yang dilarang oleh agama.
Agar kita ketika dipanggil oleh allah untuk menghadapnya, maka hatikaita akan tenang, karena kita meninggalkan anak kita yang telah dibekali dengan pendidikan agama, sehingga kita gampang dalam mempertanggung jawabkan amanat yang satu ini dihadapan Allah SWT.
Disamping tanggung jawab yang mudah, anak yang shalih akan memberikan kedudukan yang tinggi bagi kita, jika anak kita mendo’akan agar dosa kita diampuni, maka Allah SWT.
Akan mengampuni dosa-dosa kita. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Anak yang shalih juga meripakan amal jariyah bagi orang tuanya, dimana jika kita meninggal dunia, maka amalan itu akan terus mengalir sementara amar-amal kita yang lain akan terhapus.
Rasulillah SAW. Bersabda dalam bebuah hadis yang artinya : “ jika anak adam (manusia) mati, maka terhapuslah seluruh amalnya kecuali 3 perkara :
1. Amal jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat bagi orang lain
3. Anak yang shalih yang mendo’akan orang tuanya.
Oleh sebab ittu, kita mohon kepada Allah SWT. Agar menjadikan keluarga kita, anak-anak kita menjadi anak-anak yang shalih. AMIN. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
9. “Iman dan Taqwa Landasan Mencapai Kesuksesan”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا ْ دْ يّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ، ن Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Kita diciptakan didunia ini untuk satu hikmah yang agung dan bukan hanya untuk bersenang-senang dan bermain-main. Tujuan dan himah penciptaan ini telah dijelaskan dalam firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالاِنسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾ مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ ﴿٥٧﴾ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ ﴿٥٨﴾
ARTINYA : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (QS. Adz dzariyat : 56-58)
Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat ini bahwa tujuan asasi dari penciptaan manusia adalah ibadah kepadaNya saja tanpa berbuat syirik. Sehingga Allah pun menjelaskan salahnya dugaan dan keyakinan sekelompok manusia yang belum mengetahui hikmah tersebut dengan menyakini mereka diciptakan tanpa satu tujuan tertentu dalam firmanNya :
َ ون ُعَجْرُ ت َ ا ل َنْيَلِ إ ْمُكَّنَأَ ا و ًثَبَ ع ْمُ اكَنْقَلَ ا خ َمَّنَ أ ْمُتْبِسَحَفَ أ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami” (QS. 23:115)
Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main saja, namun diciptakan untuk satu hikmah. Allah tidak menjadikan manusia hanya untuk makan, minum dan bersenang-senang dengan perhiasan dunia, serta tidak dimintai pertanggung jawaban atas semua prilakunya didunia ini. Tentu saja jawabannya adalah kita semua diciptakan untuk satu himah dan tujuan yang agung dan dibebani perintah dan larangan, kewajiban dan pengharaman, untuk kemudian dibalas dengan pahala atas kebaikan dan disiksa atas keburukan (yang dia amalkan) serta (mendapatkan) suurga atau neraka.
Hadhirin yang kami hormati,
Demikianlah seorang manusia yang ingin sukses harus dapat bersikap profesional dan proporsional dalam mencapai tujuan tersebut, sebab sesungguhnya tujuan akhir seorang manusia adalah mewujudkan peribadatan kepada Allah dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu orang yang paling sukses dan paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:
ٌ ير ِبَ خ ٌ يم ِلَ ع َ الله َّنِ إ ْمُ اك َقْتَ أ ِ الله َ ند ِ ع ْمُكَمَرْكَ أ َّنِ إ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. 49:13)
Namun untuk mencapai kemulian tersebut membutuhkan dua hal:
1. I’tisham bihablillah. Hal ini dengan komitmen terhadap syariat Allah dan berusaha merealisasikannya dalam semua sisi kehidupan kita. Sehingga dengan ini kita selamat dari kesesatan. Namun hal inipun tidak cukup tanpa perkara yang berikutnya, yaitu;
2. I’tisham billah. Hal ini diwujudkan dalam tawakkal dan berserah diri serta memohon pertolongan kepada Allah dari seluruh rintangan dan halangan mewujudkan yang pertama tersebut. Sehingga dengannya kita selamat dari rintangan mengamalkannya.
Sebab seorang bila ingin mencapai satu tujuan tertentu, pasti membutuhkan dua hal, pertama, pengetahuan tentang tujuan tersebut dan bagaimana cara mencapainya dan kedua, selamat dari rintangan yang menghalangi terwujudnya tujuan tersebut.
Imam Ibnu Al Qayyim menyatakan: “Poros kebahagian duniawi dan ukhrawi ada pada i’tisham billahi dan i’tisham bihablillah. Tidak ada kesuksesan kecuali bagi orang yang komitmen dengan dua hal ini. Sedangkan i’tisham bihablillah melindungi seseorang dari kesesatan dan i’tisham billahi melindungi seseorang dari kehancuran. Sebab orang yang berjalan mencapai (keridhaan) Allah seperti seorang yang berjalan diatas satu jalanan menuju tujuannya. Ia pasti membutuhkan petunjuk jalan dan selamat dalam perjalanan, sehingga tidak mencapai tujuan tersebut kecuali setelah memiliki dua hal ini. Dalil (petunjuk) menjadi penjamin perlindungan dari kesesatan dan menunjukinya ke jalan (yang benar) dan persiapan, kekuatan dan senjata menjadi alat keselamatan dari para perampok dan halangan perjalanan. i’tisham bihablillah memberikan hidayah petunjuk dan mengikuti dalil sedang i’tisham billahi memberikan kesiapan, kekuatan dan senjata yang menjadi penyebab keselamatannya di perjalanan.
Oleh karena itu hendaknya kita menekuni bidang kita masingmasing sehingga menjadi ahlinya tanpa meninggalkan upaya mengenal, mengetahui dan mengamalkan ajaran islam yang merupakan satu kewajiban pokok setiap muslim. Agar dapat mencapai tujuan penciptaan tersebut dengan menjadikan keahlian dan kemampuan kita sebagai sarana ibadah dan peningkatan iman dan takwa kita semua.
Tentu saja hal ini menuntut kita untuk dapat mengambil faedah dan pengetahuan tantang syariat sebagai wujud syukur kita atas nikmat yang Allah anugerahkan. Semua itu agar mereka mengakui bahwa mereka adalah makhluk yang tunduk dan diatur dan mereka memiliki Rabb yang maha pencipta dan maha mengatur mereka.
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
10. “IMAN HARUS SENANTIASA DIJAGA”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَم هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa dan mempertebal keimanan kepada Allah SWT.
Karena kita saat ini hidup pada era millenium, zaman modern, zaman teknologi, zaman yzng sangat cangih guna untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, bukan hanya untuk mencapai bahagi dunia saja, namun juga untuk mrncapai kebahagiaan diakhirat nanti dan inilah yan lebih penting. Untuk itu marilah kita senantiasa menetapkan dan selalu menambah iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.
