MAKALAH ESENSI ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’AALAMIN

Jika teman-teman ingin mendownload makalahnya, Silahkan download di sini!

A. LATAR BELAKANG

Sejak penyebaran Islam yang paling awal keluar dari Arab, Islam telah menjadi suatu agama dari berbagai suku, ras, dan kelompok masyarakat. Islam adalah suatu agama dunia, dengan demikian pada
umumnya kita dapat menemukan di sebagian besar tempat-tempat utama dan di antara masyarakat yang ada
di dunia.
lslam merupakan suatu agama yang disebarkan, muslim diperintahkan untuk membawa pesan Tuhan kepada semua orang di muka bumi ini dan untuk membuat kondisi dunia menjadi lebih baik, tempat yang baik secara moral .

Islam adalah jalan hidup yang benar, jalan yang membawa keselamatan dunia dan akhirat dan merupakan jalan satu-satunya yang harus ditempuh. Islam memiliki ciri-ciri robbaniyah yaitu bahwa Islam
bersumber dari Allah, bukan hasil pemikiran manusia.

Islam merupakan satu kesatuan yang padu yang terfokus pada ajaran tauhid, Allah berikan kepada manusia agama yang sempurna. Islam mencakup seluruh
aspek kehidupan, tak satu aspek pun terlepas dari Islam karena ajaran yang bersifat integral (lengkap) dan
Islam tidak terbatas dalam waktu tertentu tetapi berlaku untuk sepanjang masa dan di semua tempat.

Dalam islam di temui kaidah-kaidah umum yang mudah dipahami, sederhana dan mudah dipraktekkan yang menjadi
kemaslahatan umat manusia karena sumber ajaran Islam adalah Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sehingga Islam
menjadi agama rahmatan lil’alamin.

B. PEMBAHASAN POKOK

1. MAKNA AGAMA ISLAM

Menurut bahasa: Islam berasal dari bahasa arab, yang memiliki beberapa unsur kata,
diantaranya ialah :Aslama-Yuslimu-Islaman, yang berarti “Memelihara dalam keadaan selamat,
damai, dan sejahtera”.

Menurut Istilah :
a. Drs. M. Nur H. A. Hamid, dkk : 1996 halaman :3

Dinul Islam adalah peraturan ataupun ajaran yang berasal dari Allah, yang disampaikan kepada nabi
Muhammad SAW, untuk disebarluaskan kepada umat manusia yang berada dibumi, agar mendapatkan
petunjuk yang benar guna mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.

b. Thawil ahyar : 1994 halaman : 15

Dinul Islam adalah wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, untuk menyempurnakan agama-agama
terdahulu dalam arti, khusus dan muamalah dalam arti luas dan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan
manusia di dunia dan akhirat.

c. Drs. Nasruddin Razak : 1971 halaman : 6

Dinul Islam adalah Ad-Din yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, yakni apa yang diturunkan oleh
Allah Swt, dalam Al-qura’an dan yang tersebut dalam sunnah yang sahih, berupa perintah-perintah,
larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Firman Allah dalam Surat Ali Imran : 19 :
سلالم الا اللة عند ئن الد ان” Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah adalah Islam”.

2. TUJUAN AGAMA ISLAM

a. Agar Manusia Senantiasa Beriman
Iman menempati posisi tertinggi karena menuntun manusia untuk merealisasikan segenap ajaran Allah.

Iman mencangkup tiga hal, yaitu : Keyakinan dalam hati, Diucapkan dengan lisan, dan Dibuktikan
dengan perbuatan.

b. Agar Manusia Tetap Islam
Dinul Islam mengajarkan kepada manusia agar senantiasa dalam kondisi islam. Yakni taat, patuh, dan
tunduk serta berserah diri kepada Allah dengan landasa iman yang kokoh.

c. Agar Manusia Mampu Berbuat Ihsan
Iman sebagai landasan utama, islam sebagai bentuk ketaatan atau sikap untuk berbuat dan beramal, dan
ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan yang nyata. Ihsan kepada Allah, diri sendiri, sesama
manusia, dan ihsan terhadap semua makhluk lain yang diciptakan Allah.