Dengan rajin-rajin mengerjakan amal sahaleh, mengerjakan semua perintahnya dan meninggalkan larangannya, juga meningkatkan perjuangan kita untuk selalu memakmurkan agama Allah dimuka bumi ini. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Untuk menegakkan dakwah islam diperlikan seorang sosok manusia yang dipenuhi hidayah dan juga mempunyai kemampuan yang keras, juga keberanian. Oleh sebab itu, meningkatkan iman dan taqwa serta membina jiwa merupakan modal dasar bagi kita untuk berdakwah islam. Orang yang bermental kosong dan berjiwa lebih dari rasa iman kepada Allah SWT dan juga iman kepada rasulnya Muhammad SAW. Maka dirinya akan berkata, berbuat, bertindak berdasarkan bisikan syetan, ingkar kepada ajaran Allah SWT dan tuntunan rasulullah SAW. Allah SWT berfirman dalam surah ar-ra’ad ayat 36 yang berbunyi :
وَٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَفْرَحُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ ۖ وَمِنَ ٱلْأَحْزَابِ مَن يُنكِرُ بَعْضَهُۥ ۚ قُلْ إِنَّمَآ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ ٱللَّهَ وَلَآ أُشْرِكَ بِهِۦٓ ۚ إِلَيْهِ أَدْعُوا۟ وَإِلَيْهِ مَـَٔابِ
ARTINYA :Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".(QS ar-ra’ad : 36)
Dari firman Allah diatas, jelaslah bahwa segenap makhluk Allah, turutama umat manusia wajib beribadah semata kepada Allah tuhan yang maha kuasa, maha pengasih yang tak pilih kasih dan yang maha penyayang dan tak pandang sayang. “tiada tuhan yang wajib disembah dengan hak melaikan Allah SWT. Semata, Nabi Muhammad adalah rasulullah”. Namun, jika ada seorang manusia mengaku sebagai orang islam, seperti abdullah bin ubay bin salul seorang munafiq pada zaman rasulullah SAW.
Dan gerombolan musyrik abu jahal yang mempunyai angapan dan mengatakan bahwa tuhan itu tidak satu, bukan maha esa. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada didalam Al-qur’an yang menjelaskan keesaan Allah SWT. Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Jelaslah abdullah bin ubay bin salul dan abujahal dan gerembolannya adalah orang-orang yang musyrik dan murtad Didalam kitab suci Al-qur’an kurang lebih ada tiga puluh lima ayat yang menyebutkan kata-kata wahid didalamnya.
Bagi orang-orang musyrik yang tidak mempercayaai Al-qur’an akan dimasukkan ke dalam neraka diakhirat nanti mereka akan kekal didalamnya untk selama-lamanya, tidak ada penolong bagi mereka, mereka selama hidup didunia keras kepala, tidak mau menerima petunjuk islam, tidak membenarkan kenabian Rasulullah Muhammad SAW.
Maka merka di akhirat akan sadar dan menyesal dengan penyesalan yang sangat, mengapa dahulu didunia tidak beriman dan tidak percaya kepada Allah SWT dan rasulullah SAW. Dan tidak percaya akan kebenaran Al-qur’an. Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surat al-baqarah ayat 39 yang berbunyi :
وَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَآ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
ARTINYA : Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. Al-baqarah :39)
Hadirin yang berbahagia, Oleh sebab itu, hati manusia itu tergantung dari sanubarinya dalam menetapka ediologi dan keimanannya, hati meripakan tempat keimanan, oleh karena itu hatilah yang dilihat oleh Allah SWT. Bukan bentuk tubuh mereka. Hati itu kata rasulullah ada empat macam sebagaimana dalam sabda beliau yang artinya : “hati itu ada 4 macam :
1. Hati yang suci murni. Didalamnya seakanakan tempat lampu yang cemerlang cahayanya, itu lah hati orang-orang mu’min.
2. Hati yang hitam lagi penuh penyakit, itulah hati orang-orang kafir.
3. Hati yang terikat pada sampulnya, itulah hati orang-orang yang munafiq.
4. Hati yang terbuka, yang didalamnya ada keimanan ada (pula) kemurniannya.
Keimanan yang ada disana adalah bagaikan sayur mayur yang diairi oleh siraman nanah dan darah saling kalah mengalahkan, maka mana yang menang dapat menguasai hati tersebut”. (maksdnya : jika yang menang adalah airnya, maka keimananlah yang menguasai hatinya dan perbuatannya, namun jiak nanah yang bercampur dengan darah itu menang, maka kemunafikan lah yang menguasai hatinya dang menguasai setiap gerak-geriknya.
Hadirin yang berbahagia, Oleh sebab itu, marilah kita memohon kepada allah SWT. Agar selalu menguatkan hati kita, mencondongkan hati kita kepada kebenaran iman, dan bukan kemunafikan. Kepada petunjuk dan buka kesesatan. Kepada cahaya dan bukan kegelapan. Amin ya rabbal ‘alamin....
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
11. “Menuntut Ilmu”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, َ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْع ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و
Kaum muslimin yang berbahagia
Kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Allah karuniakan kepada kita, dan kita bersyukur diberikan nikmat Islam yang saya akan bahas dalam ceramah singkat ini. Yaitu kita harus mengetahui bahwa agama Islam ini adalah agama ilmu, kita tidak akan tahu tentang agama ini kecuali dengan ilmu. Yang pertama dengan wahyu Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah, yang Allah turunkan Al-Qur’an selama 23 tahun.
Kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in, kemudian sahabat menyampaikan kepada Tabi’in dan sampai kepada kita. Kita harus belajar tentang agama ini, Karena pada hakikatnya manusia mempunyai sifat bodoh, tidak tahu agama. Allah menjelaskan dalam surah al-ahzab surat 33 ayat 72, Allah berfirman:
ُ َ ان َ ا الْم َنْضَرَ ا ع َّنِإ ه ل َّنِ إ ُ ان َسْ ا الْن َهَلَمَحَ ا و َهْنِ م َنْقَفْشَأَ ا و َهَنْلِمْحَ ي ْنَ أ َنْيَبَأَ ف ِ ال َبِجْال َ و ِضْ الْر َ و ِ ات َوَمَّ ى الس َلَ ع َة وُهَ ا ج ً وم ُلََ َ ان َ ك
“Sesungguhnya kami tawarkan amanah ini kepada langit, bumi, gunung, dan semuanya menolak, tidak mau memikulnya amanah ini. Kemudian diterima oleh manusia, sesungguhnya manusia sangat dzolim, dan sangat bodoh“.
Allah menyebutkan di dalam surah al-ahzab ayat 72 ini, bahwa manusia sangat dzolim dan sangat bodoh. Kalau manusia sangat dzolim, manusia sangat bodoh, maka dia harus belajar tentang agama ini, supaya hilang kebodohan. Begitu juga dia harus mentauhidkan Allah, supaya hilang kedzoliman. Karena kalau kita bicara soal keadilan, keadilan yang paling adil adalah tauhid, sedangkan kedzoliman yang paling dzolim adalah syirik.
Maka kita harus selalu belajar, yang pertama kali belajar tentang agama ini. Karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa, jahil, Allah menyebutkan ‘jahula’ yaitu bodoh, nggak ngerti apa-apa manusia ini, nggak ada seorangpun yang dilahirkan dalam keadaan dia berilmu, dia harus belajar. Jadi kita harus memperbaiki cara beragama kita dengan dalil. Ilmu ini maksudnya kita belajar ilmu syar’i, Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman Salafush Sholeh.
Karena banyak kita lihat umat islam yang tidak belajar, dia tidak belajar tentang agama, tidak ngaji, tidak nuntut ilmu, mereka sibuk dengan dunianya, sibuk dengan kerja, dengan dagangan,dengan usaha, dengan kuliah yang lain, tapi agama mereka nggak pelajari. Soal dunia mereka tahu kata Allah, tapi mereka lalai dengan akhirat. Allah menyebutkan dalam surah ar-rum ayat 7:
َ ون ُلِ اف َ غ ْمُ ه ِةَرِ الآخ ِنَ ع ْمُهَ ا و َيْنُّ الد ِ اة َيَحْ ال َنِ ا م ًرِ اه ََ َ ون ُمَلْعَ ي
“Mereka tahu tentang apa yang tampak dari kehidupan dunia, tapi mereka lalai dari akhirat”.