3. PENGERTIAN ISLAM SEBAGAI AGAMA RAHMATAN LIL’AALAMIN.

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan
kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama
manusia.

Pertnyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan
dari firman Allah swt:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِینَ ﴿١٠٧﴾
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.(QS.Al-
Alnbiyah:107)
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana
yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim,
الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ :الرَّحْمة
 “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka
Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”.

Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan . Dengan hewan saja
tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-
ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus
dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalahrahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh
manusia. rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan
dengan kasih sayang.

Penafsiran Para Ahli Tafsir

1. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:

Para ahli tafsir berpendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah seluruh manusia yang dimaksud dalam ayat ini
adalah seluruh manusia baik mu’min dan kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja? Sebagian ahli tafsir
berpendapat, yang dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min maupun kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat
dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhudalam menafsirkan ayat ini:
ومن لم یؤمن با￾ ورسولھ عوفي مما أصاب الأمم من ,من آمن با￾ والیوم الآخر كتب لھ الرحمة في الدنیا والآخرة
الخسف والقذف
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun
siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa
musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar”
dalam riwayat yang lain:
ومن لم یؤمن بھ عوفي مما أصاب الأمم قبل ,تمت الرحمة لمن آمن بھ في الدنیا والآخرة
“Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman kepada Rasulullah. Sedangkan bagi
orang-orang yang enggan beriman, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa
umat terdahulu” Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang beriman saja. Mereka
membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat ini:
من آمن بھ وصدقھ :والعالمون ھاھنا .وقد جاء الأمر مجملا رحمة للعالمین ,فھو لھؤلاء فتنة ولھؤلاء رحمة
وأطاعھ
“Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada yang mendapat rahmah, walaupun
bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya umum, yaitu sebagai rahmat bagi seluruh manusia.

Seluruh manusia yang
dimaksud di sini adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, membenarkannya dan menaatinya” Pendapat yang benar dari dua pendapat ini adalah pendapat yang pertama, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas. Yaitu
Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik mu’min
maupun kafir.

Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. BeliauShallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke
dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak
disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah” (diterjemahkan secara
ringkas).

2. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi

Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
ومن لم یؤمن بھ سلم مما لحق الأمم ,كان محمد صلى الله علیھ وسلم رحمة لجمیع الناس فمن آمن بھ وصدق بھ سعد
من الخسف والغرق
“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan
membenarkan ajaran beliau, akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari
bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan air”

Ibnu Zaid berkata:
خاص المؤمنین بالعالمین أراد” Yang dimaksud ‘seluruh manusia’ dalam ayat ini adalah hanya orang-orang yang beriman”
3. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
“Maksud ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh
makhluk’. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
مھداة رحمة أنا إنما” Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)” Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.

Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan lilmu’minin‘, namun mengatakan ‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena
Allah Ta’ala ingin memberikan rahmat bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para Nabi,
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan yang besar. Beliau juga
menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan.

Beliaum memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia.Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu ditundanya hukuman bagi
mereka. Selain itu mereka pun tidak lagi ditimpa azab berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau
ditenggelamkan dengan air.

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa Islam Rahmatan Lil Alamin adalah agama yang memberikan
rahmat bagi seluruh alam.

Dengan diturunkannya QS. Al-Anfal :33,
وَمَا كَانَ اللهَُّ لِیُعَذِّبَھُمْ وَأَنتَ فِیھِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللهَُّ مُعَذِّبَھُمْ وَھُمْ یَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula)
Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”. Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya Allah tidak akan memberikan azab di dunia bagi umat nabi Muhammad,
melainkan ditunggu hingga datangnya hari kiamat.