Dunia mereka tahu, tentang berbagai disiplin ilmu dunia mereka tahu, tentang masalah keuangan, tentang masalah teknologi dan segala macam masalahnya mereka tahu, tapi tentang agama nggak tau. Semua manusia itu wajib belajar agama ini, apakah dia orang awam, apakah dia rakyat, apakah dia pejabat, apakah dia seorang dokter, seorang doktor, seorang profesor, dia orang tua, sebagai anak laki atau perempuan, dia orang miskin atau orang kaya, atau siapa saja, wajib menuntut ilmu.
Nabi bersabda Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ٍ مِلْسُ م ِلُ ى ك َلَ ع ٌةَ يض ِرَ ف ِمْلِعْ ال َبَلَ ط “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah) Wajib, kalau wajib itu semuanya, wajib setiap muslim dan muslimah wajib menuntut ilmu syar’i, wajib belajar agama. Kalau kita lihat tentang Islam kita, kita rata-rata kaum muslimin yang ada ini islamnya KTP, padahal nikmat islam ini nikmat yang luar biasa, lebih baik dari dunia dan seisinya.
Sekarang kita harus menjaga iman kita, jaga keislaman kita, dengan apa kita menjaga? dengan apa kita mensyukuri nikmat islam ini? Dengan kita belajar agama. Kalau kita nggak belajar agama, bagaimana kita tahu tentang agama Islam, nggak akan tahu kita.
Jadi kita ingat, bahwa Allah setiap hari memberikan waktu kepada kita 24jam, 24jam Allah berikan waktu pada kita, 1440 menit. Tinggal kita berusaha bagaimana dalam sehari itu mempelajari agama 1 jam, 60 menit, atau 2 jam, 120 menit, dari 1440 menit yang Allah berikan waktu kepada kita.
Masa kita ngga ada waktu? Nggak mungkin kita nggak ada waktu. Tinggal bagaimana kita mengatur waktu kita ini untuk belajar agama, sehingga kita paham tentang agama. harus kita belajar. Kalau disebutkan ilmu, ya dengan dalil, agama ini dengan dalil, kita nggak boleh ikut-ikutan dalam beragama. Allah berikan waktu pada kita 1440 menit setiap hari.
Tinggal kita berusaha bagaimana dalam sehari itu mempelajari agama 60 atau 120 menit dari 1440 menit. Masa kita ngga ada waktu? Kalau kita lihat kaum muslimin ini, mereka seperti apa yang Allah sebutkan dalam ayat tadi, dzolim mereka. Mereka untuk dunia mereka kejar, mereka belajar, mereka teliti, mereka lihat kitab-kitab-nya, mereka pelajari dan mereka ingin buktinya sesuatu itu benar atau tidak, itu ketika mereka belajar ilmu pengetahuan. Tapi kalau soal agama kita lihat kaum muslimin ikut-ikutan. Nggak pernah nanya dalilnya apa, kyai atau ustadz, atau guru mengajarkan sesuatu pada dia, dia ikut-ikutan.
Kita harus jujur. Bapak-bapak, ibu-ibu dan seluruh hadirin yang dirahmati Allah. Coba kita jujur, kita lihat kaum muslimin. Mereka ketika wudhu, sholat atau yang lain, mereka nggak tanya dalil, apa kata ustadnya atau apa yang mereka belajar dulu waktu masih kecil, nggak ada perubahan sama sekali, mereka nggak berusaha bagaimana memperbaiki agama mereka, cukup. Tapi kalau ilmu pengetahuan, mereka buka kitabnya, mereka rujuk, rujuk dari kitab-kitab benar atau tidak, dan mereka tanyakan buktinya. Seperti misalnya, saya ambil contoh, contoh kalau orang sholat yang ada ikut-ikutan, ini masalah agama dan ini yang pertama dihisab pada hari kiamat, nggak pernah tanya dalilnya apa, bagaimana cara takbirnya, apa yang harus dibaca, bagaimana cara ruku’nya, nggak pernah ditanya.
Coba lihat kalau mereka jual beli mobil atau motor, mereka tanya nggak surat-suratnya? ditanya, jual-beli tanah ditanya suratnya asli atau tidak, palsu atau tidak, ditanyakan dengan detail oleh dia, nggak mau mereka tertipu. Tapi soal agama, mereka nggak tanya, ikut-ikutan aja. Mestinya tanya, dalilnya mana, kita beragama musti dengan dalil, bukan kata ustad, bukan kata guru, bukan kata kyai, tapi dalilnya mana. Ini ketidak-adilan manusia, kedzoliman manusia, kalau masalah dunia ditanya dulu sampai teliti, beli mobil kek, beli motor, beli tanah apa aja, ditanya buktinya, suratnya, asli atau tidak, lengkap atau tidak, seperti itu, tapi kalau masalah akhirat, orang sampaikan, denger lalu diamalkan, nggak tau dalilnya.
Sekarang kita lihat keterangan yang memerintahkan kita untuk beragama dengan dalil, tolong dengarkan dan catat. Allah berfirman di dalam surah al-isra surat 17 ayat 36, Allah berfirman:
ول ُئْسَ م ُهْنَ ع َ ان َ ك َكِئَول ُ أ ُّلُ ك َ اد َؤُفْال َ و َرَصَبْال َ و َعْمَّ الس َّنِ إ ٌمْلِ ع ِهِ ب َكَ ل َسْيَ ا ل َ م ُفْقَ ل ت َ و “Jangan kamu ikut apa yang kamu tidak tahu, sesungguhnya pendengarann, mata dan hati akan ditanya oleh Allah“. Di dalam kita beragama nggak boleh kita ikut-ikut, tanya dalilnya, ada nggak keterangan yang mengatakan seperti ini. Apakah bentuknya aqidah, apakah bentuknya keyakinan, ibadah, sholat atau yang lainnya, bentuknya perayaan, atau apa saja, mana keterangannya, mana dalilnya mengadakan yang seperti ini, ada nggak keterangannya, ada nggak dalilnya, dan Allah menyuruh demikian dalam Al-Qur’an, ‘jangan kamu ikut apa yang kamu tidak tahu’, Allah yang mengatakan demikian, tidak boleh kamu ikut apa yang kamu tidak tahu.
Jadi harus kita ikut dengan dalil, kita lihat lagi ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah, di ayat 111, Allah berfirman:
ُّ َ يِ ان َمَ أ َكْلِ ى ت َ ار َصَ ن ْوَ ا أ ً ود ُ ه َ ان َ ك ْنَ ل م ِ إ َةَّنَجْ ال َلُخْدَ ي ْنَ وا ل ُال َقَو ين ِقِ اد َ ص ْمُتْنُ ك ْنِ إ ْمُكَ ان َهْرُ وا ب ُ ات َ ه ْلُ ق ْمُ ه
“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan Nasrani” Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah, “Tunjukkanlah bukti kebenaran kalian jika kalian adalah orang-orang yang benar.“ Dan mereka berkata tidak akan masuk surga melainkan orang Yahudi atau Nasrani, makanya antum perhatikan disini, kata Allah itu angan-angan mereka. Katakanlah mana bukti kamu, mana hujjah kamu, jika kamu orang yang jujur.
Allah menyuruh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ketika orang-orang yahudi dan nasrani mengklaim diri mereka, bahwa mereka adalah yang pasti masuk surga. Kata Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu wa ‘Alaihi wa Sallam, katakan pada mereka, mana buktinya, mana hujannya, mana dalilnya, nggak ada keterangan dari Al-Qur’an maupun Sunnah, dan tidak ada keterangan juga dari kitab mereka, bahwa mereka pasti masuk surga. Kecuali dengan iman, kecuali dengan amal saleh, dan setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu wa ‘Alaihi wa Sallam mereka wajib untuk masuk ke dalam agama islam, wajib mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu wa’Alaihi wa Sallam, bahkan Nabi Musa ‘Alaihi Shallatu wa Sallam, kata Nabi: “kalau seandainya Musa masih hidup, dia wajib mengikuti aku”. Jadi wajib mengikuti Rasulullah. Sekarang Rasullullah disuruh oleh Allah, untuk menanyakan kepada mereka hujjahnya, dalilnya, tentang mereka itu dijamin dengan surga, nggak ada dalilnya. Jadi Allah menyuruh kita untuk beragama dengan dalil, dengan hujjah, mana hujjah, mana dalil, dalam kita beragama nggak boleh kita ikut tanpa dalil, kita pasti akan sesat.
Dan ini banyak kaum muslimin yang mereka tidak paham, maka ini harus diperbaiki agama mereka, mereka wajib menuntut ilmu syar’i, dan ini jalan menuju surga. Karena kita yakin, kita orang Islam, bahwa yang kita tuju dalam hidup kita ini, adalah ibadah kepada Allah, dan kita ingin masuk surga, sedangkan cara untuk masuk surga ada banyak caranya, yang dasar, yang harus kita ketahui dulu pertama kali, di samping iman, amal saleh, adalah nuntut ilmu.
Karena nggak mungkin juga kita melakukan amal tanpa ilmu, maka Nabi Shallallahu wa Sallam bersabda:
َ ِ لَّهَ ا س ًمْلِ ع ِ يه ِ ف ُسِمَتْلَ ا ي ً يق ِرَ ط َكَلَ س ْنَم ةَّنَجْ ى ال َ ا إل ً يق ِرَ ط ِهِ بُهَ ل ُ َّ اللَّ
“Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalan ke surga”. (HR. Muslim) Jadi kalau kita menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalan ke surga, jadi kita wajib menuntut ilmu, belajar agama, jangan sampai kita selamanya bodoh tentang agama, enggak tahu tentang agama, akan dibodohi oleh orang, dibohongi oleh orang, dibawa ke sini mau, dibawa ke sini mau, akhirnya kita nggak punya pegangan dalam hidup ini, nggak punya pegangan.
Kita orang islam, kita harus belajar agama islam dengan sungguhsungguh, belajar dengan benar, belajar dengan dalil, sampai kita paham agama ini dan itu mudah, tidak sulit, nggak ada dalam agama islam yang menyulitkan manusia, semuanya mudah, agama islam. Sebab Nabi bersabda: ٌ رْسُ ي َ ين ِ الد َّنِ إ “Agama islam mudah”. (HR. Bukhari). Tinggal kita meluangkan waktu untuk belajar agama ini, agar kita memahami agama, bisa mengamalkan amal shaleh dengan ikhlas dan ittiba’ agar kita dimasukkan ke dalam surga, itu yang kita tuju sebagai seorang mukmin dan mukminat. Mudah-mudahan yang saya sampaikan bermanfaat untuk saya untuk sekalian.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
12. “IKHLAS ADALAH RUH SETIAP AMAL”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh, ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَن ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ ُ دْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَأ هُلْوُسَرَ و ُ ه ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا دْعَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَ و Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadhirin yang kami hormati, Keikhlasan itu amatlah penting dalam menjalankan amal, ibadah kepada Allah SWT. Jika amal ibadah yang kita lakukan kita sertai denagn niat ikhlas hanya memohon keridhoan nya, maka kita akan dibalas dengan pahala.
Namun jika tidak, maka kita akan dapat siksa darinya. Ikhlas itu sendiri berarti beramal atau beribadah yang dilaksanakan semata-mata karena Allah SWT, yakni hanya mengharapkan keridhoannya bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia. Ikhlas merupakan ruh dari setiap amal, amal kebaikan jika seseorang mengerjakan amal kebaikan tanpa dengan niat yang ikhlas, maka sama dengan amalnya itu tidak mempunyai ruh, mati.
Keikhlasan juka merupakan syarat diterimanya amal, sebagaimana firman Allah dalam surah al-bayyinah ayat 5 :
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
ARTINYA : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(QS. Al-bayyinah :5)
Hadirin yang dimuliakan oleh allah SWT, Agama islam memandang niat dengan pandangan yang besar. Karena isi dari pada ibadah tergantung niatnya, juga nilainya tergantung pula dengan niat. Jika suatu perbutan ibadah niatnya, baik, mka hasilnya pun akan menjadi baik. Namun jika amal perbuatan ibadah niatnya salah, maka tidak akan mencapai sasaran pahala, akan menjadi sia-sia.
Satu contoh ialah orang yang bersedekah, ia bersedekah memang perbuatan baik, merupakan ibadah yang pahalanya besar disisi allah, namun jika niat dia salah dalam bersedekah itu, misalnya dia niatnya agar dipuji oleh orang lain, maka ia akan mendapat pujian saja tanpa mendapatkan pahala dari Allah, dan inilah yang akan membuat diri kita menyesal diakhiat nanti. Allah SWT. Berfirman dalam al-qur’an yang artinya: “sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanya mengharapkan keridhoan dari Allah SWT, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terimakasih. Inilah sesungguhnya ibadah yang jempolan itu, kita memberikan sesuatu pada orang lain, namun kita hanya mengharapkan keridhoan dari allah, bukan mengharapkan balasan dari orang yang kita beri kebaikan, ataupun hanya mengharapkan ucapan terimaksih.
Amatlah murah pahala dan keridhoan dari Allah jika kita tukar dengan ucapan terimakasih dan balasan manusia. Allah SWT. Berirman dalam surah al-lail ayat 18-20 :
الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰوَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰإِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى
ARTINYA : yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu sematamata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.(QS.al-lail :1820)
Hadirin yang berbahagia, Kadang-kadang kita memberikan sesuatu pada orang lain karana orang lain yang kita beri itu pernah memberikan sesuatu kepada kita, namun yang paling abika adalah kita memberikan sesuatu pada orang yang tidak pernah memberikan kita sesuatu kepada kita yang harus kita balas, hanya karena niat yang ikhlas hanya mengharapkan keridhoan allah dan pahala di akhirat. Oleh sebab itu, kita laksanakan perbuatan baik, ibadah kepada allah dengan niat yang baik pula, semata-mata mengharapkan keridhoannya.