Dan hal tersebut merupakan bentuk rahmat di dunia bagi umat nabi
Muhammad. Berbeda halnya dengan umat-umat Nabi terdahulu, bila ada yang kafir atau maksiat, maka atas perintah
Allah langsung diturunkan azab. Seperti hujan batu, banjir, atau angin topan dana lain-lain.

Jadi telah jelaslah dari
pembahasan diatas bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin dan tidak ada pembedaan antara muslim dan non muslim atas rahmat dunia. Karena rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat ammah kulla syai’ meliputi
segala hal, sehingga orang-orang non-muslim pun mendapatkan ke-rahman-an di dunia.

 Islam merupakan agama yang
pluralis, karena Islammengakui keberadaan semua bangsa, mengakui seluruh lapisan masyarakat, dan Islam juga
mengakui semua agama. Dengan adanya kesadaran untuk menghargai pluralisme merupakan bukti bahwa Islam
membawa rahmat bagi seluruh alam.

4. RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM

a. Akidah, Syariat, dan Akhlak

1. Akidah : Adalah kepercayaan ataupun keimanan yang timbul didalam hati manusia untuk mempercayai
dan mengimani bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa. Akidah sering dikaitkan dengan rukun iman
yang 6, yaitu : “Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada kitab, Iman kepada Rasul, Iman
kepada hari kiamat, dan Iman kepada Qado dan Qadar”.

2. Syariat : Adalah jalan ataupun ketentuan yang telah ditetapkan untuk tata cara dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Syariat juga sering disebut dengan sebuah panutan ataupun konsep dalam beribadah,
terkhususnya ialah didalam agama Islam.
Setelah manusia memiliki Iman atupun kepercayaan terhadap Islam, maka ia harus melaksanakan
kewajiban ataupun menjalankan syariat Islam yang telah ditetapkan. Ruang lingkup Syariat sering
dikaitkan dengan rukun Islam yang 5, yaitu : “Mengucapkan dua kalimat syahadat, menunaikan sholat,
puasa pada bulan ramadhan, zakat, dan menunaikan haji”.

3. Akhlak : Adalah buah yang dihasilkan dari hasil kerjasama yang baik antara Akidah dan Syariah.
Umat islam sangat dituntut agar selalu menjaga akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Karena,
tanpa akhlak yang baik, bisa saja semua amal kebaikan yang telah dikerjakan (Sesuai Syariat) tersebut akan
lenyap begitu saja ataupun sia-sia.
Sebenarnya, tiga hal yang telah disebutkan tersebut adalah sama-sama pentingnya. Tanpa satu dari
mereka, maka sia-sialah amal ibadah yang telah kita lakukan.
Akidah, Syariat, dan Akhlak. Mereka bagaikan sebongkah logam uang. Syariah adalah sisi
tengahnya, sementara Akidah dan Akhlak adalah sisi depan dan belakangnya. Jadi, uang logam tersebut
tidak akan berlaku lagi jika salah satu sisinya ada yang hilang.

b. Hablumminallah, dan Hablumminannas

1. Hablumminallah (Hubungan manusia dengan Tuhan)
Hubungan ini bersifat Vertical, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, meliputi kepercayaan
dan penyembahan. Oleh karena itu, Tuhan mengajarkan sistem iman dan sistem Ibadah. Yaitu, yang
pertama adalah rukun iman, dan yang kedua adalah rukun Islam.
Dasar yang diterapkan dalam kaidah ini ialah :
وماخلقت الجن والانس الا لئعبد ون
“Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembahku” (Adzariyat : 56)