Bukan karena orang lain atau hanya ingin mendapatkan pujian manusia atau ucapan terimakasih dari manusia yang tiada artinya apa-apa dibandingkan keridhoan allah dan pahalanya, maka sangatlah mungil ucapan terimakasih itu. Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
13. “DOSA BESAR DAN DOSA KECIL”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
اَنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِ ب ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَو ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا ِ دْ بَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل َعَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَ ع
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya. Hadhirin yang kami hormati, Allah SWT berfirman dalam al-qur’an surah an-nisa ayat 31 :
ARTINYA : jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahankesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
Dari ayat diatas, jelas terdapat dua macam dosa, yakni dosa besar dan dosa kecil. Jelas pula bahwa Allah SWT berjanji bahwa jika hamba menjauhkan diri dari dosa-dosa besar, maka Allah SWT memaafkan kesalahan/ dosa kecil yang pernah dilakukannya. Haruslah kita ingat bahwa terdapat prasyarat untuk terpenuhinya (janji Allah SWT itu) yakni, semua yang fardlu (wajib) seperti halnya shalat. Zakat, puasa, harus tetap dikerjakan dengan tertib dan teratur. Jadi, jika seorang hamba mengerjakan semua yang diwajibkan dan meninggalkan perbuatan dosa besar maka Allah SWT akan memaafkan dosa-dosa kecilnya. Apakah dosa itu? Apasaja dosa-dosa kecil iti? Dan, apasaja pulakah yang tergolong dosa besar? Dosa adalah segala perbuatan yang bertantangan dengan kehendak dan perintah Allah SWT. Sampai disi belum dibedakan besar kecilnya dosa. Hadirin yang kami hormati, Abdullah bin abbas berkata : “setiap perbuatan menantang ajaran islam adalah dosa besar”.
Oleh krena itu, jiaka dosa-dosa kecil dilakukan berulang-ulang, secara sembrono (serampangan), dan dikerjakan dengan terang-terangan, maka akan terangkum menjadi satu dosa besar. Seorang ulama menerangkan pengaruh-pengaruh dosa besar dan dosa kecill dengan contoh berikut ini. Ia mengibaratkan dengan perbandingan dengan sengatan kaljengking kecil dengan kalajengking besar. Juga ibarat rasa panas terbakar api kecil dengan terakar api besar. Semuanya terasa sangat sakit, namun akibat yang oleh yang besar menyisakan luka yang sangat parah. Begitu juga, kedua jenis dosa itu sam berbahaya, akan tetapi kerusakan yang diderita akibat dosa besar lebih parah dari pada dosa kecil.
Muhammad bin ka’ab kuradzi berkata :”ibadah yang terbaik kepada Allah SWT adalah menjauhi segala dosa. Allah tidak akan menerima shalat atau pun ibadah yang lain dari seorang yang tidak menjauhi perbuatan dosa”. Hadirin yang kami hormati, Nabi Muhammad SAW, bersabda: “ ketika seorang mukmin berbuat satu dosa, dosa itu menjadi sebuah noda hitam dihatinya. Jika ia menyesalinya (memohon ampun) hilang lah noda itu. Jika ia tidak menyesali perbuatan itu maka noda itu akan membesar dan membesar sehingga menutupi seluruh hatinya”.
Allah SWT menjelaskan dalam firmannya, surah al-muthaffifin ayat 14 :
ARTINYA: “-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”.
Bilamana hati telah sepenuhnya tertutup oleh noda, tak satupun petunjuk dapat menembus kedalam hati orang sedemikian itu tidak akan dapat manfaat dari peringatan-peringatan yang terdapat didalam al-qur’an. Hal ini ditekankan berulang-ulang didalam al-qur’an, bahwa al-qur’an adalah peringatan bagi mereka yang sadar atas adanya tuhan dan terbuka hatinya untuk menerima petunjuk.
Kaum muslimin yang berbahagia, Marilah kita mengartikan dosa besar sesuai dengan cahaya petunjuk dari al-qur’an dan as-sunnah. Menurut ulamaterdahulu dosa , setiap dosa yang telah ditetapkan siksanya didalam al-qur’an, tentu saja Allah SWT yang menentukan hal itu atau dimana terdapat ancaman api neraka, tergolong pada dosa-dosa besar. Maka, sebagai mana telah diuraikan terdahulu dosa sekecil apapun jika selalu dilakukan secra terang-terangan akan berubah menjadi dosa besar.
Seseorang menjebutkan kepada ibnu abbas RA bahwa hanya ada tujuh dosa besar. Ibnu abbas pun mengatakan tidak hanya tujuh, sebaiknya katakan saja tujuh ratus. Adapun ibnu hajar RA telah menguraikan dosa besar sekaligus dengan penjelasannya yang terperinci didalam buku beliau, kitabuzzawajir. Terdapat 468 ( empat ratus enam puluh delapan) dosa besar, ini hanya ditinjau dari ketidak patuhan terhadap Allah SWT.
Sebagai mana termaafkannya dosa kecil ? sebagai contoh terhapusnya dosa-dosa kecil dijelaskan didalam sebuah hadis yang menggambarkan sebagai berikut : ketika seseorang berwudlu’, membasuh bagian kepala dan anggota badan, maka dosa-dosa yang berhubungan dengan bagian-bagian yang dibasuhnya itu pun hanyut oleh air wudlu bagaikan daunan kering diperpohonan yang berguguran diterpa angin.ibaratnya ketika berkumurkumur maka terhapuslah dosa yang berasal dari lidah kita, ketika kita membasuh kaki maka terhapus dosa yang melibatkan kaki-kaki kita.
Pada waktu kita melangkahkan kaki menuju masjid setelah berwudlu’, setiap langkah kaki kita menjadi tembusan bagi dosa-dosa kecil yang pernah kita perbuat. Adapun dosa besat tidak tidak bisa kita hapuskan hanya dengan berwudlu atau pun mengerjakan shalat. Penghapus dosa besar dilakukan dengan terdiri atas sedikitnya tiga unsur. Pertama, orang yang berdosa besar harus mengenali dosanya dan mengakui bahwa ia telah berdosa. Kedua, ia harus berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi.
Ketiga, haruslah ia merasa malu atas perbuatannya itu dan secara tulus, ikhlas memohan ampun kepada Allah SWT.karena itu lah jika orang mengerjakan shalat dan menjalan kan puasa namun masih melibatkan diri dalam perbuatan dosa besar, niscaya Allah SWT tidak akan mengampuni dosa-dosanya, baik yang besar maupun yang kecil. Nabi Muhammad SAW menyebutkan jumlah dosa besar itu berlainan jumlahnya tergantung pada pada waktu dan situasinya. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa ada angpa pasti perihal macam dan banyaknya dosa besar. Nabi Muhammad SAW bersabda “ aku beritahukan kepada mu tiga macam dosa yang paling besar, yakni : mengada-gadakan sekutu bagi Allah SWT, tidak patuh kepada kedua orang tuamu, dan memberikan kesaksian palsu”. (bukhari dan muslim) Masih dari hadis bukhari dan muslim, seorang bertanya kepada rasulullah SAW perihal dosa besar. Jawab beliau adalah ”menyekutukan Allah SWT” kemudian dosa besar apakah yang berikutnya. Nabi Muhammad SAW menjawab, “membunuh anak-anak karena khawatir tanggung jawab memberimakan”. Kemudian orang itu masih bertanya dosa apa lagi yang berikutnya.
Nabi Muhammad SAW menjawab, “berzina dengan istri tetangga”. Perlu diingat bahwa berzina saja sudah merupakan dosa besar. Disamping itu, seorang mukmin wajim melindungi keluarga tetangga nya. Maka, berbuat zina dengan tetangga berarti melakukan kejahatan ganda. Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “mencaci orang tua sendiri adalah dosa besar.” Dengan rendah hati sahabatpun bertanya “mungkinkah seseorang mencaci orang tuanya sendiri,” beliau menjawab, “kamu mencaci orang tua seseorang, kemudian ia berbalik membalas mencaci orang tua mu”. jadi, mencaci orang tua dari orang lain sama saja mencaci oranng tua mu sendiri (shahihin) Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Nabi Muhammad SAW bersabda “ menyekutukan Allah SWT, membunuh orang lain tanpa alasan yang kuat, menyalah gunakan harta anak yattim, melakukan riba, melarikan diri dari pertempuran, melemparkan tuduhan (fitnah) kepada perempuan-perempuan shalihah, tidak taat kepad ibu bapak, dan tidak menghormati baitullah, semua itu termsuk dalam kelompok dosa besar”. (bukhari).
Nabi Muhammad SAW bersabda,, “orang orang ini tidak akan masuk surga: orang yang minum khamar, orang yang tidak patuh kepada orang tuanya, orang yang memutuskan silaturahim dengan saudara-saudaranya tanpa alasan yang benar, orang yang membangakan dirinya kepada orang lain, orang yang mengikuti perbutan syaitan untuk meramalkan yang belum terjadi dan seorang yang tidak berusaha mencegah keluarganya dari perbuatan-perbuatan asisila (bertantangan dengan moral). (nasa’i dan musnad ahmad) Nabi Muhammad SAW bersabda, “seseorang pengadu domba tidak akan masuk surga”. (shahihain) Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, Saya memohon kepada allah SWT agar agar mengampuni dosa-dosa kita yang besar dan yang kecil, dan memberikan kita kesanggupan untuk mengikuti petinjuknya yang terdapat didalam al-qur’an dan hadis rasulullah SAW. AMIN Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
14. “Adab Kepada Orang Tua, Kerabat Terdekat dan Tetangga, Adab kepada orang tua”
Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
ُذْوُعَنَ و ُهُرِفْغَتْسَنَ و ُهُنْيِعَتْسَنَ و ُهُدَمْحَ ن ِللهِ َدْمَحْ ال ّنِإ اَنِال َمْعَ أ ِ اتَئّيَسَ ا و َنِسُفْنَ أ ِرْوُرُ ش ْنِ م ِ الله ِب ُ هَ ل َيِ اد َ ه َلاَ ف ْلِلْضُ ي ْنَمَ و ُهَ ل ّل ِضُ م َلاَ ف ُ الله ِهِدْهَ ي ْنَ م ُ هُلْوُسَرَ و ُهُدْبَ ا ع ًدّمَحُ م ّنَ أ ُدَهْشَأَ و ُ الله ّلاِ إ َ لهِ إ َ لا ْنَ أ ُدَهْشَ أ ٍدّمَحُ لى م َ ع ْمّلَسَ و ّلَ ص ّمُ لله َا َ دْ عَو عَ ا ب َّمَ أ ،نْيّ الد ِمْوَ ى ي َلِ إ ٍ ان َسْحِإِ ب ْمُهَعِبَ ت ْنَمَ و ِهِ اب َحْصَأِ و ِهِ لى آل
Kaum muslimin yang berbahagia , Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Kedua orang tua adalah manusia yang paling berhak dengan adab terbaik yang kita miliki sebagaimana dalam hadits dimana ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
َ ؟ ق ْنَ م َّمُ : ث َ ال َ ق َكُّمُ أ َّمُ : ث َ ال َ ؟ ق ْنَ م َّمُ : ث َ ال َ ق َكُّمُ : أ َ ال َ ي ؟ ق ِتَ اب َحَ ص ِنْسُحِ ب ِ اس َّ الن ُّقَحَ أ ْنَم ؟ ْنَ م َّمُ : ث َ ال َ ق َكُّمُ أ َّمُ : ث َ ال َ َ ق وك ُبَ أ َّمُ : ث َ ال
“Siapakah manusia yang paling berhak dengan muamalah terbaikku?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ibumu”. Dia kembali bertanya, “Terus siapa lagi?”. Beliau menjawab, “Ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Didalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
َ اك َنْدَ أ َ اك َنْدَ أ َّمُ ث َ اك َخَأَ و َكَتْخُأَ و َ اك َبَأَ و َكَّمُ أ َّرَ ب
“Berbaktilah kepada ibumu, berbaktilah kepada ayahmu, berbaktilah kepada saudaramu, kemudian yang paling dekat dengan dirimu.” (HR. Al-Hakim)
Maka kedua orang tua kita adalah manusia yang paling berhak dengan adab-adab terbaik dan muamalah terbaik yang kita miliki. Oleh karenanya Al-Imam Al Bukhari Rahimahullahu Ta’ala di dalam kitab Al-Adabul Mufrad beliau membawakan bab yang pertama kali dalam kitab tersebut adalah tentang kewajiban berbakti kepada kedua orang tua. Seolah-olah beliau mengisyaratkan bahwasanya kedua orang tua kita adalah manusia yang paling berhak mendapatkan adab dan mendapatkan kebaikan-kebaikan kita.
Dan cukup sebagai dalil akan ketinggian hak kedua orang tua kita atas diri-diri kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan antara hak kedua orang tua kita dengan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam banyak nash Al-Qur’anul Karim. Diantaranya adalah Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ARTINYA : dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Keduaduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Maknanya kata Syaikh, bahwa berbuat baiklah kepada kedua orang tua kalian dengan berbagai macam perbuatan kebaikan yang bisa kalian lakukan.
Mungkin dengan ucapan atau dengan perbuatan. Karena kedua orang tua kita merupakan sebab adanya kita di dunia ini. Dan keduanya telah mengerahkan apa yang mereka miliki untuk mendidik kita. Mereka telah mengeluarkan semua yang mereka miliki demi kebaikan kita semuanya.
Adab kepada kerabat-kerabat terdekat
Dan perkataan penulis Rahimahullahu Ta’ala “dan kerabat-kerabat terdekat darimu.” Jadi berbuat baiklah kepada mereka, kepada kerabatkerabat yang kau miliki. Sebagaimana dalam hadits yang kita sebutkan di atas:
َ اك َنْدَ أ َ اك َنْدَ أ َّمُ ث
“berbuat baiklah kepada orang-orang terdekat di antara kamu.”
Maka seyogyanya seorang Muslim bersungguh-sungguh untuk bermuamalah bersama kerabatnya, bersama orang-orang terdekatnya dengan adab-adab yang mulia, memperhatikan hak-hak mereka, menyambung tali silaturahim di antara mereka, berbuat kebaikan kepada mereka, serta menjauhi segala hal yang tidak mereka inginkan.
Adab kepada tetangga
Maka diantara adab-adab syariat Islam yang sangat tinggi adalah adab terhadap tetangga, memperhatikan hak-hak tetangga, menjauhi perkara yang bisa menyakiti tetangga kita, bersungguh-sungguh untuk memberikan kebaikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk mereka semuanya, baik berbuat baik dengan ucapan kita, berbuat baik dalam perbuatan kita.
Sesungguhnya wasiat untuk berbuat baik kepada tetangga adalah wasiat yang sangat besar didalam syariat Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
ُ هُ ثِرَوُيَ س ُهَّنَ أ ُتْنَنََ ىَّتَ ح ِ ار َجْال ِ ي ب ِ ين ِ وص ُ ي َ ال َ از َ م
“Senantiasa malaikat Jibril memerintahkan aku untuk berbuat baik kepada tetangga-tetanggaku, sampai-sampai aku mengira bahwasannya tetangga berhak mendapatkan warisanku.” (HR. Bukhari)
Adab terhadap orang yang lebih tua dan lebih muda
Diantara adab Islam adalah adab terhadap orang-orang yang lebih tua dari kita dan adab terhadap orang-orang yang lebih muda dari kita. Semuanya sesuai dengan usia mereka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:
اَنَ ير ِغَ ص ْمَحْرَيَ و ، اَنَ ير ِبَ ك ْرِ قَوُ ي ْمَ ل ْنَ ا م َّنِ م َسْيَ ل
“Bukan termasuk golongan kami seseorang yang tidak menghormati orang yang lebih tua darinya dan tidak menyayangi orang yang lebih muda darinya.” (HR. Ahmad)
Hak orang yang lebih tua adalah kita bermuamalah bersama mereka dengan memuliakan mereka, dengan menghormati mereka. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
ِ مِلْسُمْ ال ِةَبْيَّ ي الش ِ ذ َ ام َرْكِ إ ِ َّ اللَّ ِل َ لَْجِ إ ْنِ م َّنِ إ
“Diantara bentuk seorang hamba mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala dirinya memuliakan dan menghormati orang-orang tua dari kalangan kaum Muslimin.” (HR. Abu Dawud)
Adapun anak kecil yang lebih muda dari kita usianya, maka kita bermuamalah bersama mereka dengan sifat rahmat dan kasih sayang.