2. Hablumminan-nas (Hubungan manusia dengan manusia)
Hubungan ini bersifat Horizontal, yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia serta
hubungannya dengan alam sekitar/lingkungan. Sebab itu, islam mempunyai ajaran-ajaran tentang sosial, ekonomi, politik, seni, budaya, pernikahan, harta pusaka, jihad, peperangan, damai, kesehatan, dan lain-
lain sebagainya.
Dalah menjaga hubungan ini, manusia harus bersikap tolong menolong antara satu sama lain untuk
mewujudkan kehidupan yang harmonis dan damai.
Dasar ini diterangkan oleh Allah dalam Al-Qur’an :
وتعاونواعلئ البروالتقوئ ولاتعاونواعل الاثم والعدوان
“Dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam berbuat kebaikan, dan janganlah kamu tolong
menolong dalam berbuat dosa dan kemaksiatan” (Q.S. Al-Maidah:2)

5. SUMBER-SUMBER POKOK AJARAN ISLAM

A. Alqur’an

Alqur’an adalah kitab suci umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw, untuk menjadi
pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
Menurut sebagian ulama Ushul, Alqur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
Saw dengan bahasa arab untuk diperhatikan dan diambil pengajaran nya oleh manusia yang dinukilkan
(dipindahkan) kepada kita dengan jalan khabar mutawatit yang ditulis dalam mushaf, dimulai dengan surat
Al-fatihah, dan diakhiri dengan surat An-nas (Munawar chalil 1971 : 120

B. Hadist

Hadist seringkali disamakan dengan Sunnah. Meskipun dua-duanya itu sama-sama berasal dari
Rasulullah Saw, akan tetapi keduanya itu sebenarnya memiliki perbedaan yang jelas.
Munawar Chalil menjelaskan bahwa :
As-sunnah ialah : Sesuatu yang merupakan perkataan-perkataan, perbuatan-perbuatan, dan taqrir
(penetapan) dari Rasulullah.
Hadist ialah : Keterangan-keterangan dari rasulullah yang sampai kepada kita.

6. KONSEP RAHMATAN LIL’AALAMIN

Agama islam Memang benar agama islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Namun banyak orang
yang salah kaprah dalam menafsirkannya. Sehingga banyak kesalahan dalam memahami praktek beragama
bahkan dalam hal yang fundamental yaitu akidah. Pernyataan bahwa islam adalah agama yang rahmatan
lil’alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala, “Kami tidak mengutus engkau (wahai
Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta”. Tugas Nabi Muhammad adalah
membawa rahmat bagi sekalian alam, maka itu pulalah risalah agama yang dibawanya. Tegasnya risalah Islam ialah mendatangkan rahmat buat seluruh alam. Lawan daripada rahmat ialah bencana dan malapetaka.

Maka jika dirumuskan ke dalam bentuk kalimat yang menggunakan kata peniadaan, kita lalu mendapat
pengertian baru tapi lebih tegas bahwa islam itu “bukan bencana alam”.
Dengan demikian kehadiran Islam di alam ini bukan untuk bencana dan malapetaka, tetapi untuk keselamatan untuk kesejahteraan dan untuk kebahagiaan manusia lahir dan batin, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam masyarakat.

Islam itu ibarat Ratu Adil yang menjadi tumpuan harapan
manusia. Ia harus mengangkat manusia dari kehinaan menjadi mulia, menunjuki manusia yang tersesat jalan.

Membebaskan manusia dari semua macam kezhaliman, melepaskan manusia dari rantai perbudakan,
memerdekakan manusia dari kemiskinan rohani dan materi, dan sebagainya. Tugas Islam memberikan dunia
hari depan yang cerah dan penuh harapan. Manusia akhirnya merasakan nikmat dan bahagia karena risalah Islam. Kebenaran Islam sebagai rahmat bagi manusia, terletak pada kesempurnaan Islam itu sendiri.

Islam adalah dalam satu kesatuan ajaran, ajaran yang satu dengan yang lainnya mempunyai nisbat dan
hubungan yang saling berkait. Maka Islam dapat kita lihat serempak dalam tiga segi yaitu aqidah, syari’ah dan
nizam. Dalam satu tinjuan, Islam adalah suatu aqidah atau keyakinan.