ْ مَحْرُ ي َ ل ْمَحْرَ ي َ ل ْنَ م
“Siapa yang tidak menyayangi orang lain maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari)
Sebagaimana juga dalam hadits yang shahih didalam Ash Shahihain bahwasannya salah seorang Sahabat yang bernama Aqra’ bin Habis Radhiyallahu ‘Anhu, beliau duduk bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam.
Beliau melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencium Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma. Tatkala Aqra’ bin Habis melihat Nabi mencium cucu beliau, Aqra’ berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki 10 anak dan aku tidak pernah mencium satupun diantara anak-anak saya Ya Rasulullah.” Maka Nabi melihat kepada Aqra’ bin Habis dan Nabi mengatakan
ْ مَحْرُ ي َ ل ْمَحْرَ ي َ ل ْنَ م
“Siapa yang tidak menyayangi orang lain maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari)
Dan datang dari Ash-Shahihain juga bahwasannya ada seorang Arab badui yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dia berkata kepada Rasulullah:
لهم ِ قب ُ بيان؟ فما ن ِ لون الص ِ قبُ ت
“Ya Rasulallah, apakah engkau mencium anak-anak kecil? Adapun kita tidak pernah mencium anak kecil Ya Rasulullah.” Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
؟ َةَمْحَّ الر َكِبْلَ ق ْنِ م ُ َّ اللَّ َعَزَ ن ْنَ أ َكَ ل ُكِلْمَ أ َوَ أ
“Wahai Fulan, apakah engkau ingin kalau seandainya Allah Subhanahu wa Ta’ala mencabut sifat rahmat dan kasih sayang dari dalam dadamu?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Memberikan ucapan selama atas kelahiran anak
Diantara adab di dalam Islam adalah memberikan ucapan selamat atas kelahiran anak seorang Muslim dengan mendo’akan untuk kedua orang tuanya agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan buah hatinya sebagai penunjuk pandangan kedua orang tuanya.
Kita do’akan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan semua anak tersebut sebagai seorang imam diantara para pemberi petunjuk diatas jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita do’akan agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sang anak sebagai pembuka kunci keberkahan atas keluarga tersebut dan atas umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dari Hammad bin Zaid beliau berkata bahwa tatkala Ayyub memberikan ucapan selamat kepada seseorang atas kelahiran anaknya, maka Ayyub berkata:
صلى الله عليه وسلم – ٍدَّمَحُ م ِةَّمُ ى أ َلَعَ و َ يك َلَ ا ع ًكَ ار َبُ م ُ الله ُهَلَعَ ج
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan anakmu sebagai kunci keberkahan atas dirimu dan atas umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Do’a tersebut adalah do’a yang sangat agung, do’a yang sangat besar. Yang mana sangat layak untuk kita baca tatkala kita memberikan ucapan selamat atas kelahiran anak seorang Muslim. Daripada kita mencari pengganti do’a yang lain dengan cara kita takalluf (memberat-beratkan diri kita), mencari kalimat-kalimat yang lain selain dari kalimat tersebut yang terkadang ungkapannya salah.
Dari Asy-Syariyy bin Yahya: bahwasannya ada seorang laki-laki yang senantiasa duduk bersama Al-Hasan. Maka dia mendapatkan seorang anak. Seorang laki-laki datang untuk memberikan ucapan selamat kepada orang tersebut. Dia mengatakan:
ليهنك الفارس
“Selamat, semoga anakmu kelak menjadi seorang penunggang kuda yang hebat.”
Maka Al-Hasan berkata, “Dari mana engkau tahu bahwasanya dia kelak akan menjadi penunggang kuda yang hebat? Bisa jadi dia nanti kalau sudah besar menjadi seorang tukang kayu, atau kalau dia sudah besar menjadi seorang penjahit.” Laki-laki itu bertanya kepada Hasan, “Lalu bagaimana yang seharusnya saya ucapkan wahai Hasan?” Al-Hasan mengatakan: صلى الله عليه وسلم – ٍدَّمَحُ م ِةَّمُ ى أ َلَعَ و َ يك َلَ ا ع ًكَ ار َبُ م ُ الله ُهَلَعَ ج
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan anakmu sebagai kunci keberkahan atas dirimu dan atas umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Thabrani)
Memberikan ucapan keberkahan atas pernikahan seorang Muslim dan Muslimah
Hal ini sebagaimana datang dalam sebuah hadits, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka tatkala kita mendo’akan kepada dua mempelai atau dua pengantin, maka kita do’akan:
ٍ ير َ ى خ ِ ا ف َمُكَ ين َ ب َعَمَجَ و ،َ يك َلَ ع َكَ ار َبَ و ،َكَ ل ُ اللَّ َكَ ار َ ب
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keberkahan untuk dirimu, Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan pernikahan sebagai kunci keberkahan atas dirimu, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan kalian berdua di atas kebaikan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud).
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
15. “4 Macam Golongan Manusia”
Assalamu’alaikum wr.wb َ َهِرَ ك ْوَلَ و ِ هِلُ ك ِنْ يِ ى الد َلَ ع ُهَرِهْظُيِ ل ِ ـق َحْ ال ِنْيِدَ ى و َدُهْال ِ ب ُهَلْوُسَ ر َلَسْرَ أ ْيِذَّ لله ال ُدْمَحْلَا نْوُكِرْشُمْال ، ى أله َلَعَ و ٍدَّمَحُ ى م َلَ ع ِلَ الله.اللهم ص ُلْوُسَ ا ر ًدَّمَحُ م َّنَ أ ُدَهْشَأَ الله و َّلِ اله إ َ ل ْنَ أ ُدَهْشَأ . أما بعد َنْيِعَمْجَ أ ِهِ اب َحْصَأَ و
Kaum muslimin yang berbahagia Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepadaNya.
Hadirin yang berbahagia,
Alhamdulillah negara kita telah memiliki pemimpin baru, semoga keberadaan pemimpin baru ini dapat memberi semangat kepada kita kaum muslimin Indonesia khususnya untuk meningkatkan kadar ketaqwaan kita. Karena taqwa merupakan unsur penentu keberhasilan hidup di dunia serta kebahagiaan kelak di akhirat.
Marilah pada kesempatan ini kita bersama-sama berusaha menilai dan menengok kondisi kehidupan ruhaniah kita bersama. Sesungguhnya kondisi ruhaniyah ini sangat berpengaruh pada kinerja lahiriah kita semua. Ini adalah hukum umum yang terjadi pada jamaknya manusia. Tidak peduli dia seorang menteri ataupun kuli, anggota dewan kehormatan maupun anggota perserikatan. Sungguh ini sangat berpengaruh, semoga kita semua diberikan petunjuk menuju jalan yang diridhai-Nya aimen.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
Lantas bagaimanakah cara kita mengkondisikan dunia batiniah kita yang berada di dalam serta menghbungkannya dengan aktifitas keseharian lahiriah? Dalam nasehatnya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani seolah menumpukan kondisi ini pada tiga hal, hati, lisan dan karya. Kondisi hati harus senantiasa hidup dan aktif, sedangkan kondisi lisan sebaiknya selalu pasif dan mati, sedangkan badan harus selalu berkarya dan berkreasi.
Dalam salah satu wasiatnya sebagaimana dinukil oleh Syikh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad,Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir alJailani pernah berpendapat bahwa tipe manusia dapat dibagi dalam empat kelompok besar:
Pertama, يِبَ ى الع ِ اص َ الع َوُهَ و َبْلَ ق َلَ و ُهَ ل َ ان َسِ ل َ ل ٌلُجَ ر yaitu kelompok manusia yang tidak berlidah dan tidak berhati merekalah para pendurhaka kepada Allah. Maka janganlah kita sampai tergolong seperti mereka, apalagi berteman dengannya. Karena merekalah penghuni sah neraka.
Kedua, ُلَمْعَي َ ٌ لَ و ِةَمْكِحْال ِ ب ُقِطْنَيَ ف ٍبْلَ ق َلَِ ب ٌ ان َسِ ل ُهَ ل ٌلُجَر هْنِ ر م ِفَ ي َوُهَ و َ الى َعَ ت ِ ى الله َلِ ا َ اس َّ و الن ٌعْدَ ا ي َهِب yaitu golongan yang memiliki lisan tetapi tidak berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun tidak mengamalkannya. Bahkan mereka mengajak orang-orang untuk menuju Allah swt. Tetapi mereka sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya. Kepada mereka Syaikh Abdul Qadir mewantiwanti kepada jangan sampai terbujuk keindahan rangakaian katanya yang dapat membakar mu bahkan dapat pula kebusukan hatinya membunuhmu.
Ketiga, َ ُ لَِ ب ٌبْلَ ق ُهَ ل ٌلُجَر هَفَّرَ وع ُهَبْلَ ق َرَّوَنِ و ِهِسْفَ ن ِبْوُيُعِ ب ِهِرَصَبَ و ِهِقْلَ خ ْنَ ى ع َال َعَ ت ُ الله ُهَرَتَ س ٌنِمْؤُ م َوٌهَ و ٍ ان َسِل الله تعالى ِرْتِ فى س ٌَْوُفْحَ تعالى م ِ الله ُّيِلَ و َوُهَ و ِمَلََ الك ِمْؤُشَ و ِ اس َّ الن ِةَطَال َخُ م َلِ ائ َوَ غ yaitu kelompok memiliki hati tetapi tidak berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah swt dari orang lain, serta Allah jaga matanya dengan perasaan hina akan dirinya sendiri. Kepada hati kelompok inilah Allah memberikan cahaya, sehingga mereka mengerti dampak bergumul (terusmenerus) dengan sesama manusia serta bahayanya banyak bicara. Mereka inilah kekasih (wali) Allah swt yang senantiasa disembunyikan Allah (dari khalayak ramai).
Keempat, الله تعالى ِ ب ُمِال َعْ ال َوُهَ و ِهِمْلِعِ ب َلِمَعَ و َمَّلَعَ و َمَّلَعَ ت ٌلُجَر َ ر ح َشَ و ِهِمْلِ ع َبِ ائ َرَ غ ُهَبْلَ ق ُ الله َعَدْوَتْ ه اس ِ ات َ واي مْوُلُعْ ال ِلْوُبَقِ ه ل َرْدَ ص yaitu orang-orang yang belajar dan mengajar dan beramal dengan ilmunya itulah orang-orang yang mengerti kebesaran Allah. Oleh karena itulah menitipkan dalam hati mereka berbagai ilmu dan pengetahuan dan juga Allah lapangkan dadanya guna menerima titipan-titpan pengetahuan tersebut.
Maka kepada kelompok terakhir ini jangan sampai kita menjauhinya apalagi menentangnya.
Bahkan kalau perlu sering-seringlah mendekatinya agar mendapatkan nasihat yang berguna.
Demikianlah empat macam golongan manusia hasil pengkelompokan Syiakh Abdul Qadi al-Jailani. Tentunya pengelompokan ini merupakan hasil penelitian yang cermat dengan berbagai pertimbangan dhahir dan bathin. Mengingat beliau sebagai seoang sayyidul auliya yang mengetahui dengan persis karakter manusia-manusia yang dicintai maupun dibenci Allah swt.
Selanjutnya Syaikh Abdul Qadir menutup nasihat dan hasil penelitiannya ini dengan sebuah penekanan yang berbunyai:
ِ سَ ي ِضِ ائ َرَفْ ال ِعْيِمَ ج ُ اءَدَاَ ا و َهُرْيِغَصَ ا و َهُرْيِبَ ك ِمِ ار َحَمْ ال ِنَ ع ُ اب َنِتْجِ الْ ِدْهُّ الز َلْصَ أ َّنَ ا ْمَلْعِا اَهُلْيِلَ ا ق َهِلْهَ ا َ لى َ ا ع َيْنُّ الد ُكْرَتَ ا و َهُرْيِسَعَ ا و َهُرْي اَهُرْيِثَكِ و
Ketahuiah bahwa pokok-pokok ajaran zuhud adalah menjauhi berbagai hal-hal yang dilarang (haramkan) Allah swt, baik yang besar maupun kecil. Serta menjalankan berbagai kewajiban (faraidh) baik yang mudah maupun yang susah. Serta menyerahkan urusan dunia kepada para aahlinya (yang berekepentingan) baik urusan kecil maupun urursan besar.
Keterangan penutup ini seolah memberikan isyarat kepada kita semua bahwa zuhud bukanlah sesuatu yang berat dan spesial yang hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu. tetapi zuhud adalah laku alamiah yang dapat dicapai dengan berlatih dan berlatih memulai dari hal yang kecil. Zuhud tidak semata bersifat penghindaran, tetapi juga bersifat pelaksanaan. Dengan melaksanakan berbagai kewajiban syariah sama artinya dengan melatih diri membisakan zuhud.
Hadirin yang berbahagia,
Dari keterangan di atas marilah kita meraba diri kita sendiri, termasuk ke dalam kelompok manakah diri ini. Janganlah kita menilai orang lain dengan mengelompokkan dalam kelompok yang buruk. Karena menganggap orang lain lebih buruk dari diri kita adalah suatu keburukan sendiri.
Demikianlah khutbah jum’ah hari ini semoga Allah swt memposisikan kita dalam kelompok orang-orang yang beruntung dan dicintai-Nya. Walaupun untuk menuju kesana kita sangat mengandalkan petunjuk dariNya. Amin
Kiranya hanya itu yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, kurang lebihnya mohon maaf yang sebesarbesarnya. wabillaahi taufiq walhidayah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR SUMBER Ahmad, imtiaz. 1999. Nasehat untuk akal yang dahaga. (surabaya : pustaka agung harapan) Al-abbadi, syaikh hamid ibnu muhammad. 2003. Khutbah jum’at panduan kejalan kebenaran. (surabaya : karya agung).
Labib dan samsuddin. 2008. Bimbingan pidato dan kultum.(surabaya : bintang usaha jaya).
Rohim, khoirul. 2002. Pedoman khutbah jum’at
Comments
Post a Comment