Mulai daripada Islam itu sendiri secara
totalitas adalah suatu keyakinan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan kebenarannya mutlak karena bersumber dari
yang Maha Mutlak. Maka segala yang diperintahkannya dan diizinkannya adalah suatu yang haq “Dan carilah
karunia yang Allah berikan kepadamu untuk keselamtan bagi negri akhirat, tapi janganlah engkau lupakan
masalahmu di dunia.

Diciptakanlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, janganlah
engkau berbuat kerusuhan di bmi, karena sesungguhnya Allah tidak senang bagi orang-orang yang berbuat
rusuh”. Yang menjadi tantangan besar umat Islam masa kini adalah Islam belum lagi terwujud risalahnya, ia
belum lagi menjadi rahmat bagi manusia. Karenanya kita harus mengadakan koreksi total terhadap cara-cara
hidup kita, baik dalam bidang ubudiyah maupun dalam bidang mu’amalah.
 Umat Islam dilarang menjadi umat pengekor, tetapi sebagai pengendali. Tidak pula boleh menjadi
gerobak yang ditarik ke mana-mana, tetapi sebagai lokomotip yang menarik dan bertenaga besar.

Islam tidak
condong ke Barat dan tidak pula miring ke Timur, tapi Islam tampil ke tengah-tengah mengajak seluruh benua,
ras dan bangsa untuk berkiblat kepadanya. Islamlah yang harus memimpin jalannya sejarah menuju kepada
hidup dan kehidupan yang bahagia (hayatun thayyibatun) dalam rangka masyarakat yang sejahtera dan
bahagia di bawah naungan ampunan Allah (baldatun thayyibatun wa rabbun ghofuur). Betapa tinggi fungsi
umat Islam di tengah-tengah kancah kehidupan manusia, Allah berfirman :
“Kamu adalah umat yang paling baik, yang ditempatkan ke tengah-tengah manusia, untuk memimpin
kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan percaya penuh kepada Allah”.

C. KESIMPULAN
Implementasi rahmat bagi semesta alam sudah meluas hampir ke berbagai belahan dunia. Secara
etimologis, Islam berarti damai, sedangkan rahmatan lil `alamin berarti `kasih sayang bagi semesta alam.
Maka yang dimaksud dengan Islam Rahmatan lil'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan
masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Rahmatan lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran, yaitu sebagaimana
firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
 “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
 Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan sendirinya akan
mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.Dalam segi teologis, Islam memberi
rumusan tegas yang harus diyakini oleh setiap pemeluknya, tetapi hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa nonmuslim memeluk Islam. Begitu halnya dalam tataran ritual yang memang sudah ditentukan
operasionalnya dalam Alquran dan Hadits.

Namun, dalam konteks sosial, Islam sesungguhnya hanya berbicara
mengenai ketentuan-ketentuan dasar atau pilar-pilamya yang penerj emahan operasionalnya secara detail dan
komprehensif tergantung pada kesepakatan dan pemahaman masing-masing komunitas, yang tentu memiliki
keunikan berdasarkan keberagaman lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.


*********
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Al-Islam 1, karya Zainuddin, S, Ag dan Muhammad Jamhari, S. Ag, Halaman: 13-30.
2. Buku Studi Tentang Pemahaman Islam, karya Ahmad Zuhdi. Ma, Halaman: 50 dan 86.
2. https://saidalfaraby.wordpress.com/2009/12/29/islam-adalah-agama-rahmatan-lil-
alamin
3. https://www.kompasiana.com/zannoism/islam-rahmatan-lil-alamin

DOWNLOAD

Comments

Popular posts from this blog

Kisah pertarungan burung srigunting vs elang siraja udara

TERNYATA KEBERADAAN TEMBOK YA'JUJ WA MA'JUJ ADA DI....

Sejarah Desa Koto Petai